Kata Hanif Thamrin soal Klaimnya di Buku Pemburu di Manchester Biru

6 Februari 2020 14:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hanif Thamrin, penulis buku Pemburu di Manchester Biru. Dok: Instagram @hanifthamrin
zoom-in-whitePerbesar
Hanif Thamrin, penulis buku Pemburu di Manchester Biru. Dok: Instagram @hanifthamrin
ADVERTISEMENT
Film Pemburu di Manchester Biru sudah tayang di bioskop-bioskop Indonesia. Film besutan Rako Prijanto itu yang diperankan oleh Adipati Dolken dan Ganindra Bimo.
ADVERTISEMENT
Film tersebut mengadaptasi novel non fiksi karya Hanif Thamrin, mantan Direktur Hubungan Internasional dan Media PSSI yang pernah menjabat sebagai International Content Producer di klub liga Inggris, Manchester City.
Dalam Pemburu di Manchester Biru, sosok Hanif diperankan oleh Adipati Dolken. Sementara, Ganindra memerankan tokoh Pringga, sahabat dekat Hanif.
Hanif sendiri di bukunya yang berjudul sama dengan filmnya, mengklaim bahwa dirinya merupakan satu-satunya orang Indonesia yang bekerja di Manchester City.
Klaim tersebut tentu menjadi bahan perbincangan netizen. Bakan, sudah banyak orang yang membicarakan klaim Hanif tersebut sejak tahun lalu. Karena, sebelum Hanif ada beberapa orang Indonesia lainnya yang pernah bekerja di Manchester City. Ya, Hanif bukanlah orang pertama.
Hanif pun mengklarifikasi klaim dalam bukunya. Katanya, klaim tersebut dimaksudkan untuk periode 2014-2016 ketika dia aktif bekerja di sana. Dia sendiri tahu betul ada beberapa orang Indonesia yang terlibat di klub tersebut sebelumnya.
ADVERTISEMENT
“Itu sebenarnya, angle jualan yang seksi untuk dijadiin bahasan orang, 'kan. Debatable. Kalimatnya bukan orang pertama, namun satu-satunya di periode itu,” ucap Hanif, ketika ditemui kumparan di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
“Sebelumnya sudah ada, dan itu (gue) tahu, cuma majority 'kan enggak base di Manchester. Ada yang base di Newcastle, ada yang di London,” sambungnya.
Hanif Thamrin di Konferensi Pers Film Pemburu di Manchester Biru, Epicentrum, Jakarta Selatan, Rabu (5/2). Foto: Giovanni/kumparan
Hanif pun bercerita, dirinya dipercaya langsung oleh klub yang kini berada di bawah asuhan Pep Guardiola tersebut untuk melakukan peliputan di lapangan. Dia mendapat kesempatan langsung melakukan wawancara dengan manajer hingga pemain di periode tersebut.
“Jadi dia (orang yang bekerja sebelum Hanif) enggak actually setiap hari ketemu manajer, pemain, ngambil reaksi, ngambil footage latihan, dan hal seperti itu. Reaksi pemain ketika kita kalah, itu mereka enggak ngerasain,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Hal-hal tersebut membuat Hanif yakin untuk mengklaim bahwa dirinya adalah satu-satunya orang Indonesia yang bekerja di Manchester City, tanpa bermaksud menghilangkan jejak para pendahulunya.
Exactly, yes, dan gue enggak cuma translator. Actually, create content dan content-nya menjadi breakthrough karena sebelumnya, enggak ada konten video sendiri yang berbahasa Indonesia yang pernah dilakukan sama klub bola. Yang itu official, makanya gue bikin program City TV official dan berbahasa Indonesia. Itu yang gue tekenin,” jelasnya.
Lebih lanjut, dalam periode tersebut, dia juga sering mewakili Manchester City dalam pertemuan media official tim raksasa liga Inggris. Dari pertemuan tersebut, memang dirinyalah satu-satunya orang Indonesia yang terlibat.
“Memang enggak ada orang Indonesia yang beneran terlibat di kantornya, ngobrol sama pemain, ngambil reaksi usai pertandingan, cover latihan, bikin match report, ngejahit highlights. Itu enggak ada,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Film Pemburu di Manchester Biru sudah diproduksi sejak tahun 2018. Sempat tak ada kabar selama dua tahun, kini film tersebut bisa dinikmati di bioskop-bioskop Tanah Air.