Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Aditya Prambudhi, yang lebih dikenal dengan nama Demian Aditya, mengucapkan kalimat itu dalam video berjudul My Journey as an Escapologist yang diunggah di akun YouTube-nya, Demian Aditya Channel, tiga bulan lalu.
Ucapan menantang kematian itu ia lontarkan untuk “menjawab” keterangan teks yang mengiringi videonya: not everyone know about my background, why I became an escapologist and why I love being in danger. Here is something to tell about my journey.
Demian dan bahaya. Keduanya dilekatkan sang subjek (Demian) kuat-kuat. Ia, seperti perusahaan, membangun brand--merek dagang. Dan Demian sudah melakukannya sejak 10 tahun lalu, 2007, saat pertama kali membintangi acara televisi--yang menggunakan namanya sendiri: Demian sang Ilusionis.
Demian sang Ilusionis menyapa penonton di ANTV selama hampir dua tahun, sebelum Demian pindah ke SCTV pada 2009 dan kembali menyapa penggemarnya dalam acara House of Demian.
ADVERTISEMENT
Demian sebagai brand melejit cepat, mengingatkan orang akan seniornya, Deddy Corbuzier yang juga memiliki sejumlah acara sendiri di televisi. Pada 2010, Demian membawakan acara Gara-Gara Magic di Trans7.
Nama Demian kian berkibar. Ia bertransformasi dari sosok peraih gelar “Abang Persahabatan” dan “Abang Favorit” pada Abang None Jakarta 2002 menjadi pesulap andal. Iusi-ilusi yang ia tampilkan mengundang decak kagum penonton layar kaca.
Namun, Demian tak berhenti pada label pesulap atau ilusionis--pencipta ilusi. Ia terkesan terus mengundang petaka dengan memilih atraksi mahaberbahaya--menyelimuti diri dengan es, mengubur diri dalam tanah, dan menanam diri dalam semen. Betul-betul seperti cari mati.
Sampai akhirnya Demian menyematkan label “baru” pada dirinya sebagai escapologist--pesulap yang lihai meloloskan diri dari perangkap berbahaya seperti borgol, peti, kotak baja, tong, tangki, bangunan terbakar, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Seperti kata dia: I was in love with danger. I always knew that I wanna life of living on the edge. That closer I come to death, the more I feel alive.
Memang, bukan cuma Demian escapologist di Indonesia. Selain dia, ada pula Oge Arthemus yang dijuluki Master of Escapologist pertama di Indonesia. Ia menjuarai ajang kompetisi sulap The Master Season 5 di RCTI pada 2012 dengan Deddy Corbuzier dan Romy Rafael sebagai dewan juri.
Escapologist? “Jadi, apapun yang dia mainin akan berbau escape,” kata Oge kepada kumparan beberapa waktu lalu.
Saat itu, Oge berbincang jauh sebelum musibah The Death Drop Demian di SCTV Awards 2017 terjadi. Ia dan kawannya sesama pesulap, Bow Vernon sang pickpocket magician, mengatakan Demian lebih tepat disebut escape magician ketimbang escapologist.
ADVERTISEMENT
Oh, mereka semua saling kenal. Oge Arthemus, Demian Aditya, dan Bow Vernon (yang seluruhnya nama panggung) sama-sama pernah menjadi murid Deddy Corbuzier, pesulap profesional yang lebih sering disebut “mentalis”.
Baik, apa lagi itu mentalis? Ini jenis sulap yang menitikberatkan pada psikologi dan--lagi-lagi--ilusi.
Aliran dalam sulap memang beragam, tak sekadar mengeluarkan kelinci dan merpati dari topi. Escapologist adalah bagian darinya. Semacam percabangan.
“Yang dilakukan Demian sebetulnya bukan escapology. Itu escape magic. Demian sejak ikut AGT (America’s Got Talent) kayak punya branding baru, bias dengan (brand) dia sebelumnya--yang ilusi, main-main cantik,” kata Bow.
“Demian tetap mainin ilusi, cuma mulai agak ekstrem. (Escape magic) kayak video waktu dia tiduran (dalam kotak kaca di AGT), hilang, muncul di depan. (Pada pertunjukan) keduanya di AGT juga hilang (lalu muncul).”
ADVERTISEMENT
Ia tidak menjelaskan detail soal “menghilang dan muncul” itu. Tapi, mereka yang menonton aksi Demian secara cermat akan paham.
