Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Mari Menari Bersama di Jakarta Dance Carnival 2017!
6 Mei 2017 18:40 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Tahun ini, Jakarta Dance Carnival (JDC 2017) kembali dibuka. Acara yang sudah berjalan tiga kali selama tiga tahun berturut-turut ini mengusung tema 'Dance With Me'. JDC 2017 juga menyuguhkan berbagai pameran, mulai dari pameran foto, pameran kostum tari, hingga tutorial make up dance.
ADVERTISEMENT
Berbagai karya foto dari fotografer terkenal seperti Arbain Rambey dan Fendi Siregar turut meramaikan jalannya acara hingga pukul 23.00 WIB hari Sabtu (6/5).
Maharani Pane, salah satu panitia pelaksana perhelatan ini mengatakan, jumlah partisipan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Terbukti saat ini jumlah partisipan tercatat sudah mencapai ratusan.
"Dulu belum sebanyak ini, baru sekitar 50 komunitas, 500 penari. Lama-lama, dari tahun ke tahun meningkat dari cuma 50 menjadi 80 dan sekarang pun sudah menyentuh 100 lebih dengan 1.500 penari yang menari di sini. Seperti lebarannya orang-orang tari aja lah, ini," jelas Maharani.
Melihat serunya acara ini, kumparan (kumparan.com) berkesempatan untuk mewawancarai salah satu dari pencetus acara tersebut.
Adalah Hartati, alumnus jurusan tari IKJ angkatan '86 yang memiliki kesadaran akan pentingnya seni yang merupakan salah satu bidang yang tak boleh ditinggalkan dalam kehidupan.
ADVERTISEMENT
Semua berawal dari obrolan dan diskusi seputar tari. Bersama keempat temannya, Hartati mengaku sering berdiskusi dengan masyarakat hingga mendatangi beberapa sekolah.
Baca juga:
"Tapi kita enggak pernah berbuat apa-apa. Kalau kita bikin sesuatu, bisa seperti perhatian kita kepada dunia tari," kenangnya.
Tari dipilih karena merepresentasikan pluralisme yang ada dalam masyarakat, khusunya di Jakarta. Beragam tari (di Jakarta) kata Hartati, berkembang cukup pesat dan memiliki jenis yang bermacam-macam.
Kendati banyak tarian di Jakarta, jarang ada tempat untuk berkumpul dan beramai-ramai mengekspresikan diriya di muka umum.
ADVERTISEMENT
"Mereka kan, sudah berlatih di komunitas mereka. Tapi, bingung tempat mengekspresikannya di mana," kata Hartati ketika ditemui di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat.
Dengan adanya wadah ini, Hartati berharap JDC 2017 dapat membawa arus positif bagi kemajuan dan perkembangan dunia tari, khususnya di Jakarta.
"Ini ruang saja, (untuk) show off, untuk mereka berkreasi. Tahun ini, kita menyarankan mereka punya karya sendiri dari komunitas," sambungnya.
Beragam tari yang mengikuti perhelatan ini begitu lengkap. Ada khas Jawa, Bali, Betawi, dan lain-lain. Ada pula tari hip-hop dan beberapa tari kontemporer lainnya.
Hartati kembali melanjutkan, tak menutup kemungkinan jika nantinya ada berbagai kerjasama dengan beberapa pihak untuk mengembangkan seni tari ini. Ia mengaku pernah beraudiensi dengan pihak kementerian pendidikan dan kebudayaan. Namun hingga saat ini, belum ada tanggapan lebih lanjut mengenai hal tersebut.
ADVERTISEMENT
"Sebenarnya mau ada perhatian belakangan, enggak masalah. Yang penting, kita lakukan dulu. Kita enggak berharap siapa yang datang pokoknya semua komunitas bisa, kita organisir mereka ke dalam program kita," imbuhnya.
Disamping acara yang tak hanya menarik, pesan pendidikan seni juga disampaikan dalam kesempatan ini secara tersirat. Jika pemerintah ingin membangun karakter bangsa, Hartati mengatakan bahwa seni harus dapat berdampingan dengan ilmu-ilmu lainnya layaknya matematika dan sains.
"Kalau visi misi Kemdikbud adalah membangun dan membentuk karakter generasi bangsa, membentuk itu tak selesai hanya sains dan matematika. Seni kalau di-combine, saya yakin manusianya pasti punya karakter yang bagus," pungkasnya.