Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2

ADVERTISEMENT
Daging kambing atau domba terkenal karena memiliki bau dan rasa yang khas. Tapi tahukah kamu? Sebenarnya kedua daging hewan ternak ini punya perbedaan, lho. Dikabarkan, daging domba lebih disukai karena empuk. Masa, sih?
ADVERTISEMENT
Untuk membuktikannya, kumparan pun mendatangi restoran Dapur Mamih Sateku. Restoran ini bahkan direkomendasikan langsung oleh pakar kuliner William Wongso kepada kami. Konon mereka punya sate domba yang empuknya konsisten.
"Oh, kalau pak William Wongso, sih memang sering ke sini," ungkap salah satu pelayan yang tak mau disebutkan namanya itu saat kami sambangi pada Rabu (14/8).
Hmm, rupanya ini memang salah satu restoran sate di Jakarta favorit laki-laki berusia 72 tahun tersebut. Bagaimana rasanya? Harusnya tak perlu diragukan lagi.
Sambil memasuki restoran aroma domba sudah tercium kuat. Sempat terbesit di pikiran, satenya akan bau prengus. Kami pesan seporsi sate campur --isinya, setengah sate daging dan setengah pakai gajih--, sate ayam setengah porsi, serta sop buntut.
ADVERTISEMENT
Satu per satu pesanan kami datang. Satenya disajikan di atas hotplate. Gemericik minyak yang keluar dari dagingnya pun terdengar jelas. Masih mengepul panas, harum daging dombanya langsung menyebar ke seluruh ruangan.
Rupanya, sate domba campur (Rp 71 ribu) dan ayam (Rp 25 ribu) kami disajikan bersamaan dalam satu hotplate. Sehingga kami pun langsung saja menyiram keduanya dengan sambal kecap.
Sambalnya seperti biasa; ada potongan tomat, bawang merah segar, ulekan cabai rawit, dan jeruk limau.
Oiya untuk sate domba, kami meminta dengan bumbu tegal yang gurih-asin, sementara sate ayam dengan bumbu celup nan manis.
Benar, sate dombanya terasa gurih. Bahkan karena satenya menempel pada hotplate yang panas, gajihnya jadi terasa sedikit renyah di luar dan langsung lumer di mulut. Gurih, empuk, dan lembut.
Dagingnya juga tak kalah nikmat, teksturnya empuk, lembut, dan tidak bau prengus. Dagingnya mudah dikunyah, yang terasa sedikit gurih khas. Dicocol ke sambal kecapnya, membuat sate domba ini punya tambahan citarasa manis, pedas, dan segar. Mantap tenan!
ADVERTISEMENT
Tak ketinggalan, kami juga penasaran dengan sop buntutnya (Rp 75 ribu). Supnya pakai buntut sapi yang juga disajikan masih panas. Kuahnya gurih dan berlemak.
Daging buntutnya empuk, dan mudah digigit. Dimeriahkan pula dengan potongan; wortel, kentang, daun bawang, dan bawang goreng. Yang ini juga tak kalah mantap rasanya.
Sambil berbincang, tak terasa satenya perlahan habis. Begitu juga dengan supnya yang terasa segar. Pantas saja banyak orang yang suka bersantap ke Dapur Mamih Sateku. Tak terkecuali pakar kuliner seperti William Wongso sekali pun.
Menurut Iwan, karyawan yang bertugas membakar sate, Dapur Mamih Sateku memakai daging domba asal Garut yang berusia di bawah satu tahun.
"Daging domba itu bedanya lebih empuk daripada kambing. Kita pakainya yang di bawah umur satu tahun," terangnya kepada kami.
Jadi, enggak ada salahnya jika kamu ingin membuktikan sendiri enaknya makan sate domba di Dapur Mamih Sateku. Coba saja, enggak rugi, kok.
ADVERTISEMENT
Dapur Mamih Sateku
Alamat: Jl. Melawai XIII No.1 1 3, RT.4/RW.6, Melawai, Kec. Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12160.
Jam buka: 11.00 - 22.30 WIB (kecuali hari Jumat, buka usai salat Jumat).