Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Proses pemakaman pendiri Warkop, Rudy Badil , dilaksanakan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Sabtu (13/7). Jenazah tiba di lokasi pemakaman sekitar pukul 10.21 WIB.
ADVERTISEMENT
Ibadah pemakaman berlangsung penuh haru. Pantauan kumparan di lokasi, para pelayat yang hadir tak kuasa menitikkan air mata. Sementara itu, putra sematawayang Rudy, Banu Adikara, duduk sambil memegang foto mendiang ayahnya.
Usai mendengar Firman Tuhan, prosesi pemakaman dilanjutkan dengan penurunan peti ke liang lahat. Kemudian anggota keluarga beserta pelayat yang hadir dipersilakan memberikan penghormatan terakhir dengan menaburkan bunga ke dalam liang lahat.
Bendera Mapala Universitas Indonesia diletakkan di atas makam Rudy Badil. Teman-teman seperjuangan, termasuk para juniornya turut memberikan kata sambutan. Mereka mengenang sosok Rudy Badil semasa hidup.
Banu Adikara pun turut memberikan sambutan. Ia mengatakan bahwa sang ayah mendidiknya dengan keras. Namun, di balik semua itu ada nasihat dari ayahnya yang diingat.
ADVERTISEMENT
"Saya ingat suatu malam bapak saya bilang sama saya. 'Kamu enggak apa-apa sakit hati sama bapak. Tapi percayalah, omongan keras bapak suatu saat akan berguna dan kamu akan berterima kasih kalau bapak enggak ada nanti'," ujar Banu.
"Rudy Badil memang sudah tidak ada, bapak saya memang sudah tidak ada. Tapi ide-idenya tetep ada dan sekarang giliran kita untuk meneruskan legacy-nya dia. Selamat istirahat bapak, yang tenang di sana. Jangan marah-marah lagi," lanjutnya.
Banu menuturkan bahwa sang ayah sempat jatuh di kamar mandi. Setelah itu, Rudy langsung dilarikan ke RS Pondok Indah Bintaro. Kemudian, beralih ke rumah sakit Hermina Depok, Jawa Barat, hingga akhirnya tutup usia.
ADVERTISEMENT
Jenazah disemayamkan di Rumah Duka Dharmais, Jakarta Barat, sebelum akhirnya dimakamkan.