Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Saat ini, ada dua perusahaan besar yang mengerjakan film-film adaptasi Marvel Comics, Disney dan Fox. Tahun ini, Disney menutup fase ketiga MCU dengan film 'Spider-Man: Far From Home', sedangkan Fox telah menutup franchise film 'X-Men' dengan film 'Dark Phoenix'.
ADVERTISEMENT
Karena itu, mari bandingkan seperti apa pendapatan dan rating yang didapat dari film-film Marvel Comics keluaran kedua perusahaan tersebut. Nyatanya, Disney kini memang berjaya, namun Fox pun pernah berada di posisi puncak meski kini, Fox sudah diakuisisi oleh Disney.
Marvel Comics sejak dahulu terkenal berkat tim superhero mutan 'X-Men'. Tokoh lain yang tidak menjadi bagian dari X-Men selalu dinilai sebagai superhero kelas B alias kurang terkenal.
Karena Fox memiliki lisensi dari tokoh-tokoh X-Men, Disney yang tengah mengembangkan Marvel Studios harus mencari tokoh lain. Iron Man pun menjadi pilihan pertama. Sempat hendak diperankan oleh Nicholas Cage dan Tom Cruise, pilihan pun jatuh pada Robert Downey Jr. untuk memerankan tokoh Tony Stark/Iron Man di film 'Iron Man' (2008).
ADVERTISEMENT
Dengan biaya produksi Rp 1,9 triliun, ternyata film 'Iron Man' amat dicintai dan berhasil meraup untung hingga Rp 8,3 triliun. Berkat akting Robert Downey Jr. yang diapresiasi oleh fans dan kritikus, film ini pun mendapat rating 93 persen dari Rotten Tomatoes.
Sukses dengan Iron Man, Disney pun menggarap 'The Incredible Hulk' (2008) dan kala itu, Edward Norton-lah yang terpilih untuk memerankan tokoh Bruce Banner/Hulk. Alur cerita yang dinilai kurang menarik akhirnya membuat film ini hanya meraup untung Rp 3,7 triliun dan rating 67 persen di Rotten Tomatoes.
Enggan bermain api, Disney pun bermain aman dengan merilis 'Iron Man 2' pada 2010 yang nyatanya untung hingga Rp 3,7 triliun serta rating 74 persen di Rotten Tomatoes. Keberhasilan ini membuat Disney berani untuk merilis tiga film sekaligus, yakni 'Thor', 'Captain America: The First Avenger', dan 'The Avengers' pada 2011. Semua film itu, terlebih 'The Avengers' diapresiasi dengan baik oleh pecinta film di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Ingin merangkum tokoh Iron Man sebagai trilogi, 'Iron Man 3' pun dirilis pada 2013, hampir bersamaan dengan sequel 'Thor' yang bertajuk 'Thor: The Dark World'. Film 'Iron Man 3' mendapat untung besar dan rating 79 persen, namun 'Thor: The Dark World' yang juga mendulang untung dinilai memiliki alur cerita dan penokohan yang membosankan sehingga hanya memperoleh rating 66 persen dari Rotten Tomatoes.
Meski tetap merilis 'Avengers: Age of Ultron' pada 2014, Disney sadar bahwa fans mulai bosan dengan kisah para jagoan di The Avengers, Iron Man, Thor, Captain America, Hulk, Black Widow, dan Hawkeye. Akhirnya, mereka juga merilis 'Guardians of the Galaxy' pada 2014.
Dengan kisah yang lebih ringan dan penuh humor, film itu berhasil mendapat untung hingga Rp 11 triliun dan rating 91 persen. Formula cerita dan penokohan serupa akhirnya dipergunakan lagi untuk film 'Ant Man' (2015) yang mendapat rating tinggi, namun dengan penghasilan tak seberapa, yakni Rp 7,4 triliun.
ADVERTISEMENT
Pada 2016, Disney sekali lagi merombak formula dalam mencipta film-film MCU dengan cara mempersatukan superhero lama dan baru di film 'Captain America: Civil War' (2016). Film ini mendapat rating yang tinggi, seperti 'Ant Man', juga pendapatan besar, seperti 'Guardians of the Galaxy'.
Menyilangkan antara film superhero lama dan baru akhirnya jadi formula terbaik dari Disney. Buktinya, ketika tokoh baru muncul di film 'Dr. Strange' (2016), fans merasa senang dan rating pun melambung. Ketika fans ingin agar Disney segera merilis film Spider-Man dan Black Panther yang notabene merupakan tokoh baru di MCU, justru film 'Guardians of the Galaxy Vol. 2' terlebih dahulu dirilis pada 2017.
Untuk menutup tiga fase pertama MCU, dirilislah 'Avengers: Infinity War (2018) disambut dengan 'Ant Man and Wasp' (2018) dan 'Captain Marvel' (2019). Halaman terakhir pun bisa diisi dengan 'Avengers: Endgame' (2019)' yang amat epik karena mempertemukan semua jagoan, mulai dari The Avengers hingga Guardians of the Galaxy.
ADVERTISEMENT
Film tersebut berhasil mendapat rating 94 persen dan untung Rp 39 triliun, hampir menyamai 'Avatar' (2009) yang memegang rekor sebagai film box office terlaris sepanjang masa. Dengan semua kesuksesan tersebut, jangan heran jika 'Spider-Man: Far From Home' yang akan rilis dalam waktu dekat akan memperoleh hasil serupa.
