Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Ernest Prakasa Optimistis Perkembangan Industri Film Bukan Tren Semata
30 Maret 2017 13:04 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Mengawali karier sebagai seorang komedian, kini Ernest Prakasa mulai melebarkan sayap ke dunia perfilman. Berangkat dari menjadi penulis novel, kemudian menjadi penulis skenario, sampai akhirnya ia menjadi aktor dan juga sutradara dari film yang ia tulisnya sendiri.
ADVERTISEMENT
Sebagai seseorang yang aktif di dunia hiburan, tepatnya di industri perfilman, ayah dua orang anak ini pun memiliki pandangan tersendiri atas dunia perfilman di Indonesia.
"Perfilman di Indonesia sekarang ini lagi terus berkembang ya, khususnya para filmmaker di daerah, lagi menggeliat banget. Bioskop-bioskop juga sekarang memberikan banyak peluang. Aku senang perkembangannya variatif banget," ungkap Ernest ketika dijumpai di kawasan Senayan beberapa waktu lalu.
Meskipun dirinya senang dengan perkembangan signifikan yang sedang berlangsung, Ernest berharap semoga para filmmaker di negara ini tidak terjebak lagi dengan predikat 'Film Box Office'.
"Jangan terjebak box office. Dulu pernah kan film kita laris banget, hampir semua box office, tapi horor semua, ketika udah sampai titik bosan, bubar semua, ambruk semua. Kalau sekarang saya optimis sih, (perkembangan) ini bukan hanya tren sesaat," ucapnya seraya tersenyum.
ADVERTISEMENT
Menurut sutradara film 'Cek Toko Sebelah' ini, kurangnya jumlah layar bioskop di negeri ini menjadi salah satu permasalahan terbesar industri film di Indonesia.
"Kompleks sih (permasalahan). Kalau dibanding negara tetangga,  jumlah layar kita sedikit banget. Kota sebesar Padang aja bioskop baru ada tahun lalu. Ini jadi masalah tersendiri, ya. Untungnya satu dua tahun terakhir bioskop makin banyak muncul," jelasnya.
Baca Juga: Masalah dan Tantangan Perfilman Nasional
Juara tiga Stand Up Comedy Indonesia musim pertama ini pun memiliki pandangan sendiri tentang kriteria sebuah film yang bagus.
"Kepentingan artistik dan komersil itu memang dua hal yang terus tarik menarik ya. Tapi bagi saya, film yang bagus, film yang laku itu harus bertanggungjawab pula secara artistik. Jadi enggak lagi ada perbedaan film laku dan film bagus. Dulu film laris dan bagus adalah  dua hal yang berbeda. Kalau sekarang, film laris juga harus bagus lah," terangnya.
ADVERTISEMENT
Ada satu film Indonesia yang sampai saat ini masih terus berkesan untuk Ernest, bahkan dirinya masih ingat betul jalan cerita dari film tersebut.
"Salah satunya Quickie Express. Karena itu gila aja, konsepnya, ide dasarnya, komedinya, lucunya banget banget. Itu film udah lama banget,  dan sampai sekarang masih inget adegannya dan dialognya. Berarti film itu luar biasa banget kan," ucapnya.