Riset: Kebanyakan Minum Kopi Mengubah Indera Perasa Kita

25 April 2020 20:35 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ngopi. Foto: Ratmia Dewi/kumparan dan Ridho  Rakhmatullah
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ngopi. Foto: Ratmia Dewi/kumparan dan Ridho Rakhmatullah
ADVERTISEMENT
Kopi adalah teman terbaik kita. Sebagian orang bahkan enggak bisa menjalani hari tanpa kopi. Coba dicek, berapa kali kamu ngopi sehari?
ADVERTISEMENT
Sayangnya, menurut penelitian, terlalu banyak minum kopi bisa mengubah indera perasa kita. Sebuah penelitian dari Aarhus University baru-baru ini menemukan bahwa makanan manis terasa lebih manis kalau diminum setelah minum kopi.
Penelitian ini juga akhirnya menjelaskan kenapa pecinta kopi cenderung gemar makan cokelat hitam. Soalnya, kopi bikin kita peka terhadap rasa manis.
Dalam studi tersebut, 156 subjek diuji penciuman dan rasanya sebelum serta sesudah minum kopi. Para peneliti tidak menemukan perubahan dalam indra penciuman mereka, tetapi mereka menemukan bahwa indra perasa dipengaruhi.
"Ketika orang diuji setelah minum kopi, mereka menjadi lebih sensitif terhadap rasa manis dan kurang peka terhadap rasa pahit," kata Alexander Wieck Fjaeldstad di Universitas Aarhus University.
ADVERTISEMENT
Rupanya ini bukan soal kafein dalam kopi. Peneliti sempat mengulangi percobaan menggunakan kopi tanpa kafein. Hasinya sama saja.
"Mungkin beberapa zat pahit dalam kopi yang menciptakan efek ini. Ini mungkin menjelaskan bahwa kalau kamu menikmati sepotong cokelat hitam dengan kopi, rasanya jadi jauh lebih ringan, karena kepahitan diremehkan dan rasa manisnya meningkat," kata Alexander Wieck Fjaeldstad.
Menurut peneliti, studi ini menyoroti aspek baru pengetahuan kita tentang indera penciuman dan rasa. Hasilnya juga dapat memberi kita pemahaman yang lebih baik tentang cara kerja selera manusia.
Cokelat sebagai teman minum kopi Foto: Shutter Stock
"Kita sudah tahu bahwa indera kita saling berhubungan, tetapi itu mengejutkan bahwa pendaftaran rasa manis dan pahit kita begitu mudah dipengaruhi," katanya.
Alexander juga mengatakan bahwa penelitian di bidang ini bisa membantu mengatur cara kita menggunakan gula dan pemanis sebagai bahan tambahan makanan.
ADVERTISEMENT
"Pengetahuan yang meningkat berpotensi dimanfaatkan untuk mengurangi gula dan kalori dalam makanan kita, yang akan bermanfaat bagi sejumlah kelompok , termasuk mereka yang kelebihan berat badan dan pasien diabetes, " jelasnya.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.