Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Namun rupanya, Jaksa Penuntut Umum (JPU) menyatakan eksepsi tersebut tidak dapat diterima. Rencananya, Steve akan menjalani sidang putusan sela yang akan melihat putusan hakim terhadap eksepsi yang diajukan pada Kamis (11/4) mendatang.
Jelang sidang putusan sela, tim kuasa hukum Steve menggelar konferensi pers. Berikut merupakan lima fakta yang terangkum dalam konferensi pers tersebut.
Kuasa hukum Steve, Jaswin Damanik, melihat banyak kejanggalan dalam persidangan kliennya. Mulai dari kewenangan hingga dakwaan JPU yang dinilainya tidak cermat dalam membuat tuntutan. Misalnya saja, terkait dengan pemusnahan barang bukti.
"Dari penyidik kepada JPU, pemohon minta menyaksikan barang bukti. Kami tidak menyetujui karena barang bukti bukan Steve yang punya," kata Jaswin saat ditemui di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, belum lama ini.
ADVERTISEMENT
Jaswin juga mempertanyakan Kejaksaan Negeri Jakarta Barat yang terkesan terburu-buru menetapkan bahwa perkara Steve Emmanuel telah lengkap. Padahal, lanjut dia, masih ada kekurangan di sana-sini. Salah satunya, soal hasil tes urine.
"Soal urine petugas lalai. Mereka sudah tes urine dan ada fotonya, tapi tidak dimasukan ke dalam berita acara pemeriksaan. Kok, seakan terburu-buru langsung P-21. Menurut kami juga tidak lengkap. Urine hasilnya positif, kenapa tidak dimasukkan Pasal 127," tutur Jaswin.
“Dalam hal ini penyidik salah memasukkan hukuman. Tidak menjunjung tinggi asas praduga tidak bersalah. Kami tegaskan, Steve pemakai. Tapi, di berita acara tidak ada foto tes urinenya,” tambahnya.
Dengan kejanggalan-kejanggalan yang telah ia paparkan, Jaswin kembali menekankan bahwa dakwaan JPU terhadap Steve harus batal demi hukum. Ia juga meminta agar kliennya dibebaskan dari segala dakwaan, dan dikeluarkan dari Rumah Tahanan Salemba, Jakarta Pusat, setelah putusan sela.
ADVERTISEMENT
"Kami meminta dalam hal ini memulihkan harkat dan martabat terdakwa," ujar Jaswin.
Sang adik, Kerenina Sunny, mengaku tak tahu persis sejak kapan Steve menggunakan narkotika. Namun, Steve sempat bercerita kapan saja waktu yang ia gunakan untuk mengkonsumsi kokain.
Belakangan ini, Steve memang lebih sering tampil di balik layar sebagai penulis skrip. Menurutnya, Steve merasa lebih kreatif ketika dirinya berada di bawah pengaruh narkotika.
“Kenapa dia pakai kokain karena saat menulis skrip itu sangat membantu dia untuk lebih kreatif,” tuturnya ketika ditemui di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, pada Senin (8/4).
Kerenina tak pernah menyangka sang kakak bisa terjerat narkoba. Sebab yang ia tahu, Steve punya kebiasaan menjaga pola hidup yang sehat.
ADVERTISEMENT
“Intinya dia enggak pernah keluar, enggak pernah bergaul empat tahun belakangan ini. Dia lebih suka olahraga dan menjalankan program sosial bersama temannya,” ujar Kerenina.
Kerenina menyebutkan bahwa Steve sempat mengalami stres ketika berada di dalam Rutan Salemba, Jakarta Pusat. Apalagi sebelum di tangkap, Steve tengah menjalani program penyembuhan Obsessive-Compulsive Disorder (OCD).
Obsessive-Compulsive Disorder (OCD) merupakan gangguan psikis yang ditandai dengan pikiran negatif yang membuat penderita merasa gelisah, takut, dan khawatir.
"Gara-gara OCD-nya, dia jadi stres. Yang harusnya teratur dan bersih, jadi susah kalau dia di dalam (rutan). Ya, kalau misalnya, orangnya lagi menjalani program perbaiki diri, terus di setop, ya, bingung," ucap Kerenina ketika ditemui di kawasan SCBD, Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (8/4).
ADVERTISEMENT
Kerenina dan ibunya sempat membesuk mantan kekasih Andi Soraya itu di dalam penjara. Kala itu, Steve Emmanuel hanya memperlihatkan wajah yang tenang dan tersenyum saat dibesuk anggota keluarganya.
