Fadli Zon Sebut Pemerintah Bakal Bantu Hapus 'Premanisme' di Dunia Perfilman

9 Mei 2025 14:00 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Kebudayaan Fadli Zon (kiri) dan Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha (kanan) usai menghadiri pembukaan Dana Indonesia di Gedung A Kemendikbudristek, Jakarta Pusat, Senin (5/5/2025). Foto: Alya Zahra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Kebudayaan Fadli Zon (kiri) dan Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha (kanan) usai menghadiri pembukaan Dana Indonesia di Gedung A Kemendikbudristek, Jakarta Pusat, Senin (5/5/2025). Foto: Alya Zahra/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, menegaskan pemerintah bakal memberantas seluruh mafia yang merugikan para sineas film dalam negeri.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, ia akan berkoordinasi dengan seluruh stakeholders agar tak ada lagi pungutan liar yang bertujuan untuk menghalang-halangi para sineas untuk melakukan kegiatan syuting.
"Ya, kami akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait baik itu pemerintah provinsi, kabupaten, di mana tempat-tempat mereka itu misalnya akan menjadi sebuah setting dari sebuah film," ujar Fadli Zon kepada wartawan di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa (6/5).
Menteri Kebudayaan Fadli Zon Usai Konferensi Pers Terkait Gelaran Festival Film Cannes. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
"Dan juga pada aparat penegak hukum. Jadi kita akan menyampaikan, jangan sampai tindakan-tindakan oknum atau mereka yang mungkin menghalang-halangi upaya untuk memajukan kebudayaan Indonesia ini ditolerir. Kita akan sampaikan," sambungnya.
Sebagai menteri, Fadli ingin ada budaya sehat yang mendukung para sineas untuk berkarya. Ia berupaya mewujudkan hal itu karena menganggap film bisa menjadi cara mudah untuk mempromosikan potensi daerah di Indonesia ke mancanegara.
ADVERTISEMENT
"Secara umum kita berharap environment atau lingkungan untuk syuting film dan lain-lain itu harus dipermudah jangan dipersulit, karena kita rugi," ucap Fadli Zon.
"Banyak misalnya film-film dari luar, dari Hollywood, dari Bollywood, dari Korea yang mau syuting di kita dan itu mempromosikan daerah itu juga, mempromosikan provinsi, kabupaten, kota atau bahkan desanya. Sebenarnya itu adalah sebuah privilege, itu adalah sebuah keuntungan," lanjut dia.
Karena itu, Fadli berharap ke depan para sineas bisa membuat laporan jika memang dalam proses pembuatan film mereka dihadapkan pada permasalahan perizinan tersebut.
"Kita juga berharap ada partisipasi aktif dari insan perfilman jika ada hal seperti ini bisa dilaporkan, tentu kita akan membantu. Jadi kesempatan itu bisa hilang hanya karena kesulitan-kesulitan untuk mendapatkan akses dan kemudahan dan kenyamanan," tandasnya.
ADVERTISEMENT