Cara Cegah Efek Buruk Akibat Kebanyakan Makan Makanan Bersantan

22 Januari 2019 12:16 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:48 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Santan harus disimpan di lemari pendingin  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Santan harus disimpan di lemari pendingin (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Makanan bersantan memang lezat, tapi jika dimasak dan dikonsumsi dengan cara yang enggak tepat, bisa mempengaruhi kesehatan. Saat santan dimasak sampai mendidih dan dikonsumsi berlebihan, maka kandungan lemak jenuhnya bisa menyumbang meningkatnya kadar kolesterol dalam tubuh kita.
ADVERTISEMENT
"Santan (yang dipanaskan sampai mendidih) mengandung lemak jenuh, tidak baik untuk pembuluh darah," terang dr Paulina Toding, M.Gizi, SpGK dari RS Royal Progress kepada kumparanFOOD.
Ilustrasi Santan Kelapa (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Santan Kelapa (Foto: Thinkstock)
Padahal sebenarnya kelapa yang menjadi bahan dasar santan memiliki kandungan sehat seperti vitamin C, E, B1, B3, B5, B6, besi, selenium, sodium, kalsium, magnesium, dan fosfor. Daging kelapa juga kaya serat. Namun ketika kelapa sudah diparut dan diperas airnya hingga menjadi santan, seratnya sudah hilang.
Dokter yang akrab disapa dr Lina ini menyebutkan santan memiliki kalori yang tinggi yakni sekitar 230 kal atau 966 kJ/100 ml. Karena itu, bila kebanyakan mengkonsumsi santan bisa menimbulkan obesitas.
Nah, berikut ini beberapa cara untuk mencegah efek buruk akibat kebanyakan makan makanan bersantan.
ADVERTISEMENT
1. Pakai santan encer
Memasak santan (Foto: Shutter Stock)
zoom-in-whitePerbesar
Memasak santan (Foto: Shutter Stock)
Saat memasak menggunakan santan, dr Lina menyarankan untuk menggunakan santan encer saja. Tapi sepertinya kurang sedap ya jika santannya kurang kental atau pekat. Kamu enggak perlu khawatir, dr Lina punya saran lain.
"Kentalkan dengan kemiri atau tambahkan susu skim sehingga mengurangi jumlah lemak," ujar dr Lina.
Selain itu jangan panaskan makanan yang bersantan ya, apalagi sampai berkali-kali. Sebaiknya masakan bersantan langsung habis dalam satu kesempatan. sehingga tidak perlu dipanaskan.
2. Imbangi dengan makan serat
Ilustrasi Makan Sayuran. (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Makan Sayuran. (Foto: Shutterstock)
Saat santan dipanaskan, asam lemak yang terkandung berubah menjadi lemak jenuh. Nah, lemak inilah yang dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) di tubuh. Untuk itu, sebaiknya kita enggak makan makanan bersantan terlalu banyak.
ADVERTISEMENT
dr Lina juga menyarankan untuk mengimbangi asupan bersantan dengan makan makanan yang mengandung serat. Karena serat inilah yang membantu 'mengikat' kolesterol.
Kamu bisa mengasup sayur-sayuran, kacang merah, kecambah, apel dan pir. Kacang-kacangan dan ikan yang mengandung omega-3 juga bisa membantu menurunkan kolesterol.
3. Mengganti santan dengan krimer nabati
Memasak santan (Foto: Shutter Stock)
zoom-in-whitePerbesar
Memasak santan (Foto: Shutter Stock)
Saat memasak, santan bisa diganti dengan susu. Tapi hati-hati juga karena susu tetap mengandung kolesterol.
Saat ini di pasaran juga ada krimer nabati yang disebut-sebut bisa menggantikan santan dan lebih sehat. Bagaimana faktanya?
dr Lina menjelaskan, santan memiliki kalori yang lebih tinggi ketimbang krimer nabati. Kalori pada santan adalah 230 kal, sedangkan krimer nabati sekitar 15 kal.
Memasak santan (Foto: Shutter Stock)
zoom-in-whitePerbesar
Memasak santan (Foto: Shutter Stock)
Pada santan kandungan lemak jenuh sekitar 14 gram, sementara pada krimer nabati hanya 1 gram. Sedangkan untuk seratnya, baik santan maupun krimer nabati kandungannya tidak terlalu banyak, di mana masing-masing 2,2 gram dan 1 gram.
ADVERTISEMENT
"(Krimer nabati) memang dapat digunakan sebagai pengganti santan, tapi jangan lupa, tetap lebih diutamakan variasi menu," pesan dr Lina.
Siapa yang suka makan makanan bersantan? Menurutmu makanan bersantan apa yang paling menggoda selera?