Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Arie Kriting Singgung soal Diskriminasi pada Orang Timur di Perfilman Indonesia
22 Agustus 2024 14:03 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Aktor sekaligus komika Arie Kriting blak-blakan soal isu diskriminatif orang timur di industri perfilman Indonesia.
ADVERTISEMENT
Menurut Arie Kriting, orang timur rata-rata tidak diberi kesempatan untuk berada di posisi penting sebuah film. Arie ambil contoh, aktor Godfred Orindeod, misalnya.
"Saya merasa industri film ini diskriminatif. Om Godfred itu sudah 10 tahun ada di dunia film. Tapi benaran di ranah itu-itu aja dengan jumlah scene juga itu-itu aja. Tidak diberi banyak kesempatan," kata Arie Kriting dalam content day di Kemang, Jakarta Selatan.
"Saya punya abang satu ini enggak dapat definisi aktor, karena enggak dikasih kesempatan lain. Kalau enggak debt collector, sekuriti, atau adegan baku pukul," lanjut Arie.
Padahal, di industri Hollywood, produser tidak membedakan aktor berkulit gelap atau terang. Chadwick Boseman, Morgan Freeman, hingga Anthony Mackie, misalnya. Mereka punya tempat lewat peran-peran ikonik.
ADVERTISEMENT
"Padahal di Hollywood, kalau kita lihat, orang kulit hitam justru punya tempat. Mereka sukses lewat peran ikonik mereka masing-masing," ucap Arie.
Keresahan tersebut coba diangkat oleh Arie Kriting lewat film terbarunya, Kaka Boss. Arie mengaku terharu saat Kaka Boss ternyata mendapat respons positif setelah tayang di lima kota.
"Makanya, saya pecah nangis di part itu. Saya kerja dengan orang-orang profesional yang enggak diberi kesempatan besar selama ini. Padahal mereka sudah tunjukkan profesionalisme selama bertahun-tahun," jelas Arie Kriting.
Angkat Isu yang Dekat dengan Orang Timur
Kaka Boss mengangkat isu debt collector atau dinasti penagih utang orang Indonesia Timur. Sebagai sutradara, Arie Kriting menganggap isu tersebut sangat dekat dengan Orang Timur dan layak untuk diangkat.
ADVERTISEMENT
Arie menyebut sebagian besar pemeran dalam Kaka Boss pernah menjadi bagian dari debt collector.
Bahkan pemeran utama Godfread Orindead pernah menekuni pekerjaan tersebut selama setahun.
"Jadi tidak diragukan lah soal tagih-tagih utang di film ini," tutur Arie.
Menurut Arie Kriting, kisah debt collector itu layak diluruskan lewat film Kaka Boss.
Arie Kriting berpendapat debt collector tak bisa selamanya dipandang negatif. Petugas debt collector adalah pekerjaan di posisi netral.
"Kalau mau diperdebatkan. Di pekerjaan ini tujuannya baik, postiif, saya berani debat untuk itu. Orang pandang sisi negatif. padahal posisinya itu sebenarnya netral," jelas Arie Kriting.
Film Kaka Boss yang berlatar Indonesia Timur ini menceritakan Ferdinand 'Kaka Boss' Omakare (Godfread Orindeod). Dia dikenal sebagai penagih utang yang terkenal dan sangat disegani.
ADVERTISEMENT
Namun, ada satu kejadian yang membuatnya banting setir hingga mencoba pekerjaan lain. Semua harus dilakukan Kaka Boss demi anak dan istrinya.
Diproduseri Ernest Prakasa dan Dipa Andika, Kaka Boss menampilkan Godfred Orindeod, Glory Hillary, Mamat Alkatiri, Abdur Arsyad, Putri Nere, Nowela Mikhelia, Ge Pamungkas, Ernest Prakasa, Elsa Novi Bani Japasal atau Eca Aura, Aurel Mayori Putri atau Yori Eks JKT48.
Di film ini, Arie Kriting juga dibantu Kristo Imanuel sebagai ko-sutradara dan Arif Brata sebagai konsultan komedi. Kaka Boss siap tayang 29 Agustus 2024 di bioskop Indonesia.