Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Film 'Kucumbu Tubuh Indahku' karya Garin Nugroho meraih torehan positif di ajang Festival Film Indonesia (FFI) 2019. Film ini memboyong delapan Piala Citra, termasuk untuk kategori 'Film Terbaik' dan 'Sutradara Terbaik'.
ADVERTISEMENT
'Kucumbu Tubuh Indahku' pun dipilih untuk mewakili Indonesia dalam seleksi nominasi Academy Awards, salah satu ajang penganugerahan film paling bergengsi di kancah perfilman dunia.
Di Academy Awards, 'Kucumbu Tubuh Indahku' akan berhadapan dengan film-film dari berbagai negara untuk menjadi nominasi di kategori 'Film Berbahasa Asing Terbaik'.
Sebagai sutradara, Garin Nugroho merasa tidak lagi punya andil atau ekspektasi dan harapan ketika sebuah karya sudah dilepas ke publik.
"Ya, chef itu kan pemasak aja, enggak mikirin distribusi. Itu bagian tim marketing yang kerja. Kalau masalah Oscar, itu negara yang bakal support ya," ujar Garin ketika ditemui di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (16/12).
Sebelumnya, Garin pernah menembus 15 besar dalam seleksi nominasi Academy Awards lewat film 'Daun Di Atas Bantal' (1998). Hal itu sudah bisa dianggap sebagai prestasi yang hebat, meski tidak masuk ke lima besar nominasi 'Film Berbahasa Asing Terbaik'.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, Garin tidak berharap film 'Kucumbu Tubuh Indahku' bisa mendapat prestasi yang serupa atau bahkan melebihi 'Daun Di Atas Bantal'. Ia enggan menganggap nominasi di Academy Awards sebagai hal yang prestise.
"Festival itu kan kompetitif di taraf profesional. Jadi, profesionalisme kita diukur lah sebagai seniman. Kalau film saya kan sudah pernah ke Cannes dua kali, Berlin enam kali, Busan hampir 11 kali, Tokyo Film Festival 12 kali. Ya, ajang Oscar itu cuma pencapaian profesionalisme aja lah," tuturnya.
Bahkan, Garin mengaku tidak terlalu ingin film 'Kucumbu Tubuh Indahku' masuk nominasi di Academy Awards. Sebab, ia merasa film itu tidak cocok di festival film Amerika Serikat.
"Kalau Oscar itu, karya yang bagus dan komunikatif itu jadi satu, tapi di Eropa kan tidak, mereka lebih kepada art film-nya. Jadi, kalau di Oscar itu pemenang biasanya punya film yang art dan komunikasinya oke. Makanya kan film pemenang Oscar rata-rata tidak menjemukan kan," kata Garin.
ADVERTISEMENT
"Ya, sebenarnya masuk Oscar bukan tujuan saya lah. Menurut saya, orang harus tahu tempat. Kalau anda jadi tanaman yang tinggal di savana, kan tidak bisa lah tinggal di pegunungan, gitu," lanjutnya.