Anggy Umbara Sebut Kondisi Perfilman Indonesia Sudah Kritis

25 Mei 2020 15:21 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Acara Halalbihalal Online bersama Kemdikbud. Foto: Dok: Instagram @anggyumbara
zoom-in-whitePerbesar
Acara Halalbihalal Online bersama Kemdikbud. Foto: Dok: Instagram @anggyumbara
ADVERTISEMENT
Sutradara Anggy Umbara menjadi salah satu narasumber di acara Halalbihalal Online bersama Kemdikbud. Anggy dipertemukan dengan Ahmad Mahendra, Direktur Perfilman, Musik, dan Media Baru dari Kemdikbud, Djonny Syafruddin, GPBSI, Noorca Massardi, anggota LSF, produser Firman Bintang, dan aktris Putri Ayudya.
ADVERTISEMENT
Semuanya berbincang mengenai nasib industri film Indonesia di masa pandemi COVID-19 yang belum kunjung menemukan titik terang. Anggy bersyukur karena sebelum PSBB masih bisa menyelesaikan proses syuting film baru.
Sutradara film Si Manis Jembatan Ancol Anggy Umbara saat berkunjung ke kantor kumparan. Foto: Dicky Adam Sidiq
Namun, saat ini rumah produksi miliknya, Umbara Brothers, mulai mengalami guncangan ekonomi. Sebab, uang tidak bisa berputar, karena terlalu lama tidak melakukan proses syuting.
"Ya, kita dukung keputusan pemerintah, tapi yang jadi pertanyaan, ini gimana nih kalau kita mau mulai lagi nih. Saat ini, kita masih menunggu SOP new nomal di Indonesia, karena 'kan virus ini masih ada dan vaksin belum ditemukan," ungkap Anggy.
"Kalau di kita sebagai sutradara dan pemilik PH (rumah produksi) jelas terpengaruh, karena kita punya karyawan yang tetap harus digaji," sambungnya.
Sutradara film Si Manis Jembatan Ancol Anggy Umbara saat berkunjung ke kantor kumparan. Foto: Dicky Adam Sidiq
Anggy Umbara juga mengetahui bagaimana nasib dari rumah produksi berskala besar yang ada di Indonesia. Menurutnya, ada satu kekhawatiran berbahaya yang akan terjadi, jika pemerintah tidak sigap memberi penanganan.
ADVERTISEMENT
"Saya tahu lah banyak PH besar yang saat ini sudah merumahkan karyawan. Tapi, kalau harus begini terus 2 atau 3 bulan ke depan, PH seperti kami, juga sudah harus mulai jual barang nih," tuturnya.
Anggy menjelaskan, ia dan beberapa petinggi Umbara Brothers sudah melakukan beberapa trik untuk menjaga agar tidak ada karyawan yang dipecat. Cara itu bisa membantu, meski tidak efektif.
Sutradara Film "Mendadak Kaya" Anggy Umbara saat berkunjung ke kantor kumparan. Foto: Faisal Rahman/kumparan
"Saya dan teman-teman sudah bikin kelas, kita sampaikan beberapa materi dan ada donasi lah dari yang ikut kelas itu. Ya, kemarin bisa terkumpul uang sampai hampir Rp 100 juta dan kita bagikan itu ke sutradara, talent coordinator. Tapi, baru di level itu, kalau kru dan sisanya masih masing-masing," kata Anggy.
ADVERTISEMENT
Sutradara film Mama Cake itu menganggap, kondisi perfilman Indonesia saat ini sudah sangat suram. Ia pun mempertanyakan seperti apa cara Ahmad Mahendra dan Kemdikbud serta pemerintah secara luas menangani semua masalah tersebut.
"Saya bertanya-tanya, apakah gairah kita akan bisa kayak dulu, nih? Pasti semua pihak 'kan akan mikir nih, ini harus gimana?" ujarnya.
Anggy Umbara Foto: Munady
Sempat ada wacana dari pemerintah untuk mengucurkan dana untuk membantu para pelaku industri film Indonesia. Namun, Anggy mengaku belum menerima sepersen pun.
Ahmad Mahendra pun menjelaskan alasan mengapa dana dari pemerintah belum diturunkan.
"Memang belum (diturunkan dana), Mas (Anggy Umbara. Data kita ada 38 ribu pelaku seni yang sudah mengisi borang untuk menerima dana dari pemerintah. Tapi, kita akan cari semuanya datanya di KBPN dulu. Jadi, nanti langsung ke rekening masing-masing, Mas. Tapi, itu untuk pekerja seni seluruhan sih, bukan cuma pekerja film," kata Ahmad Mahendra.
Anggy Umbara. Foto: Munady Widjaja/kumparan
Anggy Umbara kembali menegaskan bahwa saat ini kondisi sudah sangat genting dan pemerintah harus segera bertindak. "Ya, memang ini sekarang situasinya sudah kritis, sih, Mas (Ahmad Mahendra)," ujar Anggy.
ADVERTISEMENT
Ahmad pun hanya bisa mengimbau agar Anggy dan rekan-rekan pekerja film bersabar menunggu proses. Sebab, saat ini sangat banyak industri yang terdampak.