Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Pemain Timnas Wanita Mali Diskors karena Ungkap “Busuknya” Federasi
14 September 2023 11:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Tiga pemain Timnas Wanita Mali dikabarkan diskors oleh federasi mereka sendiri, Femafoot. Skorsing dilakukan usai ketiganya melakukan protes terkait gaji mereka yang tak kunjung dibayarkan oleh Femafoot sejak 2018 silam.
ADVERTISEMENT
Ketiga pemain Timnas Wanita Mali, Fatoumata Karentao (kapten), Coulouba Sogore, dan Aissata Traore, mengatakan bahwa Femafoot tidak peduli dengan sepak bola wanita. Bukti terlihat ketika Karentao, Sogore, Traore, dan rekan-rekannya yang lain belum juga mendapatkan hak gajinya hingga saat ini.
Mengutip The Guardian, Kamis (14/9), aksi protes dilakukan ketika tim berjuluk Les Aiglonnes itu menang atas Burkina Faso pada leg pertama kualifikasi Olimpiade 2024 di Benin (12/7). Saat itu, seluruh Timnas Mali dijadwalkan kembali ke Mali dan menjalani sesi latihan untuk mempersiapkan pertandingan leg kedua yang digelar pada 18 Juli.
Namun, alih-alih bergabung ke kamp pelatihan, Karentao, Sogore, dan Traore malah dipulangkan ke rumah mereka masing-masing. Lebih parahnya lagi, ketiganya tidak diberikan uang transport layak, kecuali seribu franch atau Rp25 ribu dari salah satu karyawan Femafoot yang “mengasihani mereka”.
ADVERTISEMENT
Ketiganya kemudian diberitahu oleh presiden sepak bola wanita di Femafoot, Famaga Dembele, bahwa mereka tidak akan berlaga di leg kedua kualifikasi karena diskors. Kapten Les Aiglonnes, Karentao, bahkan diancam oleh Dembele bahwa dirinya akan dipecat.
“Saya sedang berbicara dengan presiden dan dia meminta saya untuk mempublikasikan di media sosial saya bahwa semuanya baik-baik saja usai dia melihat postingan saya,” ujar Karentao.
“Saya bilang saya tidak bisa (pura-pura masalah beres) sampai kami menerima uang kami. Ketika kami berada di Benin, ketika kami baru memulai protes ini, dia (Dembele) memberi tahu saya bahwa saya akan dipecat dari tim segera setelah kami kembali ke Mali,” imbuhnya kemudian.
Salah satu pemain yang diskors, Aissata Traore, turut angkat bicara. Ia mengungkapkan jika skorsing yang ditujukan kepadanya dan dua rekannya itu tak dilandasi dengan surat resmi dari federasi.
ADVERTISEMENT
“Ini memalukan. Saya tidak bisa mempercayainya. Kami menerima telepon dari pelatih dan ia memberi tahu soal skorsing. (Tapi) kami tidak menerima surat apa pun. Tidak ada,” ungkap Traore dengan rasa kecewa.
FIFA dikabarkan telah memberikan dana yang cukup untuk membantu perkembangan sepak bola wanita di Mali. Ironisnya, banyak dari para pemain yang tak kunjung mendapatkan haknya.
“Kami berjuang untuk hak-hak kami. Kami hanya meminta utang mereka kepada kami. FIFA (telah) memberikan uang kepada Femafoot setiap tahun untuk pengembangan sepak bola wanita. Saya bertanya, di mana uangnya?” tanya Traore dengan berapi-api.
“Kami berharap ada perubahan suatu hari nanti, tapi bagaimana caranya? Lihatlah apa yang terjadi. Kami protes dan sekarang kami diskors,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Pemain terakhir yang terkena dampak dari busuknya federasi adalah Coulouba Sogore. Perempuan yang kini berusia 26 tahun itu mengklaim bahwa sebagian besar Timnas Wanita Mali belum mendapatkan gajinya usai finis di posisi empat Piala Afrika pada 2018 lalu.
“Sudah lima tahun,” kata Sogore. “Saya bahkan sampai tidak tahu berapa jumlah utang mereka kepada kami. Mereka sama sekali tidak peduli dengan sepak bola wanita. Kami hanya meminta hak kami, tidak lebih.”
Sementara itu, Mali, yang bermain imbang 2-2 di leg dua kontra Burkina Faso, dijadwalkan akan menghadapi Zambia di fase lanjutan kualifikasi Olimpiade 2024. Beruntung, masa skorsing ketiga pemain itu telah dicabut usai pejabat tim mengirim pesan teks kepada mereka yang berisi instruksi agar para pemain itu segera melapor untuk latihan di esok paginya.
ADVERTISEMENT