Sekjen ASBWI soal Liga 1 Putri: Banyak Hal Lain yang Perlu Dibenahi Dulu

16 Agustus 2023 12:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Launching Bolanita. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Launching Bolanita. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tak terasa kita sudah memasuki tahun keempat sejak hiatusnya Liga 1 Putri pada 2019 lalu. Semua orang bertanya-tanya, kapan sih turnamennya dimulai kembali?
ADVERTISEMENT
Kita sudah sampai bosan mendengar jawaban dari stakeholder, yang selalu saja menjawab: sedang direncanakan, sedang dalam tahap diskusi, dan berbagai macam wacana lainnya.
Namun, sebenarnya wajar saja jika rencana menggulirkan kembali Liga 1 Putri memakan waktu yang lama. Toh, membangun liga sepak bola wanita tak semudah membalikkan telapak tangan. Berbagai macam perkara mendasar yang menghamba perkembangan sepak bola wanita, tentu perlu diperbaiki terlebih dahulu.
Pendapat itulah yang diutarakan langsung oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) ASBWI, Souraiya Farina. Menurutnya, ada beberapa persoalan yang perlu dibenahi sebelum membangun sepak bola wanita ke tingkat yang lebih profesional.
“Kita harus memperbaiki semuanya. Karena permasalahannya bukan cuma uang, bukan cuma permasalahan ‘orang tuanya mau nganterin anak atau nggak’, bukan juga (sekadar) masalah sosial dan budaya,” ujar Farina saat menjadi salah satu pembicara di acara kumparanBOLANITA x Hangout, Selasa (15/8).
ADVERTISEMENT
“Ada 11 masalah di sepak bola wanita, termasuk hutang. Itu juga salah satu tantangan di sepak bola wanita, dan itu semua kita solusikan dengan mengubah image,” imbuhnya kemudian.
Menurutnya, sekonyong-konyong menjalankan Liga 1 Putri juga tidak akan menyelesaikan masalah yang lebih besar. Beberapa masalah fundamental seperti aturan pemain hingga aturan kompetisi itu sendiri, dianggap perlu lebih dulu diluruskan untuk menjawab mengapa pada akhirnya Liga 1 Putri masih tetap hiatus, setidaknya sampai tahun ini.
“2019 ketika ada Liga 1 (putri), teman-teman di sini ada yang bisa bersaksi, apakah pemainnya benar-benar sudah digaji? Apakah pemainnya sudah dapat haknya? Apakah pemainnya bisa dialih status? Amatir, profesional? Balik lagi itu saja. Kalau pemain mau (bermain) ke luar negeri, harus ada profesinya,” tukas Farina.
ADVERTISEMENT
Kendati diterjang badai permasalahan, namun Farina mengaku bahwa saat ini pihaknya dan PSSI tengah berunding menentukan waktu yang tepat untuk menggelar kembali Liga 1 Putri di Indonesia.
“Insyaallah, kalau tahun ini (Liga 1 Putri) rasanya tidak, karena programnya sudah padat banget. Nah, kemungkinan besarnya sih tahun besok,” ungkap Farina saat ditemui di Lapangan Latihan 1 Jakarta International Stadium (JIS), Senin (14/8).