Naturalisasi Diaspora: PSSI Perluas Talent Pool, Coach Mochi yang Tentukan

7 Juli 2024 10:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
clock
Diperbarui 18 Juli 2024 15:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Vivin Cahyani, Exco PSSI dan Komite Sepak Bola Wanita. Foto: Andi Fajar/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Vivin Cahyani, Exco PSSI dan Komite Sepak Bola Wanita. Foto: Andi Fajar/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PSSI tengah gencar melakukan pencarian pemain diaspora untuk Timnas Wanita Indonesia. Upaya tersebut mereka lakukan sejak pertengahan tahun ini.
ADVERTISEMENT
Terbaru, empat pemain dipanggil untuk menjalani trial, namun hanya tiga yang memenuhi panggilan: Noa Leatomu, Estella Loupatty, dan Sydney Hopper. Satu nama lainnya, yakni Djenna de Jong tak bisa memenuhi panggilan karena menjalani operasi amandel.
PSSI bilang, ini baru awal. Beberapa nama lain akan didekati dan dipanggil untuk memperkuat Timnas Wanita Indonesia. Lantas, apa landasan utama PSSI memanggil para diaspora untuk Timnas Putri?
Vivin Sungkono Cahyani, Exco PSSI sekaligus Komite Sepak Bola Wanita, menuturkan jika pemanggilan diaspora ini dilakukan untuk memperluas talent pool pemain wanita. Tujuannya agar Coach Satoru Mochizuki punya lebih banyak pemain berkualitas di timnya.
PSSI hanya memanggil nama-nama diaspora yang mau untuk membela Indonesia. Tapi, keputusan untuk menaturalisasi sang pemain tetap ada di tangan pelatih kepala yang dijabat Coach Mochi.
ADVERTISEMENT
"Ya paling enggak, kita kasih kesempatan untuk mereka trial ya. Keputusan terakhir bukan di saya," ujar Vivin dalam wawancara eksklusif bersama kumparanBOLANITA, Selasa (2/7) di Stadion Madya, Jakarta.
"Keputusan tetap di Coach Mochi: Memberikan rekomendasi atau tidak? Kalau memberikan rekomendasi, mereka bisa masuk ke tim, ya kita lanjutkan proses," sambungnya.
Exco PSSI & Ketua Komite Sepak Bola Wanita Indonesia, Vivin Cahyani Foto: Andi Fajar/kumparan
Menurut Vivin, diaspora yang ia panggil tak semuanya perlu dilakukan proses naturalisasi. Ada segelintir pemain yang sudah mengantongi paspor Indonesia dan bisa langsung membela 'Garuda Pertiwi', Sydney Hopper salah satunya.
"Bahkan, beberapa kita enggak perlu naturalisasi. Karena seperti Sydney, itu sudah pegang paspor Indonesia. Dia masih warga negara Indonesia. Kebetulan dia tumbuh besarnya di Amerika," kata Vivin.
Vivin Cahyani mengungkap bahwa kebijakan naturalisasi pemain diaspora ini sudah lama direncanakan. Kebijakan ini hadir di bawah kepemimpinan Erick Thohir yang ingin fokus membenahi timnasnya lebih dulu agar berprestasi.
ADVERTISEMENT
“Memang butuh waktulah untuk masuk ke sepak bola putri. Nah, sekarang saya mendapatkan full endorsement untuk bisa memikirkan apa yang terbaik yang bisa kita berikan untuk prestasi sepak bola wanita ini,” tutur Vivin.
“Salah satu quick win yang kita jalankan adalah kita membuka ruang sebesar-besarnya, memanggil anak-anak kita yang dari luar, yang memang punya darah Indonesia. Itu benar-benar harus dicek keabsahannya, benar-benar harus ada garis keturunannya dan harus bisa dibuktikan,” pungkasnya.
Noa Leatomu dan Estella Loupatty jalani TC di Timnas Wanita Indonesia, Selasa (25/6/2024). Foto: PSSI
Kini, ada tiga pemain diaspora yang tengah menjalani trial bersama Timnas Wanita Indonesia. Namun, Noa dan Estella harus menjalani proses naturalisasi lebih dulu jika dibutuhkan oleh Coach Mochi.
Sementara itu, Sydney Hopper yang mengantongi paspor Indonesia juga kemungkinan besar belum bisa memperkuat 'Garuda Pertiwi' di Hong Kong pada 11 & 14 Juli nanti. Paspor Indonesia yang dimilikinya saat ini expired. Namun, jika Coach Mochi membutuhkan PSSI kabarnya siap mengurus hal ini lebih cepat.
ADVERTISEMENT