Demian mengatakan, ia ikut America’s Got Talent setelah diundang oleh salah satu tim produksi AGT yang menghubunginya via email pada Januari 2016.
“AGT lihat video Perfect Escape gue di YouTube, yang 53 jam gue dicor. Terus dia nanya, tertarik nggak untuk ikut AGT?” ujar Demian dalam videonya, Masalah di AGT , yang diunggah di akun YouTube-nya, Demian Aditya Channel, 25 Juni 2017.
Namun Demian belum bisa berpartisipasi pada 2016 karena proses pembuatan visanya membutuhkan waktu. Ia baru ikut tahun ini, 2017.
Beda escape magician dengan escapologist, ujar Oge, ialah “Escapologist itu literally real. Kalau orang lihat gue masuk ke dalam kotak atau gentong, ya gue memang masuk. Orang akan lihat gue keluar dari situ juga. Tidak menghilang.”
ADVERTISEMENT
“Either itu kotak jatuh dari ketinggian, ditabrak mobil, atau dibakar, pokoknya gue harus keluar dari kotak itu sebelum kotak dijatuhkan, ditabrak, dibakar. Jadi kalau something goes wrong, sudah pasti gue yang kena,” imbuh Oge.
Sementara escape magic menggunakan kru sebagai bagian dari atraksinya, dan kru tersebut menanggung risiko sama besar dengan si pesulap.
“Kalau Demian yang kemarin (di AGT) kan tidak diperlihatkan proses keluarnya. (Penonton) lihat dia sudah di luar.”
Hingga akhirnya aksi terakhir demian di AGT, The Death Drop, berakhir dengan kegagalan. Peti yang seharusnya jatuh menimpa tiga tombak dan kobaran api di bawahnya, tersangkut di tengah-tengah, bukannya jatuh sempurna yang menimbulkan efek kejut.
Kegagalan itu tak menghalangi Demian untuk mengulang aksi serupa pada ajang SCTV Awards 2017, Rabu (29/11).
ADVERTISEMENT
“Permainan yang selalu menghantui gua selama ini… #fingercross,” demikian ujar Demian via Twitter sesaat sebelum memulai atraksinya.
Selanjutnya, kita sudah tahu. Bukan cuma kegagalan yang menghantui, tapi petaka. Saat peti terjatuh ke tombak-tombak yang disulut api, seorang pria terlihat masih berada di dalamnya. Ia stuntman Demian, Edison Wardhana.
Edison--yang telah 15 tahun bekerja sama dan berkawan dengan Demian--terluka parah, sempat koma, dan kini menjalani proses pemulihan.
Musibah ini mungkin salah satu kecelakaan terbesar dalam sejarah karier ilusionis Demian.
“Kami sudah menjalankan persiapan dan (mengecek) safety sesuai SOP (standard operating procedure). Tapi di luar dugaan, kami mengalami musibah. Saya bertanggung jawab atas kejadian ini, karena bagaimanapun ini acara yang saya bikin,” kata Demian dalam konferensi pers bersama kakak dan istri Edison, Senin (4/12).
ADVERTISEMENT
Apapun, petaka yang bikin celaka Edison itu mengundang kritik tajam banyak orang, termasuk dari Deddy Corbuzier yang pernah menjadi gurunya. Deddy, yang kini menjabat Ketua International Magicians Society Asia, mengatakan ada dua kesalahan utama dalam pertunjukan The Death Drop Demian.
Pertama, menurutnya, stuntman tak perlu ada dalam atraksi sulap berbahaya.
“Dalam permainan sulap, tidak seharusnya ada stuntman yang ditaruh pada posisi berbahaya. Yang ada adalah body double. Maksudnya, kalau misal saya mau menghilang, ya saya tutup kain sehingga di dalamnya berbentuk saya, tapi bukan saya. Kain dibuka, saya sudah nggak ada.”
“Atau saya naik motor, pakai helm, masuk ke dalam kotak transparan, lalu hilang. Pada saat pakai helm, itu body double,” ujar Deddy di kediamannya, Bintaro, Jakarta Selatan, Selasa (5/12).
ADVERTISEMENT
Kedua, lanjut Deddy, trik sulap Demian sesungguhnya memang tak perlu sampai menggunakan stuntman.
