Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Aksi protes Black Lives Matter masih terjadi sampai hari ini. Banyak selebriti yang mendukung gerakan anti-rasialisme tersebut, salah satunya adalah Dwayne Johnson .
ADVERTISEMENT
Selain menyuarakan Black Lives Matter di media sosial, pemain film Jumanji: Welcome to the Jungle ini juga menyindir Presiden AS, Donald Trump. Johnson mempertanyakan keberadaan Trump dalam video yang dia unggah ke Twitter-nya.
"Di mana kau? Di mana pemimpin kita? Di mana pemimpin kita di masa seperti ini, ketika negeri kita berlutut, meminta, memohon, sakit, marah, frustrasi, terluka, hanya karena ingin didengar?" ucapnya.
Pria 48 tahun itu melanjutkan dengan berbicara soal kepemimpinan yang penuh kasih. "Di mana pemimpin kita yang penuh kasih? Yang mau melangkah, mengulurkan tangan, dan berkata, 'Berdiri denganku karena aku mendukungmu. Aku mendengarmu, aku mendengarkanmu," kata Johnson.
"Pegang omonganku bahwa aku akan melakukan segalanya dengan kekuatanku, sampai hari kematianku, napas terakhirku, untuk melakukan semua yang aku bisa untuk menciptakan perubahan, untuk menormalkan kesetaraan (ras) karena komunitas kulit hitam sangatlah penting. Di mana kau?" sambungnya.
Tentu saja, semua nyawa penting. Tapi, menurut Dwayne Johnson , menyuarakan Black Lives Matter di masa seperti ini lebih penting. Seharusnya, Trump sadar akan hal itu.
ADVERTISEMENT
“Di mana pemimpin yang melangkah dan mengambil tanggung jawab untuk negaranya dan semua orang di negara kita? Di mana kau? Kami semua di sini. Kau bisa melihatnya di negeri ini. Perubahan sedang terjadi. Ini akan memakan waktu. Kami akan dihajar habis-habisan. Akan ada darah, tetapi proses perubahan sudah dimulai," terang bintang film Hobbs & Shaw itu.
Gerakan Black Lives Matter kembali diserukan setelah George Floyd , pria berdarah Afrika-Amerika, meninggal karena kebrutalan polisi pada 25 Mei lalu di Minneapolis, Minnesota, AS. Lehernya ditindih oleh lutut polisi bernama Derek Chauvin selama hampir 9 menit, membuatnya tewas karena tak bisa bernapas.