Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Konser Iwan Fals bertajuk 'Aku Cinta' sukses digelar di Allianz Ecopark, Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (30/3) malam. Grup band asal Bali, 'Superman Is Dead' dipilih sebagai pembuka penampilan Iwan Fals malam itu.
ADVERTISEMENT
Selain SID, konser tersebut juga diramaikan oleh Daramuda Project, Endah N Rhesa, dan Jason Ranti yang berkolaborasi dengan Iwan Fals. Mereka mampu menghibur "Oi", sebutan untuk penggemar Iwan Fals yang hadir pada malam itu.
Berikut beberapa fakta tak terlupakan di konser tersebut. Begini ulasannya.
1. Pesan Politik Damai Dari SID di Sesi Pembuka
Didapuk sebagai pembuka, Jerinx, Bobby Kool dan Eka Arsana dari 'Superman Is Dead' mampu memanaskan konser dengan baik. Lagu-lagu yang membawa pesan perdamaian dipilih untuk menjadi pembuka di konser itu.
'Luka Indonesia' misalnya, yang menjadi lagu pertama dari mereka. Lagu tersebut merupakan pesan agar masyarakat bisa tetap menjaga perdamaian di suasana politik yang seolah kian memanas ini. Eka berharap masyarakat bisa kembali teringat akan pentingnya kebhinekaan.
ADVERTISEMENT
“Apa kabar? tadi ada lagu 'Luka Indonesia' semoga Indonesia tidak terluka untuk beberapa hari kedepan,” kata Eka.
“Jangan sampai Indonesia terpecah belah karena suku, agama, ras, bola dan sebagainya karena bukan ranah kita untuk meributkan semua, karena kita semua sebenarnya bukan lah pahlawan,” timpal Jerinx.
Dalam penampilan tersebut SID seolah berusaha menyadarkan masyarakat agar tak merasa benar sendiri di tengah memanasnya tensi politik belakangan ini. Apalagi kesan polarisasi yang terbentuk di antara masyarakat lantaran politik juga jadi isu yang kian mengkhawatirkan belakangan ini.
2. Bicara Cinta Dengan Daramuda Project
Daramuda Project menjadi musisi pertama yang berduet dengan sang maestro di malam itu. Rara Sekar, Danilla Riyadi, dan Sandrayati Fay, mengajak Iwan Fals menyanyikan lagu mereka berjudul 'Salam Kenal'. Iwan Fals pun tampak memberikan sedikit perubahan dalam lagu tersebut. Para penonton pun dibuat terhibur dengan improvisasi lirik lagu itu.
ADVERTISEMENT
“Om Iwan Daramuda, Daramuda Om Iwan,” ucap ketiga perempuan itu sembari bersenandung.
Setelahnya, Iwan Fals sempat memuji komitmen tiap personel Daramuda Project terhadap perlindungan tanah air. Ditengah penampilan tersebut, rupanya Iwan Fals sempat mengajak Daramuda Project berdiskusi soal Cinta.
Pria 57 tahun itu bertanya soal pengertian cinta dari persepsi tiap personel. Danila yang mendapat kesempatan pertama mengungkapkan bahwa dengan cinta, sebagai manusia seharusnya bisa saling menyayangi. Jawaban yang beragam juga keluar dari personel lainnya.
"Cinta sejati yang gak milih milih yang ilahiah intinya bagaimana caranya bisa saling menghargai dan mengakui keberagaman," ucap Rara.
"Aku cinta ibu ku makanya aku cinta bumi kita," timpal Sandra.
Iwan Fals pun nampak dibuat tersenyum tipis dengan jawaban yang beragam dari tiga wanita anggun tersebut. Ya, kehadiran mereka memang mempermanis panggung malam itu.