“Kalau tangannya mau diperlihatkan (sedikit di luar peti) supaya tampak seakan-akan masih ada orangnya (di dalam peti), itu bisa diakali dengan teknologi robotik seperti tangan palsu yang bisa bergerak-gerak, meski mahal,” kata dia.
Ketiga--bertentangan dengan ucapan Demian yang mengatakan “sudah menjalankan persiapan safety sesuai SOP”, Deddy menuding “kecelakaan terjadi karena tidak adanya safety precaution.”
“Kalau saya tidak salah, asisten (Demian) yang lain melihat ada orang lewat, dipikir (Edison) sudah keluar (dari peti), maka dilepaslah talinya. Terjadilah kecelakaan. Harusnya, (menentukan waktu melepas tali) tidak bisa dari visual mata, mesti menggunakan HT (handy talky),” kata Deddy.
Ia berpendapat, kesalahan Demian kali itu betul-betul total. “Tidak ada safety precaution dan itu melanggar aturan seni sulap. Itu bahaya. Amat bahaya, dan seharusnya tak terjadi.”
ADVERTISEMENT
Oge Arthemus mengatakan, aksi sulap besar setidaknya membutuhkan waktu tiga bulan untuk persiapan, dengan 3 hal utama yang harus menjadi fokus: mempersiapkan detail alat dan tim, mengantisipasi hambatan dengan memperhitungkan perbedaan tempat latihan dan lokasi atraksi, serta pengecekan berkali-kali terutama saat geladi bersih.
Demian, dalam video wawancaranya bersama sang manajer, Nanda Persada, berjudul Demian Ungkap Fakta Death Drop [Klarifikasi] yang diunggah di channel YouTube Nanda, mengatakan sesungguhnya atraksi The Death Drop memiliki tiga lapis pengaman--yang detailnya tak bisa ia ceritakan karena terkait dengan trik sulap.
“Ada triple safety. Luar biasa safe. Percaya atau tidak, pada saat gua naik ke atas, masuk ke boks, orang yang meyakinkan gua bahwa itu aman adalah Echon (sapaan akrab Edison). ‘Masuk aja, aman. Percaya sama gue,’ kata dia. Kami merasa, semua SOP yang sudah kami tulis, sudah dilaksanakan semua sama anggota tim. Di luar perkiraan dan perhitungan gue sama Echon, boksnya jatuh dan Echon terluka,” kata Demian.
ADVERTISEMENT
Hal yang tak terpredisi saat atraksi, menurut Demian, adalah: handy talky Echon, alat komunikasi utama mereka, mati saat ia di dalam peti.
“Entah gimana, Echon tidak mendengar HT. HT Echon mati, tapi semua kru mendengar. HT Echon mati tiba-tiba padahal semua orang bisa dengar. Ini musibah. HT sudah dicoba saat GR (geladi resik). Komunikasi jalan. Pas lagi live, entah kenapa, benar-benar nggak bisa diduga,” ujar Demian.
“Demian”, menurut Demian, sesungguhnya merek dagang yang bukan hanya miliknya.
“Demian ini seperti nama produk. Di bawah Demian, ada Aditya Prambudhi (nama asli Demian), ada Edison Wardhana. Kalau ada tuntutan (terhadap Demian), berarti nuntut Echon juga,” kata Demian soal rencana tuntutan yang sempat terlontar dari beberapa orang.
ADVERTISEMENT
Saat ini, kondisi Echon sudah jauh lebih baik, dan ia terus menjalani perawatan intensif.
Sementara Demian bertekad melanjutkan kiprahnya di dunia sulap terlepas dari petaka The Death Drop yang menimbulkan pengalaman traumatik bagi seluruh anggota timnya, termasuk istrinya, Sara Wijayanto.
Sabtu (16/12), Demian lewat akun Instagram-nya mengatakan atraksinya di The Magicians hari itu ditayangkan di China. Dalam ajang tersebut, ia akan berkompetisi dengan pesulap-pesulap AS, Jerman, Jepang, dan China.
“Tahun depan mau bangkit lagi. Dari dulu sampai sekarang, sulap itu udah kayak (my) lifestyle. Gua nggak akan pernah berhenti atau mundur atau resign dari seni sulap, karena sulap udah kayak napas buat gue. Itu hidup gue, dan setiap orang punya jalan hidup masing-masing,” kata Demian.
ADVERTISEMENT
Sempurna dan berbahaya. Mungkin itulah jalan yang dipilih Demian untuk terus ditapaki.