Fenomena ‘Demam’ Coffee Shop di Indonesia

8 Mei 2018 12:41 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di coffee shop (Foto: Safira Maharani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di coffee shop (Foto: Safira Maharani/kumparan)
ADVERTISEMENT
"Ngobrol di warung kopi, nyentil sana dan sini”.
Sepenggal lirik lagu dari grup komedi legendaris Warkop DKI tersebut nampaknya sangat menggambarkan budaya minum kopi masyarakat Indonesia. Ya, sebagai salah satu negara yang menghasilkan komoditi kopi dengan kualitas premium, tentunya tak mengherankan bila penduduknya pun menggemari minuman tersebut.
ADVERTISEMENT
Kebiasaan minum kopi ini tak hanya dilakukan di rumah saja, namun kerap ‘bergeser’ ke tempat lain seperti warung kopi, bahkan ke gerai-gerai kopi modern yang biasa disebut coffee shop.
Suasana di coffee shop (Foto: Safira Maharani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di coffee shop (Foto: Safira Maharani/kumparan)
Bahkan, kegiatan menyesap secangkir kopi di coffee shop langganan kini sedang menjadi tren. Pertumbuhan gerai-gerai kopi modern ini melonjak tinggi dan menjamur di berbagai daerah. Dikutip dari Financial Times, jumlah kedai kopi artisan dan gerai kopi di Indonesia meningkat dua kali lipat dalam lima tahun terakhir.
Bukan tanpa alasan, peningkatan jumlah kedai kopi ini dibarengi dengan adanya pergeseran budaya dalam mengkonsumsi kopi. Terlepas dari banyaknya anggapan bahwa coffee shop hanya tren semata, nyatanya ‘ngopi’ di kedai dan gerai kopi tersebut malah menjadi kebiasaan baru di zaman serba modern ini.
ADVERTISEMENT
“Menjamurnya coffee shop ini jelas bukan tren semata, tapi menjadi tanda adanya pergeseran gaya hidup dalam menikmati kopi,” terang Arief Said, pemilik Gordi Indonesia kepada kumparanFOOD beberapa waktu lalu.
Suasana di coffee shop (Foto: Safira Maharani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di coffee shop (Foto: Safira Maharani/kumparan)
Lebih lanjut, beliau juga menambahkan bahwa pergeseran budaya ini merupakan hal yang wajar. “Saat sudah meminum kopi, orang akan selalu mencari sesuatu yang lebih, baik berupa rasa, kredibilitas sosial, termasuk lifestyle mereka, salah satunya ya coffee shop ini,” imbuhnya.
Coba saja kita tengok perkembangan dari fenomena yang cukup menarik ini. Dulu, minum kopi dilakukan secara sederhana, hanya dengan menyeduh kopi bubuk dengan air panas saja. Lalu muncul kebiasaan menikmati kopi sambil bercengkrama bersama kawan di warung kopi, dan kini kebiasaan tersebut telah naik tingkat, dengan menyesap sajian kopi yang diracik oleh barista di coffee shop.
ADVERTISEMENT
Coffee shop sendiri dinilai memiliki suasana tersendiri yang mampu membuat pembelinya merasa nyaman seakan di rumah kedua. Bahkan, tak jarang banyak yang berkunjung ke coffee shop untuk menyelesaikan pekerjaan, karena kedai kopi dirasa mampu meningkatkan produktivitas.
Coffee shop sering dijadikan sebagai tempat kerja (Foto: Safira Maharani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Coffee shop sering dijadikan sebagai tempat kerja (Foto: Safira Maharani/kumparan)
“Ya, biasanya sih kalo dateng ke coffee shop itu selain nyari kopinya, emang suasana dan ambiance-nya. Enggak tahu sih, suasana di coffee shop itu bikin produktif aja, jadi gampang cari inspirasi,” ungkap Farhan, salah satu pelanggan coffee shop kepada kumparanFOOD beberapa waktu lalu.
Apalagi, sekarang ini kopi mulai memasuki era third wave, di mana kopi dianggap sebagai minuman artisan layaknya wine dan orang-orang mulai peduli dengan kisah di baliknya. Jadi, tak mengherankan bila kini orang mulai berbondong-bondong mendatangi kedai kopi untuk menyesap secangkir kopi sambil berbincang bersama barista.
ADVERTISEMENT