Elizabeth Olsen Ungkap Kesulitan Mengimitasi Sitkom Lawas untuk WandaVision

13 Januari 2021 10:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penampilan Elizabeth Olsen dalam acara world premiere Avengers: Endgame. Foto: Valerie Macon/ AFP
zoom-in-whitePerbesar
Penampilan Elizabeth Olsen dalam acara world premiere Avengers: Endgame. Foto: Valerie Macon/ AFP
ADVERTISEMENT
WandaVision adalah serial Marvel Studios pertama yang akan ditayangkan di Disney+ dan menjadi pembuka bagi fase ke-4 Marvel Cinematic Universe (MCU). Ini menjadi satu langkah yang sangat berani, karena WandaVision adalah serial superhero pertama yang dikemas dengan nuansa serial sitkom (komedi situasi).
ADVERTISEMENT
Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi pemeran Wanda Maximoff, Elizabeth Olsen. Tak seperti biasanya saat berperan di film-film MCU, di WandaVision ia harus mengimitasi, bukan satu, namun berbagai sitkom dari era '50-an sampai modern.
Olsen menceritakan, ia sudah terkaget-kaget dengan suasana syuting saat harus mengimitasi serial di era '50-an. Ia menceritakan alasannya.
Penampilan Elizabeth Olsen dalam acara world premiere Avengers: Endgame. Foto: Valerie Macon/ AFP
"Adegan di era '50-an adalah yang pertama diambil. Aku benar-benar gugup, adrenalinnya sangat terasa. Pergantiannya sangat cepat dan itu membuat otakku bingung. Karena, di era sekarang tidak ada lagi sitkom atau film yang dimainkan di hadapan penonton secara live, 'kan?" ungkap Elizabeth Olsen saat melakukan konferensi pers virtual, Senin (11/1).
Elizabeth Olsen pun dituntut untuk berakting seperti sitkom-sitkom diera '60-an dan '70-an yang tentu berbeda dari era '50-an. Kemudian, gayanya harus kembali berganti saat episode WandaVision berubah menjadi seperti sitkom di era '80-an dan '90-an.
Elizabeth Olsen Foto: REUTERS/Mario Anzuoni
Menurutnya, ada banyak sekali perubahan yang dilakukan. Caranya untuk mempelajari semua hal itu ternyata sangatlah luar biasa.
ADVERTISEMENT
"Tentu ada perubahan dari gaya berpakaian dan semuanya sudah dituliskan dengan baik oleh produser dan penulis Jac (Schaeffer). Seperti di tahun '60-an, Wanda harus mengenakan celana dan aku juga harus mengatur gestur dan sikapku serta caraku berbicara," kata Elizabeth Olsen.
"Perbedaan wanita dalam sitkom di setiap era memang sangat dibedakan dari cara bersikap dan berbicara. Jadi, aku harus membaca buku yang sangat tebal untuk mempelajarinya," sambungnya.
Untungnya, Elizabeth Olsen memang menggemari banyak sitkom dari berbagai era. Lantas, siapa saja yang menjadi referensinya untuk berperan di WandaVision?
"Aku sedikit banyak menyontek aktris lawas, seperti Mary Tyler Moore dan Elizabeth Montgomery. Secara tidak sengaja aku juga memasukkan unsur dari sitkom I Love Lucy. Di era '70-an ada perbedaan signifikan lainnya, karena banyaknya komedi slapstick," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Meski sulit, Elizabeth Olsen mengakui bahwa ia sangat menikmati proses syuting WandaVision yang unik. Menurutnya, proses syuting di serial tersebut takkan bisa ia dapatkan di proyek lain.
"Yang paling seru adalah melihat tim special effect saat meledakkan sesuatu atau membuat angin dan asap. Mereka menjadi seperti dalang yang memainkan boneka dari atas layar. Ini adalah hal yang berbeda, karena biasanya kita hanya perlu berakting dengan CGI. Sangat seru saat melihat ada proses practical effects di sini," ujar Olsen.
Serial WandaVision siap rilis di Disney+ Hotstar pada 15 Januari mendatang. Selain Elizabeth Olsen, aktor Paul Bettany juga akan kembali berperan sebagai Vision. Ada pula beberapa artis lain, seperti Teyonah Parris sebagai Monica Rambeau dewasa dan Kathryn Hahn sebagai Agnes.
ADVERTISEMENT