news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Lambe Turah, Medsos, dan Perannya dalam Setting-an Artis

9 Maret 2019 11:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi settingan artis. Foto: Fitra Andrianto dan Putri Sarah Arifira/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi settingan artis. Foto: Fitra Andrianto dan Putri Sarah Arifira/kumparan
ADVERTISEMENT
Media sosial kini sangat dekat dengan kehidupan masyarakat. Tak cuma bermanfaat untuk menjalin relasi dengan banyak orang maupun mengabadikan momen keseharian, ia juga bermanfaat sebagai sarana pemberitaan.
ADVERTISEMENT
Media sosial juga bisa mengubah nasib seseorang, dari yang sebelumnya tidak dikenal, kemudian menjadi bahan pembicaraan usai karyanya viral.
Dalam praktik setting-an artis, media sosial juga memiliki peranan besar. Jika selama ini media massa, seperti media online, cetak dan televisi; dalam hal ini infotainment selalu jadi andalan dalam publikasi, namun sejak era media sosial semuanya berubah. Media massa tidak lagi jadi satu-satunya alat dalam meningkatkan popularitas atau perhatian publik.
Itulah kenapa kemudian banyak bermunculan akun-akun gosip seperti Lambe_Turah dan lainnya.
Ilustrasi media sosial Foto: Pixabay
A, seorang konsultan kreatif dalam setting-an artis yang tak mau namanya diungkap, mengamini hal tersebut. Menurut A, sebelum ramai media sosial, media massa adalah satu-satunya alat untuk mendongrak popularitas dari segi pemberitaan.
ADVERTISEMENT
"Tapi sekarang dengan adanya media sosial, jadi lebih mudah untuk menciptakan gimik itu sendiri. Karena sekarang kan hampir bisa dibilang kalau lo mau masuk TV, TV akan mencari konten di sosial media. Asal lo viral, walaupun lo enggak terkenal, pasti akan dipanggil TV," ujar A.
Dengan adanya media sosial itu pula, konsep setting-an artis pun berubah. Jika dulu pose-pose seksi paling efektif dalam memperkenalkan seorang calon artis, namun kini tidak lagi. Konsep-konsep seperti itu sudah ditinggalkan. Karena di media sosial, menurut A, pose-pose seksi sudah banyak berseliweran.
Selain itu juga, banyak calon artis yang sebenarnya risih dengan konsep seperti itu. "Perubahan lainnya, sejak ada media sosial mungkin biaya yang dikeluarkan tidak terlalu besar," ujar A.
ADVERTISEMENT
Hal senada dikatakan Eminensi, seorang konsultan kreatif artis. Menurutnya, keberadaan media sosial saat ini sangat membantu dalam publikasi.
"Kalau memang artis yang kita buat konsep dia deket dengan seseorang, kita bisa kerja sama. Kirimin fotonya, kasih ke akun gosip dan akhirnya jadi viral di media sosial," kata dia.
Namun, Emi mengatakan, konsep yang dilakukan dalam memanfaatkan akun gosip tidak lagi hanya sekadar pacaran antara si A atau B. Skenarionya harus dirancang agar sulit ditebak orang.
"Kalau si A lagi pacaran sama B, orang sekarang udah pintar, setting-an nih, orang udah ngebaca," kata dia.
Nanda Persada. Foto: Munady Widjaja/kumparan
Ketua Ikatan Manajer Artis Indonesia (Imarindo), Nanda Persada, mengamini hal itu. Kini media sosial menjadi wadah yang efektif untuk meningkatkan popularitas seseorang.
ADVERTISEMENT
Ya, contohnya itu tadi, seseorang bisa dengan mudahnya menjadi sorotan setelah viral di media sosial. Kondisi ini jelas berbeda ketika media sosial belum menjamah masyarakat. Dulu, menurut Nanda, seseorang jika ingin terkenal harus mempunyai prestasi dan karya yang mampu menarik hati publik.
“Di era digital ini, ketika nobody (seseorang yang tidak dikenal) membawa karya yang viral, itu otomatis cepat popular,” kata Nanda saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Selatan.
Namun, popularitas yang diraih secara instan terkadang hanya bertahan untuk sementara waktu. Karena itu, seseorang yang sudah terkenal namanya di publik mesti mencari cara untuk mempertahankan eksistensinya. Jangan sampai, jerih payahnya mengangkat karier dari nol malah sia-sia.
