Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Mereka yang memiliki kadar gula darah tinggi , atau bahkan sudah didiagnosa mengalami diabetes, kerap disarankan untuk tak mengonsumsi nasi putih. Pasalnya, nasi putih mengandung kadar indeks glikemik yang tinggi, dan berisiko menimbulkan lonjakan kadar gula darah.
ADVERTISEMENT
Sebuah riset berjudul White rice consumption and risk of type 2 diabetes: meta-analysis and systematic review yang dipublikasikan dalam British Medical Journal menunjukkan, mereka yang mengonsumsi nasi putih dalam jumlah banyak, bisa lebih berisiko terkena diabetes tipe-2.
Tentu menjadi dilema tersendiri, apalagi bila sudah terbiasa mengonsumsi nasi putih sebagai makanan pokok. Belum kemasukan nasi, perut rasanya belum kenyang.
Bila tak bisa lepas dari konsumsi nasi,sejatinya penderita diabetes bisa memilih jenis nasi lainnya yang lebih aman untuk dikonsumsi. Pilihlah nasi yang memiliki indeks glikemik rendah, serta serat tinggi. Salah satunya, adalah nasi merah.
Nasi merah memiliki glikemik indeks yang lebih rendah; yakni sebesar 50. Sehingga, tubuh akan lebih lamban mencernanya, dan tak terjadi lonjakan pada gula darah.
ADVERTISEMENT
Bukan itu saja, kadar serat yang tinggi pada nasi merah akan mengurangi risiko munculnya komplikasi seperti gangguan saraf.
Serat tersebut juga berperan sebagai komponen penting untuk menjaga kestabilan gula darah. Sebab, serat tak akan diserap oleh tubuh, sehingga tidak terlalu memengaruhi kadar gula darah.
Fakta ini diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Harvard School of Public Health, bahwa mengonsumsi dua porsi atau lebih nasi merah setiap minggu bisa menurunkan risiko terkena diabetes tipe-2.
Selain nasi merah, jenis nasi lainnya yang aman dikonsumsi penderita diabetes adalah nasi basmati. Baik basmati merah maupun basmati putih, keduanya memiliki indeks glikemik yang rendah.
Menurut data dari University of Sydney GI Database, nasi basmati memiliki indeks glikemik dengan rentang 43-60, yang termasuk dalam kategori rendah ke sedang.
ADVERTISEMENT
Dan, ketika dimasak, butiran-butiran nasi basmati akan tetap utuh, ringan, tak menggumpal satu sama lain. Tekstur tersebut mengindikasikan kalau kadar pati di dalamnya tak berubah jadi seperti agar-agar. Sehingga, kandungan pati akan dilepaskan ke aliran darah secara perlahan, membuat kadar gula darah tetap stabil.
Bukan itu saja, nasi basmati juga kaya akan kandungan magnesium yang berfungsi mengatur insulin. Konsumsi magnesium akan membantu mengontrol kadar gula darah pada mereka yang pre-diabetes.
Sama seperti nasi merah, nasi basmati pun kaya akan serat yang dapat menstabilkan gula darah. Kadar serat tersebut akan meningkatkan kesehatan pencernaan, menciptakan rasa puas, dan kenyang pada perut, serta mengurangi risiko timbulnya komplikasi pada penderita diabetes tipe-2.
Untuk mendapatkan manfaatnya secara maksimal, pastikan untuk mengonsumsi nasi basmati berkualitas tinggi. Pilihlah yang satu kemasannya berisi butiran beras basmati utuh, yang tidak rusak dan hancur.
ADVERTISEMENT
Batasi porsi konsumsi
Meski kedua jenis nasi tersebut tergolong aman untuk dikonsumsi oleh penderita diabetes, namun perlu dicatat untuk tetap memperhatikan jumlah konsumsinya.
Menurut Prof. Dr. dr. Mardi Santoso, DTM&H, SpPD-KEMD, FINASIM, FACE, Ketua Persatuan Diabetes Indonesia Wilayah Jakarta, Bogor, Bekasi, dan Depok, konsumsi nasi tetap tak boleh terlalu banyak. Ukur terlebih dahulu jumlah kalorinya sesuai dengan kebutuhan tubuh.
"Misalnya, tubuh membutuhkan 1.900 kalori per hari, ya untuk nasinya cukup 1,5 gelas saja sekali makan," jelasnya kepada kumparan beberapa waktu lalu.
Selain itu, seimbangkan menu makanan yang disantap. Padukan nasi dengan makanan lain yang lebih sehat; seperti kacang legum, kacang polong, atau sayuran hijau.
Dengan begitu, penderita diabetes tetap bisa menyantap nasi, dan kadar gula darah tetap stabil.
ADVERTISEMENT