Ngemil Kepiting Salju Korea: Dagingnya Gurih Banget meski Tanpa Bumbu

7 Desember 2019 9:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepiting Salju Korea. Foto: Adhie Ichsan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepiting Salju Korea. Foto: Adhie Ichsan/kumparan
ADVERTISEMENT
Setelah mengeksplorasi kuliner Busan, perjalanan kumparan berlanjut ke Pelabuhan Ganggu di Yeongdeok, bagian Utara provinsi Gyeongsang, Korea Selatan. Kami menempuh 3 jam perjalanan demi mencoba kepiting salju.
ADVERTISEMENT
Kawasan Yeongdeok terkenal dengan acara tahunan Yeongdeok Snow Crab Festival. Konon, kepiting salju terbaik di Korea ada di tempat ini. Dulu, kepiting salju merupakan salah satu menu favorit yang disediakan untuk raja.
Kepiting salju sangat diburu di musim dingin. Di Yeongdeok saat ini suhu ada di angka 6 derajat celcius di siang hari. Ratusan toko berjajar di sekitar pelabuhan, menawarkan beragam bentuk kepiting dengan harga bervariasi.
Restoran kepiting salju yang paling dekat pintu masuk Pelabuhan Ganggu disebut-sebut memiliki kualitas terbaik dengan harga paling mahal. Satu ekornya bisa mencapai Rp 1,5 juta sebelum dimasak.
Para penjual kepiting salju. Foto: Adhie Ichsan/kumparan
Kepiting salju di Yeongdeok. Foto: Adhie Ichsan/kumparan
Kamu bisa masuk lebih ke dalam, sekitar 300 meter untuk menemukan pasar bersih di dalam gedung. Di sana kepiting saljunya juga berkualitas, dengan harga rata-rata Rp 1 juta per ekor. Untuk mendapatkan pengalaman ala lokal, kami diajak pemandu wisata untuk menyusuri pasar tradisional demi mendapat kepiting terbaik dengan harga lebih murah.
ADVERTISEMENT
Hasilnya, kami mendapat sekitar 8 ekor kepiting dengan harga hampir Rp 2 juta. “Tapi secara kualitas hanya berbeda sedikit dengan yang di dalam dan di depan. Mungkin dari satu kepiting ada satu kakinya yang hilang,” ucap Aaron sang pemandu wisata asli Seoul tapi lancar berbahasa Indonesia.
Kepiting salju di Yeongdeok. Foto: Adhie Ichsan/kumparan
Kepiting salju yang sudah dibeli kemudian dibawa ke restoran terdekat. Biasanya kita hanya perlu membayar 15 persen dari harga kepiting yang dibeli sebagai biaya masak. Koki akan merebus kepiting dan memotongnya menjadi bagian kecil yang gampang untuk dimakan. Dari kepiting yang kami beli menghasilkan dua timbunan di dua nampan. Cukup untuk dimakan delapan orang.
Berbeda dengan kepiting raja (King Crab), kepiting salju memiliki tekstur cangkang yang lebih empuk. Kita enggak perlu repot-repot mengeluarkan kekuatan otot tangan hasil ngegym, apalagi bantuan gunting untuk menghancurkan bagian kaki kepiting demi menemukan daging putih kemerahan nan seksi dari Mr. Crab.
Ahjumma sedang memotong kaki kepiting agar lebih mudah dimakan. Foto: Adhie Ichsan/kumparan
Tangan-tangan terampil Ahjumma restoran sudah memotong kaki-kaki kepiting sehingga kita hanya perlu membuka cangkang seperti mengupas kulit kacang. Awalnya saya bingung karena kepiting yang dihidangkan seperti hanya direbus. Padahal perkiraan awalnya si kepiting salju bakal bermandikan saus khas Korea seperti kita makan kepiting di Bandar Djakarta dengan pilihan saus tiram atau saus padang.
ADVERTISEMENT
Suapan pertama saya setelah mengambil satu potong bagian kaki kepiting tidak disertai harapan tinggi. “Harus jaga ekspektasi,” pikir saya.
Daging kepiting salju si seksi, Mr. Crab. Foto: Adhie Ichsan/kumparan
Namun setelah gigitan pertama, saya seperti dialiri gelombang kenikmatan yang memaksa lidah bergoyang. Dagingnya sangat lembut, manis dan gurih meski tanpa bumbu apa-apa. Oke, mungkin ada sedikit garam yang memberi rasa asin saat kepiting itu direbus. Tapi selain itu, tak ada bumbu lain.
Tanpa terasa, sudah puluhan potong kepiting yang mendarat mulus di perut. Saya juga mencoba bagian jeroan yang secara visual kurang menarik, tapi ternyata rasanya creamy banget. Warga lokal biasa mencampur nasi ke ramuan jeroan dan telur kepiting salju ini sambil dimakan bersama kimchi sehingga memberi perpaduan rasa yang unik.
Nasi, kepiting salju segar, dan kimchi. Foto: Adhie Ichsan/kumparan
Mencoba Kepiting Mentah
ADVERTISEMENT
Nikmatnya daging kepiting salju di Yeongdeok membuat saya lupa kadar kolesterol. Saya—tentu saja dengan sengaja—memberi sugesti pada diri sendiri akan nutrisi kepiting yang mengandung tembaga, vitamin B2, selenium dan asam lemak omega-3. Menurut penelitian, daging kepiting juga sangat baik untuk memelihara sistem syaraf dalam tubuh, terutama otak.
Setelah melanjutkan perjalanan 1,5 jam ke Gyeongju, kami makan Ganjang Gejang, kepiting mentah bermandikan saus dari kedelai yang difermentasikan. Dulu hidangan ini disajikan dengan kecap dengan kadar keasinan tinggi, tapi sekarang sausnya tidak terlalu asin, bahkan ada juga yang menyajikannya dengan saus pedas.
Ganjang Gejang, kepiting mentah dengan saus dari kedelai yang difermentasikan. Foto: Adhie Ichsan/kumparan
Cara makannya cukup sederhana. Kita hanya perlu menekan bagian badan kepiting, dan dagingnya akan muncul keluar. Teksturnya sedikit kenyal namun lembut.
Menikmati Ganjang Gejang. Foto: Adhie Ichsan/kumparan
Kepiting salju di Yeongdeok. Foto: Adhie Ichsan/kumparan
Akan lebih nikmat jika dimakan berbarengan dengan nasi, taburan wijen dan potongan cabai. Atau jika kamu enggak keberatan dengan sedikit aroma amis, bisa langsung menyedot daging dari cangkang.
Masukkan nasi ke cangkangnya, lalu aduk sebentar. Sedap. Foto: Adhie Ichsan/kumparan
kumparan masih melanjutkan eksplorasi kuliner Korea di Gyeongju. Simak terus story-nya!
ADVERTISEMENT