Prediksi Tren Minuman Kopi Menurut Pemilik Kedai Kopi Es Tak Kie

4 Oktober 2020 18:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi coffee ice cube. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi coffee ice cube. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Tren minum kopi memang bukan baru-baru ini terjadi. Minuman hitam dengan rasa pahit ini sudah sejak lama digemari karena manfaatnya yang langsung menyegarkan. Meskipun begitu, sadarkah kamu bahwa tampilan minuman ini kian bervariasi? Semakin hari, sajian kopi makin beragam saja.
ADVERTISEMENT
Seperti yang diungkapkan Willy, generasi ke-4 dari kedai Kopi Es Tak Kie yang sudah ada sejak 1927. Dalam Virtual Talk episode 14: ‘Transformasi Es Kopi Susu dari Masa ke Masa’ (4/10), Willy mengatakan bahwa dahulu orang hanya meminum kopi hitam panas dalam sebuah cangkir dan beralaskan piring kecil. Sederhana sekali.
Seperti kita ketahui kedai kopi milik keluarganya tersebut adalah salah satu yang tertua di Jakarta. Berdiri sejak tahun 1927, kedai kopi ini terletak di daerah Pecinan Glodok yang ramai. Kopi Es Tak Kie terkenal dengan sajian es kopinya yang sederhana, yaitu hanya dengan campurkan kopi, es, dan kental manis.
Kopi Es Tak Kie Foto: Safira Maharani/ kumparan
Terlepas dari kesederhanaannya, kedai kopi legendaris ini mampu bertahan hampir satu abad lamanya. Selama itu juga, Kopi Es Tak Kie melihat perubahan gaya hidup ngopi masyarakat Jakarta. Berawal dari tahun 1920 sampai 1940-an, masyarakat Jakarta masih gemar minum kopi hitam panas atau lebih dikenal dengan istilah “kopi cangkir”. Dari sana kebiasaan gaya minum kopi terus berkembang, seperti keinginan untuk menambah es, gula, hingga susu kental manis.
ADVERTISEMENT
Namun kini ia memprediksikan tren minuman kopi kekinian akan semakin berkembang ke depannya. “Kemungkinan (ke depan) tetap dengan tren kopi-kopi kekinian yang menggunakan sirup-sirup,” katanya.
“Dibandingkan dulu itu yang lebih senang kopi hitam dengan single origin. Mereka (anak muda) sekarang lebih suka yang bervariasi, di mana rasa kopinya tidak lagi dominan. Entah kopi dicampur susu, kopi dengan biskuit, atau dengan kreasi yang lebih unik,” tambahnya.
Ilustrasi kopi dengan sirup aneka rasa Foto: Azalia Amadea/Kumparan
Willy pun sebagai generasi penerus Kopi Es Tak Kie mengaku tak menampik untuk mengikuti tren tersebut ke depannya. Namun, ia juga akan tetap mempertahankan identitas sajian es kopi susu klasik dengan kental manis.
Meskipun di tengah persaingan industri kopi yang semakin ketat, Willy mengatakan ia tak lantas menganggap hal tersebut sebagai sebuah lomba; melainkan kopi adalah sebuah komunitas.
ADVERTISEMENT
“Sebagai pedagang kopi, kita bersaudara dan berteman. Saling sharing dan berbagi ilmu ke depannya (bisnis kopi) mau seperti apa. Kita harus bertumbuh bersama-sama mengembangkan kopi Indonesia,” tutup Willy.
Reporter: Natashia Loi