Apa Hubungan Gula Darah Meningkat dengan Rasa Lapar? Ini Kata Ahli

4 Juni 2021 9:11 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi wanita makan di restoran Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi wanita makan di restoran Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Mungkin kamu tak pernah menyadari bahwa meningkatnya gula darah mampu memengaruhi rasa lapar berlebih. Beberapa penelitian menjelaskan, seseorang dengan siklus gula darah yang menurun secara drastis, rentan merasa lapar dalam kurun waktu singkat. Terutama di siang hari, berujung mereka mendapat asupan kalori berlebih dari batas normal.
ADVERTISEMENT
Mengutip South China Morning Post, kadar gula darah ini sangat berpotensi menambah rasa lapar. Meski seseorang sudah makan di waktu yang diharuskan. Tapi bisa jadi, mereka akan kelaparan lagi setengah jam setelahnya. Akibatnya, berat badan dapat naik hingga hingga 10 kilogram.

Lantas, apa yang mendorong rasa lapar berlebih itu? Serta, bagaimana hubungannya gula darah dan rasa lapar?

Ilustrasi makan lahap. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Menurut Profesor John Blundell dari Appetite Control and Energy Balance Research Group, University of Leeds UK, terdapat sebuah keterikatan antara kombinasi makanan juga karakteristik fisiologis individu. Melalui 2 aspek tersebut, risiko terbesar yang dapat terjadi adalah penurunan glukosa dalam darah.
Dirinya menyebutkan ada golongan makanan yang memiliki kadar glikemik tinggi. Beberapa di antaranya adalah kentang, nasi, roti, maupun karbohidrat olahan lain.
ADVERTISEMENT
"Ragam jenis karbohidrat itu memang melepas glukosa secara cepat. Tapi saat mengonsumsinya, perhatikan pula kondisi fisiologi tubuh. Sebab, ini akan menimbulkan penurunan dan peningkatan tajam gula darah. Bila mengalami penurunan atau hipoglikemia, efeknya bisa sampai ke fungsi otak, mengalir ke sana lalu memberi sinyal bahwa tubuh kehabisan energi," jelas Blundell.
Blundell juga menggambarkan bahwa ini merupakan dorongan biologis. Tubuh akan meminta tambahan energi lagi, guna memelihara organ vital; laiknya jantung, ginjal, otak, hati, dan sebagainya.
Kendati demikian, kelaparan itu bukan hanya karena efek biologis. Seringkali kita mudah merasa lapar, sebab lingkungan sekitar. Misal, ketika mencium roti panggang baru matang, atau melihat deretan kudapan manis di toko roti.
Selain itu, Sally Poon Shi-Po, ahli diet di Hong Kong, mengatakan kalau seseorang dapat merasa lapar secara tiba-tiba, bila mereka sedang letih atau bosan. Perasaan-perasaan tersebut membuat kita beralih ke suatu aktivitas makan dalam porsi berlebih.
Ilustrasi memilih makan atau tidur Foto: dok.shutterstock
"Ini kemungkinan dampak psikologis. Ketika seseorang merasa bosan sampai stress, mereka biasanya menginginkan makanan manis. Seperti cokelat, es krim, kue-kuean, dan lainnya. Gejala ini disebut juga sebagai emotional eating," kata Poon.
ADVERTISEMENT
Menurut Blundell, manusia adalah pemakan episodik. Mereka butuh interval waktu yang tepat untuk mengontrol rasa lapar. Interval waktu ini diperlukan supaya tubuh bisa memproses dan memetabolisme nutrisi. Jadi, muncul celah penting agar dorongan biologis lapar itu tak mudah timbul, dan membuatnya merasa kenyang lebih lama.
Sementara, Poon menambahkan kalau sensasi lapar akan tinggi sebelum kita dapat asupan. Setelahnya, kita akan merasa kenyang, tapi glukosa tubuh mulai naik, kemudian turun lagi perlahan. Maka dari itu, penting untuk selalu jeda 10 menit setelah makan besar, bila ingin mengonsumsi makanan lain.
Umumnya, kenaikan maupun penurunan glukosa darah perlu sinkronisasi dengan interval waktu makan masing-masing orang. Terkecuali, jika mereka memiliki riwayat penurunan gula darah tajam, maka ini akan berbeda lagi kasusnya.
com-Alat cek gula darah. Foto: Shutterstock
Maka dari itu, untuk penderita khusus penurunan glukosa darah yang drastis, Blundell meminta mereka untuk menghindari makanan tinggi glikemik. "Sebagai gantinya, mereka bisa mengubah asupan tersebut ke makanan penghasil reaksi glukosa ringan atau yang lebih banyak karbohidrat kompleks," kata Blundell.
ADVERTISEMENT
Makanan berkarbohidrat kompleks mempunyai sifat tidak mudah terurai. Oleh sebabnya, energi yang masuk ke tubuh bisa bertahan dalam jangka waktu lama. Beberapa pilihannya ada biji-bijian utuh, gandum, serta nasi merah.
Tak lupa Blundell menegaskan, kalau tiap orang harus pintar mengatur jadwal makan dan porsinya. Bukan berarti harus makan dengan porsi terlalu sedikit maupun sebaliknya. Ini kembali lagi kepada cara kita mengatur jenis makanan, supaya kadar gula darah tetap aman.
Reporter: Balqis Tsabita Azkiya