Fenomena Artis Nyaleg di Mata Bapak Reggae Indonesia

2 Agustus 2018 10:32 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tony Q Rastafara (Foto: Alexander Vito/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tony Q Rastafara (Foto: Alexander Vito/kumparan)
ADVERTISEMENT
Menjelang Pemilu 2019, banyak artis ibukota yang berlomba-lomba mencalonkan diri sebagai calon legislatif (caleg), mulai dari Tina Toon hingga Krisdayanti. Fenomena tersebut ternyata mendapat banyak tanggapan dari masyarakat dan juga artis Indonesia lainnya yang tidak ikut berpolitik. Salah satu musisi yang angkat bicara mengenai fenomena artis terjun ke dunia politik adalah Bapak Reggae Indonesia, Tony Q Rastafara.
ADVERTISEMENT
Selama ini, pria berusia 57 tahun dikenal sebagai pribadi yang kritis melihat situasi politik di Indonesia. Dia pernah mengkritik menjamurnya koruptor di Indonesia lewat lagunya yang berjudul 'Negeri Sulap'.
Awalnya, Tony menjelaskan bahwa di masa lalu, Bung Hatta, wakil presiden pertama Indonesia, membuat partai politik untuk mengakomodir idealisme para patriot negeri. Hanya saja, sejak era Orde Baru, banyak hal yang berubah dari pandangan politik partai di Indonesia. Oleh karena itu, dia berharap sederet selebriti yang mencalonkan diri sebagai caleg ini memiliki tujuan yang baik dan selalu konsisten.
"Kalau niatnya rakyat ingin pemerintah yang memperbaikan bangsa dan untuk kemaslahatan umat, ya enggak masalah. Tapi di tengah perjalanan kan orang sering berubah secara mental," ungkap Tony Q di Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (1/8).
Nafa Urbach gabung Partai NasDem (Foto: Instagram @nafaurbach)
zoom-in-whitePerbesar
Nafa Urbach gabung Partai NasDem (Foto: Instagram @nafaurbach)
Pelantun lagu 'Pesta Pantai' itu tak senang melihat para pelaku politik yang hanya modal popularitas semata. Jika melihat ke belakang, tak sedikit artis yang image-nya menjadi buruk ketika terjun ke dunia politik.
ADVERTISEMENT
Tony Q Rastafara menilai bahwa banyak artis yang sebenarnya belum siap secara ilmu untuk menjadi seorang anggota legislatif. Secara tersirat, pemilik nama lengkap Tony Waluyo Sukmoasih itu ingin artis-artis tersebut berkarya seni saja, tanpa harus ikut-ikutan mengurus permasalahan politik di negara ini.
"Hampir rata-rata belum siap, ya. Bahkan ada artis besar yang saya lihat dalam konteks musik cukup salut, ya. Begitu masuk politik, jadi gimana gitu. Dari zaman dulu juga banyak musisi yang masuk politik 'kan, padahal kalau dia main musik saja sudah cukup bermanfaat untuk masyarakat. Kenapa harus masuk politik sehingga tidak bermanfaat untuk masyarakat?" imbuhnya.
Denny Frust (Foto: Alexander Vito/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Denny Frust (Foto: Alexander Vito/kumparan)
Di sisi lain, musisi ska yang baru saja kembali dari tur Taiwan, Denny Frust eks-Monkey Boots, memberi tanggapan yang tak terlalu skeptis. Ia hanya berharap agar para artis yang nyaleg di Pemilu mendatang sudah memiliki ilmu yang mumpuni untuk berpolitik.
ADVERTISEMENT
"Gue enggak masalah sih, asal dia kompeten. Dia tahu apa yang diwakilkan dan punya basic ilmunya. Kalau asal nyaleg, enggak fair, sih. Karena mending lo berkesenian aja deh daripada jadi bahan omongan," kata Denny.
Layaknya Tony Q, Denny Frust khawatir kompetensi para artis kurang baik untuk menjadi legislatif bangsa. Namun, ia tetap berpikir positif dan terus berharap para artis bisa menjalani amanah dengan baik jika nantinya terpilih sebagai anggota legislatif negara.
"Gue sebenarnya agak khawatir dan jadi mikirnya karena enggak laku jadi artis, nyari uang dengan nyaleg gitu. Ya, mudah-mudahan teman kita yang seniman itu enggak gitu ya," tandasnya.