Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dancing Gale dari produser Lies Nanci Supangkat dan sutradara Sammaria Simanjuntak mendapat penghargaan DHL Award.
Sementara Virgin Bash dari produser Susanti Dewi dan sutradara Randolph Zaini mendapat penghargaan Mocha Chai Award. Selain itu ada pula The Heirlooms karya Devina Sofiyanti yang berhasil menyabet Bucheon Award.
Samaria mengaku bangga bisa mendapat penghargaan DHL Award. Lewat penghargaan tersebut, proyek Dancing Gale mendapatkan cash award sebesar 5 juta won.
"Semoga award ini menginspirasi para investor untuk segera mewujudkan Dancing Gale ini, kita udah bikin ini udah memimpikan ini 10 tahun lebih," tutur Samaria di Webtoon Convergence Center, Bucheon, Korea Selatan, Selasa (9/7).
Sementara Randolph, mengaku tak menyangka proyek filmnya bisa diterima dengan baik. Lewat penghargaan Mocha Chai Award, film Virgin Bash berhak atas post-production support senilai USD 35 ribu atau setara dengan Rp 570 juta.
ADVERTISEMENT
"Luar biasa membantu terutama dari sisi fasilitas dan technical support," tuturnya.
Hal senada juga disampaikan sutradara Devina Sofiyanti yang membawa proyek film The Heirlooms dalam Goedam Pitching awards. Meski belum tahu berapa besar nominal yang didapat, Devina mengaku senang proyek filmnya mendapat apresiasi.
"Kita gak nyangka sih ya karena tahun lalu ada empat award terus sekarang dipotong jadi dua. Jadi chancenya kecil dan gak nyangkalah untuk bisa dapat," tukasnya.
Dalam kesempatan yang sama, delegasi Indonesia yang didapuk sebagai juri utama project market, Yulia Evina Bhara, mengaku senang melihat pencapaian para delegasi Tanah Air.
Produser dari rumah produksi Kawan Kawan Media itu mengatakan, beragam penghargaan itu menunjukkan bahwa proyek para delegasi Indonesia memang cukup potensial.
ADVERTISEMENT
"Kita senang sekali kalau kita dapat prize-prize gitu. Cuman yang dilihat adalah berarti proyek kita ini atau proyek dari Indonesia dilihat sebagai proyek yang potensial gitu ya," tukasnya.
Direktorat Perfilman Musik dan Media (PMM) melalui Dana Indonesiana Kemendikbudristek turut memberikan dukungan terhadap ekosistem film Indonesia untuk hadir di Bucheon International Fantastic Film Festival (BIFAN ) di Korea.
PMM Kemendikbudristek melalui program fasilitasi bidang kebudayaan, Dana Indonesiana, memberikan fasilitasi delegasi pelaku perfilman Indonesia yang akan ikut serta dalam gelaran Bucheon International Fantastic Film Festival (BIFAN) 2024 di Korea yang berlangsung pada 4–14 Juli 2024.
Fasilitasi tersebut dilakukan sebagai upaya memperkuat ekosistem perfilman Indonesia dan menempatkan sinema Indonesia di peta perfilman dunia.