Rencana Liga 1 Putri 2026 Nggak Mau Dimajuin? Erick Thohir: Nggak, Sabar!

14 Mei 2024 12:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Erick Thohir dan Satoru Mochizuki, pelatih baru Timnas Wanita Indonesia. Foto: Dok. PSSI
zoom-in-whitePerbesar
Erick Thohir dan Satoru Mochizuki, pelatih baru Timnas Wanita Indonesia. Foto: Dok. PSSI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penampilan buruk Timnas Indonesia di Piala Asia Wanita U-17 yang diselenggarakan di Bali awal Mei 2024 ini memancing beragam reaksi dari masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Beberapa menyesalkan kemampuan pemain, lainnya mempertanyakan ofisial dan proses seleksi pemain, sementara yang sadar menghujat kinerja PSSI yang mestinya bertanggung jawab.
Untungnya, Ketua Umum PSSI Erick Thohir tidak bersembunyi. Usai laga terakhir ketika Indonesia dilumat Korea Utara 0-9, Erick yang turut menonton pertandingan menjawab beberapa pertanyaan dari wartawan yang meneruskan kegelisahan masyarakat.
Salah satunya adalah soal rencana PSSI yang baru akan menggelar Liga 1 Putri pada 2026—itu pun kalau benar-benar jadi.
Muncul pertanyaan, dengan bukti yang begitu jelas bahwa sepak bola wanita Indonesia jauh tertinggal dari negara-negara lain, apakah tidak ada niatan untuk mempercepat kembalinya Liga 1 Putri?
“Nggak. Belom! Sabar. Ya kita ini ibarat lagi baru melek. Jangan diburu lari, jatuh nanti,” ujar Erick.
ADVERTISEMENT
Ia bilang, pengembangan grassroots akan dibikin jadi fokus lebih dulu, dan itu yang akan dikerjakannya pada 2024-2025. PSSI, juga ASBWI, mengatakan akan kembali menggulirkan beberapa kompetisi U-15 dan U-17 seperti Piala Pertiwi dan ASBWI Cup.
“Nah ini dulu 2-3 tahun, tim nasional konsisten 2-3 tahun, baru Liga 1 Putri tahun 2026,” ujar Erick.
Sebelum pernyataan Erick Thohir, Sekjen ASBWI Souraiya Farina lebih dulu membocorkan soal Liga 1 Putri yang akan digelar pada 2026 ini. Ia bilang, hal-hal seperti lisensi, struktur, badan hukum, dan personel yang jelas harus diurus lebih dulu sebelum memaksakan untuk menggelar Liga 1 Putri.
“Nah, kita bicara kompetisinya, kalau kita langsung serta merta adakan kompetisinya, tanpa memikirkan fondasinya, itu juga sama juga kosong,” ujar Farina.
ADVERTISEMENT