Profil Diva Aulia Putri, Winger Lincah Kesayangan Bandung
1 November 2025 10:37 WIB
·
waktu baca 3 menit
Profil Diva Aulia Putri, Winger Lincah Kesayangan Bandung
Diva Aulia Putri, pesepak bola wanita asal Bandung, mencuri perhatian dalam penampilannya di Piala AFF U-16 dan Kualifikasi Piala Asia U-17. Simak profilnya di sini. #bolanita #bola #bolasports #textkumparanBOLANITA

ADVERTISEMENT
Diva Aulia Putri belum genap 15 tahun saat namanya dielu-elukan di Stadion Manahan, Solo, Agustus lalu. Berlari di sisi kanan lapangan, pemain bernomor punggung 21 itu meliuk membuat bek kiri Timor Leste pontang-panting.
ADVERTISEMENT
Kala membela Timnas Wanita Indonesia U-16 itu, Diva jadi salah satu pemain yang mencuat dari tim yang rata-rata memang tampil apik.
Tak heran karenanya, ketika nama Diva kembali masuk saat Timnas Wanita Indonesia U-17 berlaga di Kualifikasi Piala Asia Wanita U-17 2026 di Myanmar. Menghadapi Makau, Diva juga tampil cukup baik. Ia membantu Indonesia menang 2-0 atas Makau.
Sayang, Indonesia gagal lolos usai takluk di tangan tuan rumah Myanmar pada laga kedua. Meski begitu, penampilan yang ditunjukkan Diva dan pemain-pemain setim sepanjang turnamen cukup membuat publik terpesona dan berharap banyak di masa depan.
Biodata Diva Aulia Putri
Diva lahir di Bandung, 25 November 2010. Kini, ia baru kelas 9 di SMP N 45 Bandung. Di usia yang masih sangat belia itu, Diva dua kali bergabung bersama Timnas Wanita Indonesia yakni di U-16 dan U-17.
ADVERTISEMENT
“Nervous ya, pertama kali. Mainnya kayak tegang, panik. Tapi, belajar dari biar nggak nervous. ‘Tenang, Diva, dibawa tenang,’” tutur Diva mengulangi caranya menenangkan diri di lapangan.
Rasa grogi itu dimaklumi, sebab memang baru tahun ini ia bergabung dengan tim nasional. Sebelumnya, ia bermain di klub dan SSB di kelompok umur U-15 di level regional. Peningkatan level ke internasional tentu membawa tantangan tersendiri.
“Bangga banget sih, karena orang tua juga ngedukung. Suporter support Diva juga, ada yang banyak support Diva. Senang aja juga, bisa (membagikan) bahagia ke yang lain juga,” kata Diva kepada kumparanBOLANITA, Sabtu (25/11) di Pusdikpom Cimahi, Jawa Barat.
Bermula dari Jaipong
Siapa sangka, winger lincah itu lebih dulu jadi penari sebelum berlari dan mencetak gol. Diva mengaku, tari jaipong jadi pilihan aktivitas pertamanya saat masih belia dulu.
ADVERTISEMENT
“Dari jaipong sih dulu. Keluarga tuh support yang mana aja, yang penting ada kegiatan, nggak cuma di rumah. Aku coba di jaipongan, tapi ternyata kurang rajin akunya,” kata Diva.
Pilihan kegiatan lainnya tak banyak. Namun, kisah Diva, ada lapangan kecil di sekitar rumahnya yang rutin jadi ajang anak-anak bermain sepak bola.
“Jadi aku ikut di situ aja dulu. Ternyata mamah pulang kerja ngelihat, ‘Dipa mending main aja sih, Dede main aja di SSB ya.’ Ternyata boleh ikut,” ujar Diva mengisahkan awalnya terlibat sepak bola secara lebih serius.
Coba Segala Posisi
SSB Al Jafar adalah sekolah sepak bola pertamanya. Mirip dengan cerita pesepak bola wanita di Indonesia, mereka harus bermain bersama laki-laki karena ketersediaan SSB perempuan yang minim. Meski begitu, selalu muncul segelintir perempuan di antara turnamen yang isinya laki-laki.
ADVERTISEMENT
“Pas pertandingan tuh kan di turnamen pasti ada ceweknya, tiap SSB. Itu aku agak kaget aja, takutnya aku kurang bagus mainnya,” tuturnya.
Namun kekhawatiran itu perlahan sirna. Diva terbukti punya skillset dan kemauan yang lebih untuk berkembang. Bersama tim laki-laki, Diva bahkan dicoba bermain dalam beberapa posisi, dari wingback, sayap, striker, bahkan gelandang tengah.
“Di SSB laki-laki tuh kadang di back, wing back, sayap, striker. Terus di Saswco Mojang pernah cobain jadi gelandang. Pokoknya acak-acak aja sih,” katanya.
Meski begitu, kini Diva makin matang dan permainannya makin paten. Pun begitu soal posisi.
“Tapi di sayap aku nyaman aja. Ternyata posisi aku di situ. Setelah sekian lama aku nyari posisi, ternyata aku cocoknya di sayap,” ujar Diva.
ADVERTISEMENT
