3 Film yang Wajib Ditonton di Kyoto International Film Festival 2018

9 Oktober 2018 7:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kyoto International Film Festival 2018 (Foto: www.2018.kiff.kyoto.jp)
zoom-in-whitePerbesar
Kyoto International Film Festival 2018 (Foto: www.2018.kiff.kyoto.jp)
ADVERTISEMENT
Sebentar lagi, Kyoto International Film Festival (KIFF) kembali digelar untuk ke-5 kalinya. Diadakan oleh Yoshimoto Creative Agency sejak tahun 2014, festival film ini akan digelar di Kyoto, Jepang, pada 11-14 Oktober mendatang.
ADVERTISEMENT
Dalam festival tersebut, kumparan telah merangkum tiga film yang patut kamu tonton. Berikut daftarnya.
1. Tajuro Jun Aiki
Setelah absen dari dunia perfiman selama 20 tahun lamanya, sutradara Jepang Sadao Nakajima kembali berkarya lewat film terbarunya, 'Tajuro Jun Aiki'. Film ini akan tayang perdana di KIFF 2018.
Adegan dalam film 'Tajuro Jun Aiki' (Foto: ©︎『多十郎殉愛記』製作委員会)
zoom-in-whitePerbesar
Adegan dalam film 'Tajuro Jun Aiki' (Foto: ©︎『多十郎殉愛記』製作委員会)
'Tajuro Jun Aiki' adalah jidaigeki atau film bergenre drama yang mengambil latar belakang kota Edo sekitar tahun 1603 hingga 1868. Film ini akan menghadirkan banyak adegan chanbara atau pertarungan menggunakan pedang, sesuai dengan ciri khas film-film Nakajima sebelumnya.
'Tajuro Jun Aiki' diperankan oleh Kengo Kora, Mikako Tabe, dan Ryo Kimura. Film ini akan tayang perdana pada Minggu, 14 Oktober, di Yoshimoto Gion Kagetsu, Kyoto, Jepang.
ADVERTISEMENT
2. Cao Cao and Yang Xiu
Film besutan sutradara Junjie Teng, sosok yang membesut 'Farewell My Concubine: the Beijing Opera', ini bercerita tentang perang di akhir Dinasti Han di China. Cao Cao, Perdana Menteri Dinasti Han bertarung melawan pasukan Lie Bei dan Sun Quan, namun dia mengalami kekalahan besar di Pertempuran Chibi atau Pertempuran Tebing Merah.
Film 'Cao Cao and Yang Xiu' (Foto: www.kiff.kyoto.jp)
zoom-in-whitePerbesar
Film 'Cao Cao and Yang Xiu' (Foto: www.kiff.kyoto.jp)
Film ini mengambil latar Tiga Kerajaan yang terdiri dari negara Wei, Shu, dan Wu. Meski hancur, Cao Cao tidak mengaku kalah dan berencana untuk kembali. Di saat itu, hadir Yang Xiu, pelayan Cao Cao yang keterampilannya dicintai dan prestasinya dihormati.
Meski keduanya hebat, mereka memiliki sifat yang bisa mengakibatkan bencana. Pada akhirnya, sifat keduanya menghancurkan hubungan mereka. Salah satu dari mereka pun menghadapi kematian di usia dini.
ADVERTISEMENT
'Cao Cao and Yang Xiu' yang menampilkan aktor Changyu Shang dan Xing Peng Yan ini dijadwalkan tayang tanggal 13 Oktober di KIFF 2018.
3. Bayang
Adegan dalam film 'Bayang' (Foto: Alfrits John Robert)
zoom-in-whitePerbesar
Adegan dalam film 'Bayang' (Foto: Alfrits John Robert)
'Bayang' adalah satu-satunya film Indonesia yang tayang perdana di KIFF. 'Bayang' dijadwalkan tayang pada 13 Oktober.
Film garapan Alfrits John Robert ini berkisah tentang proses pencarian jati diri seorang perempuan bernama Emma. Emma diperankan oleh Novinta Dhini, eks anggota JKT48.
"Aku melihat Emma ada di dia. She seemed like a troubled person, awalnya. Dia juga write the screenplay, lho. Original story dari saya, saya kasih dia kesempatan untuk develop screenplay. Memang, pendekatannya agak unik (pada pemain) karena saya ngasih beberapa pemain enggak dalam bentuk screenplay full, cuma sinopsis. Dari style-nya, kamera hanya merekam kejadian, jadi ada banyak masukan dari pemainnya. Ini kolaborasi keren banget antar pemain dengan saya," ungkap Alfrits saat dihubungi kumparan beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Emma adalah perempuan yang dibesarkan seorang diri oleh ibunya yang single parent. Ayahnya meninggalkan Emma dan ibunya sejak Emma masih kecil, mengejar obsesinya pada musik.
Adegan dalam film 'Bayang' (Foto: Alfrits John Robert)
zoom-in-whitePerbesar
Adegan dalam film 'Bayang' (Foto: Alfrits John Robert)
Emma pun tumbuh menjadi perempuan yang mandiri. Namun, kemandiriannya ini 'kebablasan' karena dia merasa dunia berputar untuk dirinya sendiri. Meski demikian, dia adalah perempuan berprestasi sampai akhirnya dia mendapat pekerjaan di Jepang.
Di balik itu semua, Emma merasa hidupnya kosong. Dia merasa apa yang dia lakukan selama ini hanyalah sebuah rutinitas. Hidup di Jepang dengan kekosongan pun membuatnya ingin bunuh diri. Namun, dia membatalkannya, memilih cuti dari pekerjaannya, dan kembali ke Indonesia.
Di Indonesia, Emma mengatakan pada ibunya bahwa dia ingin bertolak ke Jakarta untuk mencari sang ayah. Dengan bekal berupa beberapa petunjuk dari surat-surat yang dikirimkan kawan-kawan ayahnya, Emma tiba di ibu kota.
ADVERTISEMENT