Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Satoru Mochizuki Konsisten Bawa Pemain U-17 ke Tim Senior, Ini Alasannya
3 September 2024 16:16 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Pelatih Timnas Wanita Indonesia, Satoru Mochizuki, selalu memberi kesempatan kepada pemain U-17 untuk bermain dalam di pertandingan tim senior. Termasuk, ketika Garuda Pertiwi beruji coba melawan Singapura, Bahrain, dan Hong Kong.
ADVERTISEMENT
Pada kesempatan itu, Mochi—panggilan akrab Satoru Mochizuki—memanggil beberapa pemain muda yang tampil di Piala Asia Wanita U-17 2024. Mereka adalah Claudia Scheunemann, Nabila Divany, Kikka Putri, Jenna Almira, Allya Putri, Syafia Tristalia, dan Nabila Saputri.
Pelatih berusia 60 tahun itu kemudian menjelaskan alasannya memboyong pemain muda bergabung ke tim senior. Menurutnya, langkah ini bertujuan untuk memotivasi para pemain muda agar memiliki mimpi besar, yaitu membawa lambang Garuda ke Piala Dunia Wanita.
"Dalam beberapa kesempatan, saya memang memasukkan pemain U-17 ke tim senior. Saya ingin mereka punya impian besar untuk sepak bola Indonesia," kata Mochi ketika diwawancarai kumparanBOLANITA di Jakarta, Rabu (17/7).
“Tujuannya, dalam 10 tahun ke depan, Indonesia bisa masuk Piala Dunia. Jika kita melihat ke sana tentunya para pemain muda ini sangat penting. Untuk itu ya berpusat ke anak-anak, pemain-pemain muda, ya U-15 untuk biar dapat mewujudkan impian besar tersebut,” kata Mochi.
ADVERTISEMENT
Menariknya, para pemain muda yang dipanggil Mochi tidak hanya sekadar melengkapi skuad, tetapi juga dipercaya tampil sebagai starter. Nabila Divany, misalnya, menjadi duet tangguh bagi Shafira Ika Putri di jantung pertahanan. Sementara di lini depan, Claudia berhasil mencetak beberapa gol dalam uji coba tersebut.
Pertama, saat Indonesia menjamu Singapura di Stadion Madya, Senayan, Jakarta Pusat, pada 28 Mei lalu. Claudia yang berposisi sebagai striker sukses menyumbang dua gol. Gol pertama ia lesakkan dari luar kotak penalti, lalu gol kedua adalah tendangan dari titik putih. Dua gol itu membawa Garuda Pertiwi menang 5-1 atas Singapura.
Yang kedua adalah saat pasukan Satoru Mochizuki bertandang ke Bahrain. Dalam dua pertandingan melawan tuan rumah, Claudia berhasil mencetak dua gol, membantu Indonesia meraih kemenangan 3-2 dan 3-0 atas Bahrain.
Lantas, bagaimana dengan hubungan antara pemain junior dan senior di Timnas Wanita Indonesia? Adakah senioritas karena perbedaan usia dan jam terbang?
ADVERTISEMENT
Zahra Muzdalifah, pemain yang sudah debut di timnas sejak 2018 lalu itu, menjawab pertanyaan tersebut dengan tegas. Katanya, tak ada senioritas di antara Garuda Pertiwi muda dan senior karena ia sendiri mengaku tak suka dengan hal itu.
“Oh, nggak ada (gap senior-junior). Aku paling nggak suka banget namanya senioritas. Mau kamu muda atau tua, kalau kamu punya kemampuan, kita sama-sama bareng,” ujar Zahra usai pertandingan Indonesia vs Singapura di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, Selasa (28/5).
Hal senada juga dituturkan oleh gelandang Garuda Pertiwi, Helsya Maeisyaroh. Pemain Ryukyu Sakura FC itu menanggapi soal komposisi tim racikan sang pelatih yang menggabungkan pemain senior dan junior di laga kontra Singapura.
“Kalau menurut aku yang sekarang tuh nggak ngebedain yang senior atau junior. Kalau di lapangan kita semua satu tim, kita semua satu Indonesia. Untungnya kita bisa cepat bekerja sama juga. Aku sangat-sangat bangga sama tim ini,” ungkap Helsya kepada awak media.
ADVERTISEMENT
Agaknya, strategi Mochi untuk menggabungkan komposisi pemain senior dan junior ini punya banyak manfaat buat tim. Di satu sisi, pemain senior jadi lebih termotivasi dengan datangnya “pesaing baru” mereka. Di sisi lain, pemain muda juga memberikan energi dan semangat yang segar untuk dinamika tim.
"Anak-anak muda itu tentunya memiliki motivasi dan semangat yang besar, makanya mereka dikumpulkan dan bisa dicoba untuk masuk timnas," tutup Mochi.