Ada Roti dengan Campuran Mentega dari Lemak Serangga, Berani Coba?

20 Februari 2020 9:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mentega. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mentega. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Belakangan ini, praktik makan serangga makin populer, dan dilakukan oleh banyak orang. Alasannya, karena kandungan nutrisinya lebih tinggi, dan diklaim ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
Tak cuma dikonsumsi langsung, saat ini bahkan sudah banyak olahan-olahan serangga yang aneh-aneh. Ada roti dari tepung kecoa, daging patty dari serangga, sampai penemuan paling baru: margarin yang terbuat dari lemak serangga.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Wageningen University, Belanda pada tahun 2016 berhasil membuktikan, kalau ulat hongkong bisa diubah menjadi lemak padat maupun cair.
Lapisan lemak ini diklaim dapat menggantikan margarin dan minyak sayur. Dilansir Washington Post, tim peneliti mengklaim kalau ulat hongkong dapat menjadi sumber lemak yang baik, karena cukup sustainable dan mudah untuk dikembang biakkan.
Ilustrasi memasak serangga ulat hongkong. Foto: Pixabay
Kini, ada penelitian lain yang dilakukan oleh Ghent University di Belgia menemukan, kalau larva serangga tersebut bisa menjadi pengganti mentega, dengan cita rasa yang lumayan enak buat para manusia.
ADVERTISEMENT
Dalam studi tersebut, tim peneliti melihat persepsi konsumen terhadap produk bakery yang menggunakan campuran 'mentega serangga'. Hasilnya, para pembeli tak bisa merasakan perbedaannya, ketika separuh mentega di dalam roti tersebut digantikan dengan lemak serangga.
Dikutip dari Food and Wine, ada tiga jenis kue yang menjadi objek penelitian --cookies, cake, dan waffle khas Belgia. Ketiganya dimasak dengan tiga resep yang berbeda pula; 100 persen mentega asli, 25 persen lemak serangga, dan 50 persen lemak serangga.
Lebih dari 100 partisipan mencicipi ketiga jenis hidangan dengan tiga versi berbeda tersebut, dan ditanya pendapatnya. Ternyata, responden tak merasakan perbedaan sama sekali pada resep kue yang memakai seperempat lemak serangga.
Pada sajian waffle, mereka juga tak menyadari adanya perbedaan, ketika separuh mentega digantikan dengan lemak serangga.
ADVERTISEMENT
"Tekstur dan warna dari hidangan pun tak mengalami perbandingan signifikan, bila dibandingkan dengan kue yang sepenuhnya memakai mentega," tulis tim peneliti dalam riset tersebut.
Lemak serangga ini diklaim lebih ramah lingkungan, karena jejak karbonnya lebih minim. Ulat hongkong mudah dibudidaya di berbagai tempat, tak seperti lemak sawit yang terkadang harus diimpor.
Salah satu co-author riset, Tzompa-Sosa mengungkapkan, kalau lemak serangga juga punya potensi manfaat kesehatan. Bahan pangan alternatif ini mengandung asam laurat yang lebih mudah dicerna ketimbang mentega.
Selain itu, asam laurat juga punya efek antibakterial, antimikroba, dan antimikotik. Artinya, mentega ini bisa membantu mengurangi berbagai virus, bakteri, dan jamur di dalam tubuh.
Ilustrasi kue atau cookies. Foto: Shutterstock
Kendati rasa lemak serangga tak terlalu kuat pada produk waffle dan kue, namun cita rasanya cukup tercecap saat dicampurkan dalam cookies.
ADVERTISEMENT
Konsumen merasakan aftertaste yang agak aneh, ketika campuran lemak serangga yang dicampurkan mencapai 50 persen.
Terlepas dari hal tersebut, peneliti percaya kalau lemak serangga tak hanya berpotensi sebagai mentega alternatif. Menggunakan lemak serangga dalam produk makanan akan membuatnya lebih diterima di tengah masyarakat, khususnya di negara-negara Barat.
Well, kira-kira kamu berani enggak buat mencoba makanan unik ini?