Ifan Seventeen Ceritakan Beratnya Proses Pembuatan Film Kemarin

14 April 2020 18:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ifan Seventeen. Foto: Alexander Vito/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ifan Seventeen. Foto: Alexander Vito/kumparan
ADVERTISEMENT
Peristiwa tsunami di Tanjung Lesung, Banten, pada 22 Desember 2018 membawa luka tersendiri bagi vokalis band Seventeen, Ifan. Di peristiwa itu, ia kehilangan istri, Dylan Sahara, dan tiga rekan band-nya, Herman, Bani, dan Andi, yang turut tersapu tsunami.
ADVERTISEMENT
Peristiwa itu pun memupuskan harapan Ifan untuk terus berkarya bersama teman-temannya, termasuk membuat film dokumenter.
Satu bulan setelah kejadian, tepatnya pada 22 Januari 2019, kamera milik drummer Seventeen, Andi, ditemukan. Di kamera tersebut terekam detik-detik terakhir kebersamaan personel Seventeen sebelum manggung.
Film dokumenter berjudul Kemarin mengisahkan perjalanan karier Seventeen Foto: YouTube/MAHAKARYACHANNEL
Selain itu, momen ketika tsunami menggulung panggung saat Seventeen tengah menyanyikan lagu ke-2 juga terabadikan.
Rekaman itu menggugah hati produser dari Mahakarya Pictures, Dendi Reynando, untuk membuat sebuah film dokumenter bertajuk Kemarin. Film tersebut disutradarai oleh Upie Guava.
Upie mengaku, tidak pernah menolak ketika diajak untuk menggarap film Kemarin. Namun, ia paham bahwa proyek film ini akan sangat berat bagi keluarga besar Seventeen, termasuk Ifan.
Namun, ia percaya, film ini bukan sebuah proyek untuk mencari uang. Tapi, meneruskan mimpi para personel Seventeen yang sempat berencana membuat film dokumenter sebelum meninggal dunia di peristiwa tsunami.
ADVERTISEMENT
"Ini kayak last wish-nya anak-anak (Seventeen), nih. 'Kan di meeting terakhir itu ada rencana mau bikin dokumenter. Kita tanamkan ke benak kita semua bahwa proyek ini amanat," ungkap Upie ketika melakukan video conference, Selasa (14/4).
"Saya rasa, kita semua pun punya kesedihan masing-masing. Jadi, ini bukan proyek kerjaan, tapi menunaikan amanat anak-anak. Kalau hasilnya baik, 'kan jadi berkah buat ahli waris," sambungnya.
Ifan 'Seventeen'. Foto: Instagram/@ifanseventeen
Di sisi lain, Ifan merasa sangat berat hati ketika diminta untuk terlibat di proyek ini. Saat harus menenangkan diri, ia justru diganggu oleh pertanyaan sutradara dan tim Mahakarya Pictures terkait tragedi tsunami Tanjung Lesung.
"Ini hal yang gue hindari banget sebenarnya waktu itu. Tapi, mau enggak mau, gue harus ada di proses ini. Apa yang jadi ketakutan gue, harus dihadapi, karena mau enggak mau. Proses film ini, benar banget kata Mas Upie, ini adalah legacy, pesan dari anak-anak," ujar Ifan.
ADVERTISEMENT
Ifan merasa sangat kesulitan untuk menceritakan semua kenangan bersama Seventeen dan sang istri, Dylan. Bahkan, ia tidak bisa menceritakan semua kisahnya pada Upie dalam satu kali pertemuan.
Ifan Seventeen saat peluncuran Teaser Film Dokumenter Seventeen ‘Kemarin’ . Foto: Giovanni/kumparan
"Kita tuh banyak break, ya. Karena, misalnya, baru cerita setengah, break dulu, kumpulin tenaga dulu, tenang-tenang, baru lanjut. Kalau langsung gitu pasti enggak kuat. Butuh energi banget gitu, saat cerita tuh energi terserap banget. 'Kan gue ceritanya dari waktu awal-awal Seventeen masih susah sampai tragedi itu. Itu melelahkan banget," katanya.
Namun, setelah bercerita, Ifan merasa hatinya kian tenang dan tentram. "Ternyata, ini malah jadi proses penyembuhan juga, ya, buat gue," ucapnya.
---
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!
ADVERTISEMENT