Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Keadilan Sosial, Syarat Film Dokumenter yang Dipilih 'Good Pitch2'
5 Mei 2017 8:57 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
'Good Pitch2 Asia Tenggara' telah selesai digelar di Goethe Institut, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (4/5). Acara ini diselenggarakan untuk mempertemukan pegiat film dokumenter dengan agen penggerak perubahan.
ADVERTISEMENT
Setelah pertemuan tersebut, banyak terjalin kerja sama agar film tersebut dapat terwujud dan memberikan dampak jangka panjang. Karena itulah esensi dari sebuah film dokumenter, membawa perubahan.
Adapun film dokumenter yang dipresentasikan di hadapan panelis hanya 4 film yang berasal dari regional Asia Tenggara. Mereka adalah 'Song for My Children' dari Indonesia, 'Intuition' dari Singapura, serta 'Audio Perpetua' dan 'Sunday Beauty Queen' dari Filipina.
Hebatnya, dua dari empat film itu berasal dari Filipina. Padahal, ada 11 negara yang terhimpun dalam kawasan Asia Tenggara. Namun, pemilihan film dokumenter yang dipilih oleh 'Good Pitch2' sudah melalui kurasi yang ketat.
Baca Juga:
ADVERTISEMENT
Film-film dokumenter itu awalnya mengumpulkan beberapa berkas persyaratan saat 'Good Pitch2' membuka pendaftaran untuk Asia Tenggara. Dari trailer, footage, proposal, dan storyline yang telah dikumpulkan kemudian dinilai oleh panitia.
Apalagi yang menjadi aspek penilaian 'Good Pitch2' terhadap calon film dokumenternya?
"Track record dari pembuat filmnya dan komitmennya terhadap social justice. Kita juga melihat impact goals atau tujuan dari film dan filmmaker-nya itu," tutur Amelia Hapsari, program director dari 'Good Pitch2' yang baru diadakan pertama kali di Asia Tenggara itu.
Alhasil, terpilihlah empat dokumenter yang dipresentasikan di hadapan para panelis dan menghasilkan banyak sekali jalinan kerja sama dari berbagai pihak.
ADVERTISEMENT
"Pastinya memilih film yang paling kuat dan kualitasnya pasti akan baik. Karena kalau kita sendiri tidak yakin dengan kualitasnya, bagaimana kita mengajak orang untuk ikut ber-partner? Jadi, kita harus yakin dulu dengan kualitasnya," lanjut Amelia.
Setiap film dokumenter yang diproduksi, pasti memiliki satu tujuan untuk menghasilkan dampak yang besar. Ambil contoh film 'Audio Perpetua' asal Singapura.
Film itu bertujuan untuk meningkatkan kesadaran pemerintah, organisasi non-profit, hingga pihak swasta akan kesempatan kerja untuk kaum tunanetra.
Para produser dan sutradaranya, yaitu Melanie Entuna dan Ivy Baldoza, ingin para difabel itu mendapatkan akses teknologi yang canggih, agar memudahkan para tunanetra dalam belajar. Komitmen itulah yang dicari para penggerak perubahan sehingga bersedia untuk bekerja sama.
ADVERTISEMENT
Kerja sama ini tentu tidak berlangsung singkat. Dampak yang ingin dirasakan tidak dapat muncul secara instan dan cepat. Butuh bertahun-tahun agar tercipta perubahan sistem. Di sinilah tugas 'Good Pitch2' dan para partner untuk terus mempromosikan proyek dokumenter tersebut.
"Kita tujuannya dampak. Jadi, kita promosikan dengan ber-partner sebanyak mungkin dengan para penggerak perubahan selama beberapa tahun, supaya dampaknya mulai terasa," ujar Amel.