5 Mitos Seputar Protein Nabati untuk Diet Vegan dan Faktanya

27 November 2019 18:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Makanan vegan (square) Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Makanan vegan (square) Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Untuk menjaga pola hidup sehat, tak sedikit orang yang mulai menerapkan pola makan tertentu, seperti diet vegan. Ketika menjalani diet vegan, mereka akan membatasi konsumsi bahan makanan dari hewani, dan hanya fokus pada makanan dari nabati saja.
ADVERTISEMENT
Meski dianggap lebih menyehatkan, tak sedikit rumor dan mitos yang beredar mengenai diet vegan, terutama dari segi asupan nutrisi. Banyak yang menganggap kalau asupan protein tak bisa dipenuhi hanya dengan mengonsumsi tanaman saja.
Namun, apakah faktanya memang benar demikian? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini, yuk:
1. Protein nabati tak sebaik protein hewani
Ilustrasi Vegan Foto: Shutter Stock
Banyak mitos yang menganggap kalau protein nabati kualitasnya tak sebaik protein hewani. Padahal faktanya, menurut The American Journal of Clinical Nutrition, kualitas gizi makanan ditentukan oleh sumber dan kombinasi dalam pola makannya.
Bila paduan bahan-bahannya tepat dan bisa melengkapi nutrisi tubuh, kualitas protein vegan pun bisa sama baiknya seperti protein hewani.
2. Protein nabati harus dikonsumsi dalam waktu yang sama
Ilustrasi Vegan Foto: Shutter Stock
Untuk mendapatkan nilai nutrisi yang tinggi saat menjalani pola makan vegan, banyak yang beranggapan kalau harus mengonsumsi protein nabati yang beragam dan menyantapnya sekaligus dalam satu waktu.
ADVERTISEMENT
Padahal, protein nabati ini tak harus disantap dengan cara seperti itu. Yang lebih penting, justru menyeimbangkan berbagai jenis nutrisi lainnya, agar kebutuhan gizi sehari-hari para vegan dapat terpenuhi.
3. Protein nabati sulit untuk dicerna
Ilustrasi mengonsumsi makanan vegetaraian dan vegan Foto: Shutterstock
Banyak orang berpikir kalau protein nabati sulit untuk dicerna, karena kandungan seratnya yang tinggi.
Dikutip dari The American Journal of Clinical Nutrition, pada dasarnya, daya cerna tubuh bisa bervariasi. Tergantung dari mana bahan makanan tersebut didapatkan, serta bagaimana proses pengolahannya.
4. Konsumsi protein nabati saja tak bisa memenuhi kebutuhan protein tubuh
Ilustrasi Vegan Foto: Shutter Stock
Salah satu mitos mengenai protein nabati yang paling banyak beredar adalah konsumsinya yang tak bisa memenuhi kebutuhan tubuh. Faktanya, kita bisa menemukan berbagai jenis protein, bahkan dalam jumlah yang banyak.
ADVERTISEMENT
Siapapun yang mengonsumsi berbagai sayuran hijau, buah-buahan, bji-bijian, dan kacang-kacangan telah mendapatkan protein yang tak hanya cukup, tapi juga tepat bagi tubuh.
Selain itu, proses pencernaan dan sintesis protein sangatlah kompleks, bahkan tubuh kita bisa memproduksinya sendiri dengan pola makan yang tepat.
5. Kandungan nutrisi pada protein nabati tidak seimbang dan nilai nutrisinya terbatas
Vegan tacos buatan Yosie Ariyani di Jalan Batu Merah, Pejaten Timur, Jakarta, Selasa, (26/3). Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
Banyak orang menganggap, absennya kandungan asam amino menyebabkan kebutuhan gizi tubuh tak terpenuhi dengan baik, dan jadi tidak seimbang. Menurut The American Journal of Nutrition, kurangnya asam amino sejatinya tak menjadi masalah kesehatan yang krusial.
Sementara, faktor utama penyebab ketidak seimbangan gizi dalam tubuh justru dipicu akibat konsumsi makanan olahan (highly processed food). Selain itu, dalam menyeimbangkan pola makan vegan, yang penting adalah mengonsumsi makanan alami dan utuh yang berasal dari berbagai sumber --khususnya tanaman.
ADVERTISEMENT