ADVERTISEMENT
3. Kolaborasi Dengan Jason Ranti
Musisi Jason Ranti juga mendapat kesempatan untuk menemani sang maestro di atas panggung. Kolaborasi tersebut memang dinantikan banyak penikmat musik tanah air. Sebab, pria dengan sapaan Jeje itu memang kerap dimiripkan dengan Iwan dari segi musikalitas dan penampilan.
Lagu berjudul 'Kupaksa Untuk Melangkah' menjadi penampilan mereka yang pertama. Penonton dibuat terhanyut dengan kolaborasi akustik mereka.
Keduanya memang makin terihat seperti ayah dan anak di atas panggung itu. Iwan Fals bahkan sempat memuji karakter yang dimiliki Jeje.
"Potret Indonesia masa kini," tutur Iwan.
"Anjaay," jawab Jeje dengan spontan dan sedikit nyeleneh.
Ya, penampilan mereka memang amat menghibur malam itu. Apalagi ketika keduanya berdiri dari tempat duduknya dan memainkan gitar sembari sedikit menari. Para penonton pun dibuat larut dengan keharmonisan mereka di atas panggung.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya membawakan lagu Iwan Fals, Jeje mengajak sang maestro menyanyikan lagunya. Lagu berjudul 'Lagunya Begini Nadanya Begitu' pun mereka bawakan di atas panggung. Lirik nyeleneh lagu itu nampaknya sama dengan apa yang dilakukan Iwan Fals di masa muda.
"Enggak usah dijelasin (makna lagunya) kita kan bukan orang yang suka mengeniri imajinasi," ucap Iwan.
"Sunat dobel,' tambah Jeje sambil berkelakar.
Lagu 'Hio' dan 'Sebelum Kau Bosan' kemudian menjadi lagu penutup kolabrasi mereka. Para penonton nampaj dibuat terhibur dengan kolaborasi tersebut.
4.Mandi Bubuk Pewarna di Pertengahan Konser
Sejak awal konser, pihak penyelenggara memang sudah menyediakan bubuk pewarna untuk para penonton yang hadir malam itu. Bubuk pewarna tersebut justru mulai berterbangan di pertengahan konser.
ADVERTISEMENT
Saat iwan Fals membawakan ‘Lagu Satu’, ‘Asik Gak Asik’, ‘Badut’, dan ‘Bongkar’ para penonton sibuk saling melempar bubuk pewarna. Mereka terlihat amat menikmati momen mandi bubuk pewarna tersebut.
“Semakin cemong, semakin penuh cinta,” kata Iwan Fals.
Di atas panggung Iwan Fals pun meminta bubuk tersebut juga dilemparkan ke arahnya. Betul saja, para penonton ramai-ramai melempar bubuk tersebut ke arah panggung.
Salah satu personel band bahkan sempat menaburkan bubuk pewarna tersebut ke atas kepala sang Maestro. Sontak Iwan Fals juga sempat mandi bubuk pewarna di atas panggung.
5. Curhat Jerinx Soal Reklamasi
Saat Iwan membawakan lagu berjudul 'Gelisah', grup band SID kembali naik ke atas panggung. Selain lagu tersebut, mereka juga membawakan ‘Balada Orang Pedalaman’ dan ‘Kuda Lumping’ mereka mainkan tanpa jeda.
ADVERTISEMENT
Jerinx pentolan grup band asal Bali tersebut kemudian sedikit berorasi dari balik drumnya. Bali Tolak Reklamasi kembali menjadi topik yang ia kemukakan.
“Ketika selebriti di Jakarta bikin drama nyeleneh langsung banyak media yang lihat, tapi kami yang bertaruh nyawa di Bali, enggak dapat perhatian,” tuturnya.
Ya, Jerinx memang benar-benar menyampaikan keluh kesahnya di konser tersebut. Media yang seolah menutup mata terkait perjuangangan Bali Tolak Reklamasi serta kebijakan pemerintah pusat yang dianggapnya kurang berpihak pada rakyat menjadi topik utama yang ia angkat.