"Jujur, waktu saya besuk kemarin sama ibu saya, pertama kali dia senyum dan ketawa sedikit. Pas kita balik, ya, wajah dia tegang," tuturnya.
"Keluarga kita sangat besar, kita enam saudara, hanya ada tiga di sini, yang lain di luar negeri. Buat Steve, ya, merasa sendirian karena banyak keluarga tidak di sini," sambungnya.
Sementara itu, terapis Steve, Richard Claproth, mengaku bahwa Steve memiliki gangguan psikis seperti Obsesive Compulsive Disorder dan Post Traumatic Syndrome. Hal ini terkadang yang membuat Steve seringkali mengalami krisis kepercayaan diri. Inilah kemudian yang menjadi alasan Steve menggunakan barang haram tersebut.
ADVERTISEMENT
“Dia kalau mau main sinetron, nervous, pakai, jadi percaya diri. Dia pakai itu supaya berani. tapi kalau digetok langsung drop, dia kayak tikus tuh, ketakutan,” ujar Richard.
Steve yang terbiasa hidup bersih dan nyaman, kini harus terbiasa berbagi tempat tidur dengan para tahanan lainnya. Hal tersebut sempat membuat Steve tak nyaman. Apalagi Steve memang tengah menjalani program penyembuhan Obsessive-Compulsive Disorder (OCD).
"Dia itu semua harus bersih. Jadi, ya, saya paham, kalau tidak bisa kontrol. Dia semuanya harus rapi, bersih, dan lain-lain," ungkapnya.
Kendati demikian Steve memang tak pernah mengeluhkan kondisinya di rumah tahanan. Menurut Kerenina, sang kakak memang bukan tipikal orang yang suka mengeluh.
ADVERTISEMENT
"Dia orangnya lebih daripada ngeluh, dia lebih cari harapan apa yang bisa dilakukan. Pemakai kan korban harusnya dibantu disituasi ini," tuturnya.
Sementara untuk makanan, Steve selalu menyukai masakan rumah. Sehingga, Kerenina selalu membawakan masakan rumah untuk sang kakak. Meski begitu, sesekali Kerenina membelikan makanan fast food kesukaan Steve.
"Tapi, dia bilang jangan, terlalu mahal kalau sering beli. Bawa dari rumah saja. Saya biasanya apa saja yang dimasak dirumah, saya sisain buat Steve," ujar Kerenina.
Kerenina memang kerap menjenguk sang kakak di tahanan. Dia selalu merasa sedih ketika menjenguk Steve. Kendati demikian, ia harus menutupi kepedihannya.
“Saya sendiri harus nahan nangis tiap kali saya ketemu (Steve)," kata Kerenina.
ADVERTISEMENT
Kerenina juga menyempatkan waktu bertemu dengan putra Steve Emmanuel, Darren Sterling. Ia mengatakan, Daren berniat untuk menjenguk pria 35 tahun itu.
Namun, bocah yang belum genap berusia 16 tahun, masih diliputi banyak keraguan untuk menjenguk ayahnya di tahanan. Ia juga tidak mau memaksa Darren jika belum siap melakukannya.
"Yang ada lihat papinya gitu, dia enggak bisa,” ucap Kerenina.
Saat ini, Darren memang tinggal bersama ibunya, Andi Soraya. Meski begitu, Darren selalu menemui Kerenina hampir setiap akhir pekan. Bahkan, ketika ibunda Steve sedang berada di Jakarta, mereka sempat menghabiskan waktu bersama dan mencoba memberikan penjelasan pada Darren.
“Saya bilang ke dia (Darren), kamu tahu papi kamu orang baik pasti ada jalan keluar untuk orang baik dan pasti Allah melihat dan akan membimbing kita semua kalau kita doa pasti ada jalan keluar,” tutur Kerenina.
ADVERTISEMENT
“Ya, pastinya itu yang pertama bikin dia stres. (Dia bilang), 'Kalau di dalam siapa yang jadi ayah untuk anak saya, yang ngurus anak saya, ya, emang ibu dia juga urus, tapi buat anak butuh dua-duanya, papi sama maminya',” ujar Kerenina.
Live Update
Mantan Menteri Perdagangan RI Tom Lembong menjalani sidang putusan praperadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (26/11). Gugatan praperadilan ini merupakan bentuk perlawanan Tom Lembong usai ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejagung.
Updated 26 November 2024, 10:01 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini