Aqua Mendukung Proyek Percontohan Intersepsi Sampah Plastik di PIK

1 November 2019 16:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Pilah dan buang sampah plastik pada tempatnya. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Pilah dan buang sampah plastik pada tempatnya. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Plastik tampaknya masih menjadi wadah yang paling diandalkan. Bisa untuk membungkus makanan, minuman, hingga menyimpan barang-barang. Praktis dan ringan, begitulah keunggulannya.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, plastik tak ramah lingkungan karena proses mengurainya yang membutuhkan waktu ratusan tahun. Apalagi saat ini sampah plastik semakin banyak saja. Menumpuk dan tak terurai yang akhirnya mengkhawatirkan bagi lingkungan.
Untuk itu, Danone melalu AQUA mengadakan kerjasama dengan The Ocean Cleanup, sebuah organisasi nirlaba yang berfokus pada pengembangan teknologi untuk mengurangi sampah plastik di lautan. Proyek ini juga didukung oleh Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia serta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Pada Kamis (31/10) Aqua dan The Ocean Cleanup mengumumkan hasil penelitian yang terkait dengan upaya penanganan sampah di sungai dengan memanfaatkan Interceptor 001. Alat Interceptor 001 menjadi salah satu solusi pencegahan sampah di sungai untuk tidak masuk ke laut, pertama yang ada di dunia.
AQUA Innovation on Waste Management Foto: Azalia Amadea/Kumparan
“Agar sampah benar-benar hilang dari laut, kita harus membersihkan sampah plastik yang sudah ada di laut dan disaat bersamaan ‘menutup keran’ sampah plastik, yaitu sungai, agar tidak ada lagi aliran sampah plastik masuk ke laut," ujar Boyan Slat, Founder and CEO of The Ocean Cleanup.
ADVERTISEMENT
Melalui diskusi panel bertempat di Bali Room, Hotel Kempinski Jakarta, yang mengusung tema “Innovation on Waste Management: River Plastic Interception,” Corine Tap, Presiden Direktur Danone-AQUA memaparkan, sebagai brand pionir air mineral kemasan AQUA turut melakukan gerakan-gerakan pengurangan sampah plastik.
"Sejak 46 tahun lalu AQUA menjadi pionir minuman kemasan. Kami tahu betul bahwa sampah plastik menjadi masalah yang serius, maka itu kemasan kami dirancang untuk bisa didaur ulang. Dari 2018 packaging kami sudah recyclable. Kami juga mengadakan gerakan bijak berplastik. Dan, hingga kini kami tetap mewujudkan impian untuk terus menjaga lingkungan seperti hari ini kami bekerjasama dengan The Ocean Cleanup," ucap Corine Tap, Presiden Direktur Danone-AQUA dalam sambutannya.
AQUA Innovation on Waste Management Foto: Azalia Amadea/Kumparan
Acara tersebut juga memaparkan hasil riset; bahwa melalui penempatan mesin Interceptor 001 di Cengkareng Drain, Pantai Indah Kapung (PIK) dapat mengurangi 60 persen sampah sungai yang hendak menuju laut. Angka ini diharapkan bisa meningkat saat riset di musim hujan.
ADVERTISEMENT
Karakteristik sampai sungai yang didapat selama ini; 37,8 persen berupa plastik, 59,5 persen sampah organik, 8,8 persen plastik multilayers, 3,4 persen botol minum, 76 persen plastik fleksibel (kresek), 6,5 persen gelas plastik, 1,2 persen sedotan dan styrofoam, serta sampah lain 2,6 persen (popok, gelas, dan kaca).
Dalam acara itu turut pula hadir Ir Suharti M A PhD selaku Deputi Gubernur Bidang Pengendalian Kependudukan dan Kepemukiman Pemprov DKI Jakarta, membeberkan bahwa produksi sampah di Jakarta terus meningkat.
"Sampah kita per hari itu jumlahnya 7.700 ton, 250 tonnya berasal dari laut. Dari tahun 2014 sampai 2019 jumlahnya naik 36 persen per tahun. Jadi, ini bukan hanya tentang volume sampahnya melainkan juga waste management,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Suharti menegaskan, agar masyarakat bisa turut andil dalam mengelola sampah di rumah. Misalnya dengan memilah-milah sampah sesuai jenisnya. Sehingga memudahkan untuk diolah dan dipisahkan. Karena menurutnya, sampah itu memiliki nilai.
AQUA Innovation on Waste Management Foto: Azalia Amadea/Kumparan
Sementara Hamish Daud selebriti dan Pendiri Indonesian Ocean Pride, juga menceritakan kemirisannya melihat sampah plastik sisa makanan dan minuman yang menumpuk di salah satu pantai di Sukabumi.
"Banyak daerah pesisir dan pulau yang masyarakatnya kurang pendidikan soal ini (mengelola sampah). Mereka beli makanan terus dibungkus plastik, dan tidak tahu plastiknya mau diapakan. Saya pikir penting untuk mengedukasi mereka," tambah Hamish.
Suami dari penyanyi Raisa ini juga turut mengungkapkan keantusiasannya untuk melihat hasil dari penggunaan Interceptor 001 di masa depan. "Saya rasa ini momen yang tepat untuk mengubah lifestyle lebih baik, dan tentunya ini (mengelola sampah) membutuhkan bantuan dari semua kalangan agar bisa berhasil," tutupnya.
ADVERTISEMENT