Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kutcher pun memberikan penjelasan lewat video berdurasi 2 menit 16 detik yang dia unggah ke akun Instagramya. Video tersebut berjudul 'Memahami mengapa mengatakan All Lives Matter tidak sesuai poin'.
Mantan suami Demi Moore ini pun bercerita. Katanya, All Lives Matter itu tidak salah, tapi orang-orang yang mem-posting kalimat tersebut harus diedukasi.
Dia pun memberi contoh dari cerita pribadinya. Cerita itu terjadi sebelum dia menidurkan anak perempuannya, Wyatt, dan putranya, Dimitri.
"Biasanya, Mila (Mila Kunis, istri Kutcher) dan aku menidurkan anak-anak kami dan kami membacakan buku untuk mereka. Putri kami selalu mendapatkan giliran pertama. Ketika kami membacakan buku untuknya, putraku bilang, 'Tunggu, mengapa tidak aku duluan?' dan Mila bilang, 'Karena anak perempuan selalu didahulukan'," cerita Ashton Kutcher .
ADVERTISEMENT
"Dia (Dimitri) menjawab, 'Ya, tetapi anak laki-laki 'kan, selalu duluan'. Aku memandangnya dan berkata, 'Tidak, gadis-gadis selalu didahulukan. Kamu tahu kenapa begitu? Untuk kamu dan aku, perempuan pergi duluan karena untuk beberapa laki-laki, perempuan tidak didahulukan sama sekali. Jadi, untuk kamu dan aku, perempuan harus didahulukan," sambungnya.
Pembawa acara program Punk'd ini pun menekankan pentingnya untuk berdiri dalam solidaritas dengan komunitas kulit hitam.
"Jadi, soal Black Lives Matter, aku pikir apa yang perlu dipahami oleh orang-orang yang menulis All Lives Matter adalah, bahwa, bagi sebagian orang..." Ashton Kutcher berhenti sejenak dengan mata berkaca-kaca. "Kehidupan mereka yang berkulit hitam tidak penting sama sekali."
"Jadi, bagi kita, kehidupan orang-orang berkulit hitam itu penting. Jadi, sementara kalian mungkin memiliki niat baik dengan menyuarakan All Lives Matter, ingat, bagi sebagian orang, kehidupan mereka yang berkulit hitam tidak penting sama sekali," lanjutnya.
Gerakan Black Lives Matter kembali diserukan setelah George Floyd , pria berdarah Afrika-Amerika, meninggal karena kebrutalan polisi pada 25 Mei lalu di Minneapolis, Minnesota, AS. Lehernya ditindih oleh lutut polisi bernama Derek Chauvin selama hampir 9 menit, membuatnya tewas karena tak bisa bernapas.
ADVERTISEMENT