Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Diprediksi Bakal Inflasi, Pejabat Rusia Mulai Usul Daging Alternatif Larva Lalat
28 September 2022 16:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sumber makanan alternatif belakangan ini sedang marak. Banyak perusahaan yang mulai menggaungkan daging alternatif yang terbuat dari protein nabati. Namun pernahkah kamu membayangkan untuk mengonsumsi lalat sebagai sumber daging alternatif?
Mengutip New York Post, seorang pejabat Rusia menyarankan penduduk negara tersebut perlu memikirkan untuk mengonsumsi daging alternatif seperti larva lalat dan protein nabati. Hal itu karena negara tempat mereka tinggal sedang menghadapi sanksi atas perang dengan Ukraina .
Menteri Perdagangan dan Industri Rusia Denis Manturov mengatakan bahwa dia akan terus bereksperimen dengan daging alternatif. Ide ini merujuk pada protein nabati dengan merek Efko yang sulit dibedakan dengan daging alami.
Meskipun saat ini Rusia tidak mengalami kekurangan pangan, namun Dewan Uni Eropa pada Jumat (19/8), melaporkan bahwa PDB (Produk Domestik Bruto) negara itu akan turun 11 persen dari tahun 2022. Sementara inflasi akan melonjak menjadi 22 persen.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, sumber makanan alternatif lain yang terbuat dari sayuran dan aquafaba atau rendaman kacang-kacangan telah dipikirkan sebagai pengganti bahan pangan di Rusia. Denis rupanya juga terkesan dengan manfaat yang terkandung dalam larva lalat tentara hitam .
Denis mengatakan, “sungguh mengejutkan ketika protein yang bersumber dari larva lalat tentara hitam digunakan, tetapi di sini kita berada di ujung tombak praktik modern. Kita perlu mengatasi hambatan mental itu dan bahkan larva lalat tentara hitam akan sesuai dengan selera. Kamu perlu mencobanya.”
Akibat krisis pangan yang terjadi, pemerintah Rusia terus menyalahkan negara Barat. Tidak tinggal diam, Amerika Serikat menunjukkan bahwa sanksi tersebut tidak menargetkan makanan dan produk pertanian dari negara itu.
Pada bulan Mei lalu, Menteri Negara Antony Blinken mengkritik Rusia akibat perbuatannya yang menggunakan makanan sebagai senjata dan memblokir pelabuhan Ukraina. Pada saat sidang PBB, Antony juga mengungkapkan bahwa pasokan makanan untuk jutaan orang Ukraina dan seluruh dunia secara harfiah disandera oleh militer Rusia.
ADVERTISEMENT
Hmm, kira-kira kalau menurut kamu bagaimana?
Penulis: Monika Febriana