5 Film Indonesia Dipresentasikan dalam NAFF Project Spotlight di BIFAN 2024

9 Juli 2024 15:55 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sederet sineas Tanah Air, mempresentasikan proyek filmnya dalam NAFF Project Spotlight. Foto: Poplicist/Arman Febryan
zoom-in-whitePerbesar
Sederet sineas Tanah Air, mempresentasikan proyek filmnya dalam NAFF Project Spotlight. Foto: Poplicist/Arman Febryan
ADVERTISEMENT
Indonesia menjadi country of focus dalam gelaran 28th Bucheon International Fantastic Film Festival (BIFAN). Pada Minggu (7/7), sederet sineas Tanah Air hadir dalam agenda Project Spotlight Indonesia Pitching.
ADVERTISEMENT
Ada lima proyek film yang masuk dalam program Networking of Asian Fantastic Films (NAFF) Project Market. Di antaranya ialah, Dancing Gale dari produser Lies Nanci Supangkat dan sutradara Sammaria Simanjuntak.
Lalu, ada Into the Woods dari produser Mandy Marahimin dan sutradara Ilya Sigma. Kemudian ada Mad of Madness dari produser Ifa Isfansyah dan sutradara Eden Junjung.
Sederet sineas Tanah Air, mempresentasikan proyek filmnya dalam NAFF Project Spotlight. Foto: Poplicist/Arman Febryan
Ada pula The Hidden Flower dari produser Perlita Desiani dan sutradara Adriyanto Dewo. Hingga Virgin Bash dari produser Susanti Dewi dan sutradara Randolph Zaini.
Ifa Isfansyah mengaku senang bisa mendapat kesempatan mempresentasikan proyek film terbarunya itu. Kata Ifa, akan ada dua sesi pitching dalam program itu.
Selain public pitching, pihaknya akan mendapat kesempatan untuk melakukan one on one pitching.
ADVERTISEMENT
"Basically, memperkenalkan secara general aja kita lagi project apa, proses kreatif kita share. Siapa pun yang interest bisa mem-follow up," kata Ifa di Webtoon Convergence Center, Bucheon, Korea Selatan.
Sederet sineas Tanah Air, mempresentasikan proyek filmnya dalam NAFF Project Spotlight. Foto: Poplicist/Arman Febryan
Ifa mengatakan bahwa Mad of Madness bakal segera memulai proses syutingnya. Namun, ia masih membuka peluang untuk pihak lain ikut bekerja sama dalam proyek itu.
"Kita sebenernya sudah mau syuting September ya masih ada peluang untuk buka kemungkinan kerja sama," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, produser Susanti Dewi, menilai hadirnya Indonesia sebagai country of focus di BIFAN 2024 menjadi peluang besar bagi para sineas Tanah Air.
"Tahun ini project spotlight-nya untuk Indonesia, which is bagus banget untuk kita, project kita dipilih dari lumayan banyak yang apply," ungkap Susanti Dewi.
ADVERTISEMENT
Produser yang membawa proyek film Virgin Bash itu berusaha memanfaatkan momentum tersebut dengan baik. Salah satunya terkait kolaborator potensial dalam proyek film itu.
"Kita mencari potential collaborator, international investment, co producer, di tahap ini utamanya ya," tukasnya.

Delegasi Indonesia jadi Salah Satu Juri Utama di Project Market

Salah satu delegasi Indonesia, produser Yulia Evina Bhara dari rumah produksi KawanKawan Media, didapuk sebagai juri dalam BIFAN+ Project Market.
Tak sendirian, Yulia akan menjuri dengan Mike Macari dan Kim Yohwan. Yulia mengaku senang bisa membaca seluruh proyek film yang masuk dalam program tersebut.
Sederet sineas Tanah Air, mempresentasikan proyek filmnya dalam NAFF Project Spotlight. Foto: Poplicist/Arman Febryan
"Sebagai juri saya bertugas untuk menjuri untuk 36 proyek dan mendistribusikan 9 award bersama 2 juri lainnya, jadi ada 3 juri," kata Yulia dalam kesempatan berbeda.
ADVERTISEMENT
Yulia juga sempat mengungkapkan sejumlah kriteria film yang dinilai layak menerima penghargaan. Salah satu poin utamanya adalah alur cerita yang bagus dan potensial.
"Film maker-nya atau pembuatnya (juga) adalah orang-orang yang bertalenta yang memiliki talenta-talenta sehingga ketika nanti film itu jadi kita percaya bahwa mereka bisa men-deliver filmnya itu dengan bagus," tandasnya.