Riset: Makan Cokelat Sekali dalam Seminggu Bermanfaat untuk Kesehatan Jantung
ADVERTISEMENT
Buat para pencinta cokelat , ada kabar gembira untukmu. Sebab, para peneliti European Society of Cardiology baru saja menemukan manfaat makan cokelat yang ternyata baik untuk kesehatan jantung .
ADVERTISEMENT
Dilansir Eat This, penelitian yang diterbitkan pada Kamis (22/7) itu, mengungkapkan bahwa mengonsumsi cokelat secara ruti sekali dalam seminggu bisa meningkatkan kesehatan jantung kita.
Temuan besar tersebut melibatkan 330 ribu pasien dan dilakukan selama sembilan tahun. Penelitian ini juga menguatkan enam studi sebelumnya.
Lebih lanjut, para peneliti menjelaskan bahwa mereka yang mengonsumsi kakao lebih dari sekali dalam seminggu, 8 persen lebih rendah mengembangkan penyakit arteri koroner, daripada mereka yang bertahan hanya dengan makanan manis saja.
Para peneliti juga percaya, kalau manfaat cokelat untuk sistem kardiovaskular dapat membantu menurunkan risiko serangan jantung dalam jangka panjang.
"Di masa lalu, studi klinis telah menunjukkan bahwa cokelat bermanfaat untuk tekanan darah dan lapisan pembuluh darah," tambah Chayakrit Krittanawong, MD, penulis studi dari Baylor College of Medicine di Houston.
Krittanawong mengatakan, bahwa kandungan flavonoid, metilxantin, polifenol, dan asam stearat dalam cokelatlah yang berperan penting guna mengurangi peradangan dan meningkatkan kolesterol baik.
ADVERTISEMENT
Seperti diketahui sebelumnya, flavonoid dikenal membantu mengurangi gumpalan darah dan memperkuat pembuluh darah. Sedangkan metilxantin dan polifenol, bisa meningkatkan kesehatan jantung, dan asam stearat dapat membantu mengendalikan trombosit untuk mengurangi risiko pembekuan darah, catatan tambahan dari para peneliti.
Namun, Krittanawong mengatakan diperlukan lebih banyak penelitian terkait jenis dan jumlah konsumsi cokelat yang tepat agar manfaat tersebut tepat sasaran. Meskipun begitu, sudah banyak penemuan yang mengungkapkan bahwa dark chocolate merupakan pilihan terbaik untuk kategori cokelat sehat.
"Kalori, gula, susu, dan lemak dalam produk yang tersedia secara komersial perlu mempertimbangkannya lagi, terutama pada penderita diabetes dan obesitas," tutupnya.