Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Profil Jonatan Giráldez, Tangan Emas di Balik Generasi Emas Barcelona Femeni
19 Desember 2023 14:19 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Jonatan Giráldez, pelatih Barcelona Wanita, baru saja menyampaikan keputusannya untuk tak lagi menangani Blaugrana sejak akhir musim nanti. Keputusan yang cenderung tiba-tiba ini menimbulkan banyak pertanyaan, mengingat berbagai prestasi Barcelona yang diraih hadir, salah satunya, berkat tangan emas dari seorang Giráldez.
ADVERTISEMENT
Sebelum datang ke Blaugrana, Giráldez sempat menetap di Catalonia sejak masih berusia 20 tahun. Di sana, ia menjabat sebagai pelatih untuk kali pertama, yakni Timnas Catalonia U-12.
Di samping itu, pemilik nama lengkap Jonatan Giráldez Costas tersebut pernah menempuh karier sebagai analis tim dan pelatih kebugaran di timnas putra dan putri Catalonia. Giráldez juga sempat mengajar di sekolah kepelatihan, universitas, hingga menjadi komentator sepak bola di salah satu stasiun televisi.
Berkat keseriusannya di dunia kepelatihan, Giraldez akhirnya “nyangkut” di FC Barcelona, klub nomor satu di Spanyol, baik di sektor pria ataupun wanita. Namanya pun kian melejit mulai dari saat itu.
Lahirkan Berbagai Prestasi untuk Blaugrana
Empat tahun silam, Jonatan Giráldez merupakan asisten pelatih Lluís Cortés di FC Barcelona Femeni selama dua setengah musim. Setelah Cortés hengkang karena keretakan hubungan dengan beberapa pemain Blaugrana, Giráldez pun mengambil alih jabatan tersebut.
ADVERTISEMENT
Pada Juli 2021, Giráldez mulai menangani tim wanita Barcelona setelah menandatangani kontrak selama satu tahun. Di musim pertamanya melatih, ia mampu membawa timnya meraih tiga gelar juara, antara lain Liga Spanyol Wanita, Copa de la Reina, dan Supercopa de Espana.
Tak heran jika Marca, surat kabar harian Spanyol, menganugerahinya sebagai Pelatih Terbaik 2021/22. Apalagi di musim berikutnya, pria berusia 32 tahun itu semakin menunjukkan “keganasannya”.
Ya, Jonatan Giráldez Costas sukses mengantarkan Barcelona meraih gelar Liga Champions Wanita 2022/23 untuk yang kedua kalinya setelah musim 2020/21. Di sana, Bonmati cs menundukkan tim Jerman, Wolfsburg, dengan skor 3-2 di partai final.
Di tahun yang sama, Barcelona juga berhasil menjuarai Liga F atau Liga Spanyol Wanita setelah memuncaki klasemen akhir dengan torehan 85 poin. Dari 30 pertandingan yang dijalani, mereka hanya kalah satu kali.
ADVERTISEMENT
Di musim ini, Barcelona sama garangnya. Di dua kompetisi yang mereka jalani, Liga Champions dan Liga Spanyol, mereka sama sekali belum pernah tumbang dari tim mana pun.
Sederet kesuksesan itu membuat Giráldez masuk dalam nominee Pelatih Wanita Terbaik FIFA 2023 yang diumumkan pada awal pekan ini. Ia bersanding dengan dua pelatih top lainnya, yakni Emma Hayes (Chelsea) dan Sarina Wiegman (Timnas Inggris).
Akhiri Karier Gemilangnya di Barcelona
Setelah dua tahun berkarier, Jonatan Giráldez memutuskan hengkang dari Barcelona pada akhir musim nanti. Keputusan itu diumumkan saat sesi konferensi pers, Senin (18/12) kemarin.
“Saya memberi tahu klub (Barcelona) bahwa saya tidak berniat untuk memperbarui kontrak saya. Jumat lalu, saya memberi tahu para pemain dan staf tentang situasi ini,” ungkap Giráldez , seperti dikutip dari laman resmi Barcelona pada Selasa (19/12).
ADVERTISEMENT
Sebelum betul-betul mengakhiri masa jabatannya, Jonatan Giráldez punya satu ambisi kuat. Ia ingin Blaugrana meraih setiap gelar kompetisi yang diikutinya, terutama Liga Champions Wanita 2023/24.
Pindah ke Liga Amerika Serikat?
Jonatan Giráldez digadang-gadang bakal melatih salah satu klub dari Liga Sepak Bola Wanita Nasional (NWSL) Amerika Serikat, Washington Spirit. Laporan itu muncul dari salah satu media berita Spanyol, Relevo.
Bukan hal yang mustahil, memang. Apalagi, Giráldez juga tak berniat untuk pindah ke klub yang masih dalam lingkup Benua Eropa.
“Saya hanya bisa mengatakan bahwa ini terjadi di luar Eropa. Saya tidak ingin bersaing dengan Barcelona,” pungkasnya, seperti yang dikutip dari AS, Selasa (19/12).