Ilustrasi Viral Foto: Pixabay
Selain menghasilkan karya yang disukai masyarakat, tak jarang ada artis yang melakukan gimik maupun setting-an. Bahkan, Nanda menyebut ada artis yang sengaja mengumbar hal-hal kontroversial. Hasilnya sudah tentu efektif, karena ia akhirnya menjadi perbincangan di masyarakat. Namun, di sisi lain, stigma negatif melekat di dirinya.
ADVERTISEMENT
Di sinilah muncul sebuah kontradiksi. Ketika seseorang melakukan kontroversi dan mendapat image negatif, ia malah memperoleh keuntungan.
“Sekarang era medsos, ketika seseorang melakukan kontroversi dan (mendapat) image negatif, citranya buruk, tetap akan banyak produk yang menggunakan dia. Faktanya, ketika dia menjadi bad person, dapat image negatif, malah banyak job,” tutur Nanda.
Ilustrasi syuting. Foto: Shutter stock
Berkaca pada hal itu, Nanda menilai media sosial, termasuk akun gosip, begitu berpengaruh untuk menaikkan pamor seorang artis. Terlebih, jika cerita tentang artis tersebut masuk ke akun gosip kemudian menjadi pemberitaan.
“Akun gosip itu sudah menjadi seperti infotainment dengan media baru, yaitu media sosial,” ujar Nanda.
Menurut Nanda, merupakan hal lumrah bila seorang artis meminta bantuan ekspos pemberitaan kepada akun gosip. “Sah-sah aja, sama seperti infotainment dibuat gimik tertentu untuk populer. Itu salah satu strategi,” kata Nanda.
ADVERTISEMENT
Yang pasti, bantuan itu tentu tidak diberikan secara cuma-cuma. Artis tersebut harus mengeluarkan dana yang jumlahnya tak sedikit.
“Bukan cuma akun gosip, tapi juga akun-akun Instagram lain yang terkenal sampai humor, itu mereka punya rate. Jangan main-main ini udah jadi industri. Ini (salah satu akun) rate-nya bisa sampai dua digit yang saya dengar,” ucap Nanda.
Media sosial Foto: Thinkstock
Keterangan Nanda diakui oleh seorang sumber kumparan di balik akun gosip Lambe Turah. Ia membenarkan artis tak jarang meminta tolong kepada akun gosip demi kepentingan pemberitaan.
“Banyak juga teman-teman artis yang merasa perlu Lambe. Bahkan, ada banyak DM artis, menghubungi minta dibantu untuk mengklarifikasi isu, kasus, atau memberitakan dirinya. Di-support sama Lambe,” ucapnya dengan lugas.
ADVERTISEMENT
Meski bersedia membantu para artis, ia menyatakan, Lambe Turah tak sembarangan menerima setting-an. Mereka punya batasan-batasan mana yang layak untuk naik dan tidak.
“Lambe tidak mau menerima setting-an yang membodohi masyarakat, contohnya kayak kasus perseteruan, saling melaporkan atau ala-ala prank. Itu enggak ditanggapi biasanya,” kata dia.
Lambe Turah juga bekerja secara hati-hati ketika mendapat sebuah informasi. Mereka tak serta merta langsung mempublikasikannya kepada masyarakat.
Setelah memperoleh informasi, pihak Lambe Turah biasanya mengecek dahulu kebenaran informasi tersebut. Mereka mencari data pendukung guna memastikan informasi yang diterima benar adanya.
Ilustrasi admin media sosial. Foto: Pixabay
Lambe Turah memiliki banyak sumber untuk memperoleh informasi mengenai berbagai hal di dunia gosip. Mulai dari orang terdekat artis yang ingin dinaikkan beritanya, hingga netizen yang mengirimkan direct message ke Instagram Lambe.
ADVERTISEMENT
“Sekarang mungkin eranya sosmed itu sharing. Orang suka untuk memberikan info yang dianggap mereka menarik di-share,” ucapnya.
Meski dikenal sebagai akun gosip, hal yang diangkat oleh Lambe Turah tidak melulu berkaitan dengan gosip para artis. Tapi, ada juga informasi lain yang mereka berikan.
“Kalau dilihat di-timeline unggahannya banyak promo film, musik, kabar bahagia artis. Kalau dulu dianggap sebagai mungkin media memberitakan gosip artis melulu, kalau sekarang udah enggak,” tutupnya.
Story mengenai setting-an artis bisa disimak di Konten Spesial kumparan: Drama Setting-an Artis.