Sebelum Disney berhasil membangun kerajaan superhero bersama MCU, Fox sudah terlebih dahulu mengembangkan film adaptasi dari Marvel Comics. Kala itu, Fox amat diuntungkan karena memiliki lisensi untuk superhero-superhero X-Men yang sudah tenar sejak era '90-an berkat serial animasinya.
Pada tahun 2000, film 'X-Men' rilis dan deretan cast yang ada pun tidak main-main. Ada dua aktor legendaris Inggris, Sir. Ian McKellen dan Patrick Stewart, yang masing-masing berperan sebagai Magneto dan Professor X. Juga, aktor-aktor muda berbakat (saat itu), Hugh Jackman sebagai Wolverine, Halle Berry sebagai Storm, dan James Marsden sebagai Cyclops.
ADVERTISEMENT
Film ini berhasil meraup untung hingga Rp 4,1 triliun dan rating 81 persen di Rotten Tomatoes. Karena itu, Fox berani membuat sequel bertajuk 'X 2' pada 2003 bersamaan dengan 'Daredevil'. Ya, film 'X2' memang berhasil mendapat rating 83 persen, namun rating 'Daredevil' sangat jeblok, yakni 44 persen.
Saat inilah, Fox mulai salah langkah dan bertindak gegabah. Sudah tahu tokoh Daredevil kalah pamor dari 'X2', Fox justru menggarap spin-off film 'Daredevil' yang bertajuk 'Elektra' pada 2005. Benar saja, Rotten Tomatoes memberi rating 11 persen dan untuk urusan penghasilan? Film 'Elektra' hanya memperoleh Rp 799 miliar dari modal Rp 928 miliar.
Alih-alih langsung membuat film lanjutan dari tokoh-tokoh X-Men, Fox 'salah langkah lagi' dengan merilis film 'Fantastic Four' (2005) yang hanya memperoleh rating 27 persen. Namun, film ini memang meraup untung Rp 4,7 triliun dan itu jadi modal yang baik untuk mulai menggarap 'X-Men: The Last Stand' (2006). Toh, Fox hanya perlu memperbaiki alur cerita untuk mendapat rating yang lebih baik, bukan?
ADVERTISEMENT
Tidak! Alur cerita di film 'X-Men: The Last Stand' sangat klise, konyol, terasa dipaksakan, dan sama sekali tidak mirip seperti versi komik. Alhasil, film ini hanya mendapat rating 57 persen, lebih buruk dari dua film pendahulunya.
Kegagalan film tersebut berlanjut hingga 'Fantastic Four: Rise of the Silver Surfer' (2007) dan 'X-Men Origins: Wolverine' (2009) yang sama-sama mendapat rating 37 persen dari Rotten Tomatoes. Penghasilan adaptasi film Marvel Comics buatan Fox pun kian merosot karena kesuksesan Disney bersama 'Iron Man' (2008).
Fox pun berusaha me-rebrand X-Men dan Fantastic Four sejak 2011 melalui film-film, seperti 'X-Men: First Class' (2011), 'The Wolverine' (2013), 'X-Men: Days of Future Past' (2014), reboot 'Fantastic Four' (2015), dan 'X-Men: Apocalypse' (2016). Sebenarnya dari segi adegan laga, film-film itu tergolong bagus. Namun, fans terus mempermasalahkan kebijakan Fox yang membuat semua tokoh terlihat sama sekali tidak mirip seperti versi komik.
ADVERTISEMENT
Fox baru berhasil memuaskan keinginan fans lewat film 'Deadpool' (2016). Film R-rated ini dicintai, karena tokoh Deadpool (Ryan Reynolds) terlihat memakai kostum yang sama seperti versi komik dan sifatnya yang gemar mengumpat dan berinteraksi dengan penggemar di tengah-tengah adegan tidak diubah.
Film 'Deadpool' mendulang untung hingga Rp 11 triliun dan rating 84 persen dari Rotten Tomatoes. Sekuelnya, 'Deadpool 2' (2018) juga meraup untung besar dan membuat Fox berniat merilis film ketiganya di tahun depan.
Selain tokoh Deadpool, Wolverine juga digambarkan dengan sempurna di film 'Logan' (2017). Film tersebut dikatakan sebagai film spin-off tokoh X-Men terbaik yang pernah dibuat dan Rotten Tomatoes pun menghadiahi Fox dengan rating sebesar 93 persen.
ADVERTISEMENT
Tinggal satu pekerjaan rumah yang harus dibenahi Fox sebelum X-Men beralih ke Disney dan akan bergabung ke MCU, yakni memperbaiki tatanan franchise film 'X-Men' yang terus memburuk setelah 'X-Men: Apocalypse' (2016). Akhirnya, alur cerita 'X-Men: The Last Stand (2006) digodok ulang dan dirilislah film 'Dark Phoenix' (2019).
Film ini nyatanya gagal dan dikabarkan bisa merugi hingga Rp 1 triliun. Jika Disney tahun ini untung besar berkat 'Avengers: Endgame', Fox justru hancur lebur karena film 'Dark Phoenix'.