news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

5 Negara yang Terbiasa Makan Serangga

28 Oktober 2019 8:03 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi serangga goreng Foto: dok.shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi serangga goreng Foto: dok.shutterstock
ADVERTISEMENT
Beberapa tahun belakangan serangga digadang-gadang menjadi makanan unik dan sehat. Binatang kecil ini dipercaya punya kandungan nutrisi yang enggak kalah dari makanan saat ini. Apalagi kandungan proteinnya yang diduga mirip dengan daging merah. Makanya, mulai muncul pilihan makanan hingga produk berbasis serangga.
ADVERTISEMENT
Rupanya inovasi ini sudah dilakukan sejak dahulu oleh masyarakat di beberapa negara berikut. Mereka menjadikan ulat, jangkrik, belalang, hingga kalajengking bak makanan yang wajar.
Lalu, mana saja negara yang menjadikan serangga sebagai makanan harian? Berikut rangkumannya.
1. Indonesia
Ulat Sagu Goreng Foto: Mela Nurhidayati/kumparan
Pertama, ada Indonesia. Di Tanah Air terdapat beberapa daerah yang masyarakatnya terbiasa makan serangga. Bahkan mereka enggak segan-segan untuk memakannya secara hidup-hidup. Misalnya saja di Papua, masyarakatnya biasa menyantap ulat sagu yang dipanen langsung dari pohon sagunya.
Di Tomohon, Sulawesi ada juga hidangan pedas yang terbuat dari larva capung atau disebut juga sayok. Ada juga botok tawon dan rempeyek laron dari Jawa Timur. Kira-kira mana yang sudah pernah kamu coba?
ADVERTISEMENT
2. Thailand
Kalajengking Goreng Foto: Mela Nurhidayati/kumparan
Bukan rahasia lagi kalau masyarakat Thailand juga menjadikan serangga sebagai camilan sehari-hari. Bahkan kamu dapat dengan mudah menemukan serangga goreng di pasar malam atau pinggir jalan.
Salah satu kawasan yang terkenal untuk menemukan serangga goreng adalah di jalan Khao San. Di pasar malam ini kamu akan menemukan belalang, belatung, jangkrik, hingga kalajengking goreng yang punya tekstur renyah mirip paru goreng. Hmm...menarik, ya.
3. Afrika
Ilustrasi serangga goreng Foto: dok.shutterstock
Tepatnya di Kongo, serangga menjadi makanan berkelanjutan yang dipercaya ramah lingkungan. Mengutip Reuters, serangga telah lama disajikan sebagai makanan masyarakat setempat. Biasanya. ini menjadi camilan di bar atau sajian khusus saat upacara adat. Penyajiannya juga dilengkapi cabai, lemon, dan bawang.
ADVERTISEMENT
Menurut studi PBB, rata-rata rumah tangga di ibukota Kinshasa, mengonsumsi sekitar 300 gram ulat per minggu. Harganya pun beragam, ada yang murah namun ada juga yang mahal karena merupakan serangga musiman. Untuk itu, serangga diharapkan dapat menjadi makanan berkelanjutan di Kongo yang juga membantu perekonomian masyarakatnya.
4. China
Ilustrasi serangga goreng Foto: dok.shutterstock
Melansir Travel Us News, lebah menjadi makanan mewah di beberapa restoran berkelas di China.
Selain itu, sate ulat sutra hingga larva panggang sudah menjadi pemandangan sehari-hari kala pergi ke kawasan pasar malam. Masyarakatnya pun biasa menikmatinya sebagai camilan saat berjalan-jalan.
5. Jepang
Ilustrasi serangga goreng Foto: dok.shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi serangga goreng Foto: dok.shutterstock
Begitu pula di Negara Sakura, terdapat serangga favorit seperti inago (belalang goreng), sangi (pupa dari ulat sutra goreng) dan zaza-mushi (sejenis larva). Ketiganya, biasa dijadikan camilan hingga sajian unik yang tersaji di atas meja sebuah restoran.
ADVERTISEMENT