Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
10 Ramadhan 1446 HSenin, 10 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

ADVERTISEMENT
Dari kecil, kamu mungkin cukup sering mendengar bahaya minuman soda untuk kesehatan. Mengejutkannya, masih banyak penelitian baru yang mendukung klaim tersebut —membuat kamu semakin harus menjauhi minuman satu ini.
ADVERTISEMENT
Mengutip Eat This, sebuah penelitian baru mengungkapkan alasan mengapa mereka yang minum soda seringkali akhirnya makan lebih banyak; dan mengaitkan teori soda dengan obesitas.
Menurut temuan yang diterbitkan dalam The Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism, minuman yang dikemas dengan sukrosa, dibandingkan dengan glukosa, dapat mengganggu hormon pengatur nafsu makan seseorang. Dengan kata lain, minum minuman manis seperti soda membuat kamu lebih sulit menentukan apakah sudah kenyang —menyebabkan kamu makan lebih banyak, dan berpotensi menambah berat badan.
Penelitian ini mempelajari 69 orang dewasa muda antara usia 18-35. Para peserta melakukan dua kunjungan studi —di mana dalam satu kunjungan mereka mengonsumsi minuman yang mengandung sukrosa atau glukosa. Untuk kamu ketahui, sukrosa merupakan pemanis kombinasi glukosa dan fruktosa. Sedangkan, glukosa secara alami ditemukan dalam madu, anggur, buah ara, dan plum.
ADVERTISEMENT
Para peserta akan diambil sampel darahnya setiap 10, 35, dan 120 menit setelah meminum minuman manis tersebut. Alhasil, para peneliti menemukan bahwa ketika peserta meminum minuman dengan sukrosa, mereka akan menghasilkan jumlah hormon penekan rasa lapar yang lebih rendah, dibandingkan mengonsumsi minuman yang mengandung glukosa.
Tidak hanya itu, studi terbaru ini juga memperhitungkan karakteristik individu seperti berat badan dan jenis kelamin, yang dapat memengaruhi respons hormon terhadap dua jenis gula yang berbeda.
"Mayoritas sukrosa yang dikonsumsi orang berasal dari makanan dan minuman yang dimaniskan dengan gula, sedangkan glukosa ditemukan secara alami," ungkap penulis studi Kathleen Page, profesor kedokteran di Keck School of Medicine of USC.
"Studi kami menemukan bahwa orang dewasa muda yang mengonsumsi minuman sukrosa akan menghasilkan tingkat hormon pengatur nafsu makan yang lebih rendah, daripada saat mereka mengonsumsi minuman yang mengandung glukosa —jenis gula utama yang bersirkulasi dalam aliran darah,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Tidak berhenti pada temuan ini, sebuah penelitian baru lagi yang diterbitkan dalam The Journal of the American College of Cardiology juga menemukan bahaya soda diet pada jantung.
Kesimpulannya, konsumsi soda diet sama buruknya untuk jantung kamu seperti halnya minuman soda biasa. Jadi, dapat dikatakan, konsumsi minuman dengan pemanis buatan lainnya hanya akan merusak ukuran lingkar pinggang kamu. Dan, jauhilah soda —baik soda diet maupun soda biasa.
“Saya akan menyarankan untuk mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang dimaniskan dengan gula dan sebaliknya, mencoba makan lebih banyak makanan utuh, seperti buah-buahan," tutup Kathleen.
Reporter: Natashia Loi