Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Diabetes masih menjadi salah satu penyakit penyebab kematian terbesar di dunia. Dan mirisnya, sebagian besar penderita diabetes ini merupakan penduduk di wilayah Asia, termasuk Indonesia. Maka itu, sebaiknya kita mulai mencari cara mencegah diabetes yang ampuh, agar terhindar dari penyakit ini
ADVERTISEMENT
Data International Diabetes Federation (IDF) Atlas 2017 melaporkan, epidemi diabetes di Indonesia masih menunjukkan kecenderungan meningkat, khususnya diabetes tipe-2.
Bahkan, Indonesia menjadi negara peringkat ke-enam dengan jumlah penyandang diabetes terbesar di dunia, dengan perkiraan sekitar 10,3 juta masyarakat terjangkit penyakit ini. Jumlah ini bahkan belum termasuk jumlah penderita pra-diabetes.
Pra-diabetes sejatinya adalah mereka yang cenderung akan mengalami diabetes. Tingkat gula darah yang dimiliki pra-diabetes lebih tinggi dari kadar gula normal, namun belum cukup tinggi untuk dikatakan sebagai penderita diabetes .
Peningkatan gula darah ini disebabkan oleh banyak faktor, dan yang paling utama adalah gaya hidup dan pola makan buruk. Orang-orang yang terkena diabetes umumnya memiliki pola makan yang tinggi karbohidrat, serta kurangnya olahraga aktif.
ADVERTISEMENT
Sehingga, terjadi penumpukan lemak yang berimbas pada munculnya diabetes.
Untuk itu, pencegahan sejak dini sangat perlu untuk dilakukan. Menurut Kepala Divisi Metabolik Endokrin Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM, dr. Dante S. Harbuwono Sp.PD-KEMD, PhD., salah satu cara mencegah diabetes adalah menjadi smart eater.
Kita harus memperhatikan makanan apa yang kita santap, dan menghitung jumlah total asupan kalori yang kita konsumsi.
"Jadi kita kalau makan harus mikir. Masalahnya adalah pada proses komunikasi antara otak dan perut," jelas dr. Dante dalam acara Konferensi Pers “Komitmen Sun Life Meningkatkan Kesadaran Diabetes di Indonesia” di Kantorkuu Working Space, Kuningan, Jakarta Selatan pada Kamis, (14/11).
Saat kita makan lagi dalam waktu kurang dari empat jam setelah santap terakhir, bisa jadi kita hanya 'lapar mata', bukan karena tubuh membutuhkan makanan. Sebab, proses pengosongan makanan memerlukan waktu setidaknya empat jam lamanya.
ADVERTISEMENT
Dan yang terpenting, kita harus mengetahui kebutuhan kalori tubuh tiap harinya. Dengan begitu, asupan kalori yang disantap bisa lebih terkontrol, kita pun tak perlu terlalu ambil pusing mau menyantap jenis makanan apa agar terhindar dari diabetes .
"Nah dengan mengetahui kandungan kalorinya, jadi nggak usah terlalu saklek mau makanannya yang seperti apa. Jadi makan sedikit-sedikit dengan porsi yang tidak terlalu kenyang kemudian dibagi jamnya pas itu bisa mengobati," tutup dr. Dante.
Jadi, mengontrol asupan gula harian adalah salah satu cara mencegah diabetes yang ampuh. Ingat, lebih baik mencegah daripada mengobati, kan?