Setelah 5 Tahun, Restoran Hawker Chan Singapura Kehilangan Bintang Michelin

6 September 2021 11:50 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hawker Chan  Foto: Dok.HawkerChanSG
zoom-in-whitePerbesar
Hawker Chan Foto: Dok.HawkerChanSG
ADVERTISEMENT
Salah satu pusat kuliner ternama Singapura, Hawker Chan harus kehilangan bintang penilaian berharga. Diketahui, kios makanan yang didirikan oleh koki Chan Hong Meng tidak lagi masuk dalam jejeran restoran atau tempat makan berbintang Michelin.
ADVERTISEMENT
Awalnya, Hawker Chan memperoleh bintang pertama Michelin di tahun 2016. Pusat kuliner tersebut memiliki sajian nasi ayam kecap yang sungguh lezat. Apalagi, bahan-bahan yang digunakan berkualitas baik. Faktor keduanya, membuat Michelin memutuskan memberi bintang pada tempat makan itu.
Mengutip Mothership SG, standardisasi penilai tersebut berdasarkan penggunaan bahan sampai cara penyajian yang layak untuk dihidangkan pada konsumen. Menariknya, selain keunggulan yang dimiliki oleh sajian andalan Hawker Chan, mereka juga menjual makanan dengan harga cukup murah. Maka dari itu, banyak turis berdatangan ke sana guna berwisata kuliner sekaligus merasakan pengalaman mencicipi makanan autentik Singapura itu.
Ilustrasi nasi ayam hainan Singapura. Foto: Shutter Stock
Sejak mendapatkan label berharga itu, Chan Hong Meng akhirnya membuka tiga cabang Hawker Chan yang tersebar di Singapura. Ia memanfaatkan penghargaannya guna memperluas jangkauan bisnis kuliner yang dimiliki.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, mengutip CNN, agaknya usai pembukaan beberapa cabangnya masyarakat lokal merasa ada yang janggal dalam hidangan fenomenal Chan Hong Meng. Banyak dari mereka setuju, kalau rasa makanannya tak lagi sama, bahkan mengalami penurunan kualitas.
Tentu, bagi para pelanggan setia dan pencinta makanan khas Singapura, ini sedikit mengecewakan mereka. Adanya perubahan tersebut memungkinkan kalau Michelin menarik penilaian bintang kios Hawker Chan, mengingat salah satu persyaratan penerimaan bintang yakni kualitas bahan makanan.
Menurut pakar makanan Singapura, KF Seetoh, tindakan Michelin dianggap tidak salah, justru menunjukkan profesionalitas mereka. “Saya pikir Michelin dengan tepat dan teguh berpegang pada standardisasi mereka. Keputusannya juga bertujuan untuk melindungi martabat para pemilik bisnis restoran atau kuliner,” jelas Seetoh.
ADVERTISEMENT
Kejadian seperti ini bukanlah yang pertama kalinya terjadi. Beberapa tahun silam, Michelin juga pernah menurunkan peringkat di sejumlah restoran terkemuka. Nahasnya, penurunan penilaian itu membuat koki beberapa restoran kesal dan bahkan menuntut Michelin.
Tahun 2019 lalu, koki Prancis Marc Veyrat, pemilik restoran La Maison des Bois telah menuntut Michelin. Konon, La Maison de Bois sebelumnya memperoleh penilaian bintang 4, tetapi tahun berikutnya mereka hanya memperoleh 3 bintang Michelin.
Keputusan Michelin membuat murka Veyrat, ia kemudian menuntut dan meminta transparansi. Pada akhirnya, Veyrat kalah dan harus kehilangan jabatannya di bisnis restoran terkenal yang susah payah ia dirikan.
Berbeda dengan Veyrat, walau Chen Hong Mang mengalami hal serupa pula, tapi tampaknya ia belum mengambil tindakan apa pun. Sebab, sampai kini dirinya tidak memberikan tanggapan atau buka suara perihal penurunan penilaian Michelin Guide itu.
ADVERTISEMENT
Reporter: Balqis Tsabita Azkiya