Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Hijrah tidak hanya dapat diartikan sebagai perpindahan dari satu tempat ke tempat lainnya. Tapi bisa juga dimaknai sebagai proses perjalanan memantapkan diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Sejumlah selebriti Tanah Air juga memutuskan untuk berhijrah. Dua di antaranya ialah Adrian Maulana dan Jody 'Super Bejo'.
Seperti apa proses keduanya dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT. Yuk, mari kita simak ulasan berikut.
1. Awal mula berhijrah
"Harta yang saya kumpulkan selama bertahun-tahun hilang hanya dalam hitungan tiga puluh menit saja. Dari mulai uang, emas, koleksi jam tangan, kemudian koleksi barang-barang mahal, peninggalan dari orang tua, mertua, nenek dan lain sebagainya itu lenyap dalam waktu yang sangat singkat," kata Adrian.
ADVERTISEMENT
"Dari situ saya berpikir, kenapa ya, kayaknya saya merasa saya sudah punya hubungan yang baik dengan banyak orang, dengan tetangga-tetangga, kenapa Allah berikan ujian ini kepada saya? Wah, saya sadar mungkin bisa jadi ada banyak kesalahan yang saya lakukan sebelumnya, makanya Allah memberikan teguran kepada saya melalui ini," imbuhnya.
Adrian mengaku bahwa saat itu dirinya sangat cinta dengan duniawi. Sehingga, pria 41 tahun ini menjadi agak lalai dan melupakan Sang Maha Pemberi.
Sementara itu, Jody 'Super Bejo' mulai berhijrah sekitar tahun 2016. Alasannya berhijrah karena serangan jantung yang ia alami. Pria 49 tahun ini mengaku sempat berburuk sangka kepada Allah karena mendapat 'nikmat' berupa serangan jantung. Padahal, ia sebelumnya telah menyediakan musala saat menggelar event otomotif di kawasan GBK, Senayan.
ADVERTISEMENT
"Musala 'kan mulia untuk pengunjung orang bisa salat, bisa ngaji dan penuh banget tuh, event-nya. Malah hadiahnya dikasih serangan jantung," kata Jody.
Setelah beragam upaya dilakukan untuk menyembuhkan penyakit jantungnya, Jody kemudian disarankan oleh istrinya agar melaksanakan salat tahajud selama 40 hari. Padahal, ia selama ini tidak pernah melakukan hal itu.
"Enggak harus tiap malam, tapi 40 kali selama 2 bulan, seumur hidup kagak pernah tahajud. Lucu itu tahajudnya waktu awal-awal, pindah-pindah biar ingat rakaatnya, kalau enggak pindah biasanya lupa," tuturnya.
2. Dicibir teman
Selama proses hijrah, Adrian Maulana sempat beberapa kali dicibir oleh temannya. Sebab, menurutnya, teman-temannya telah mengetahui latar belakangnya selama berkecimpung di dunia hiburan.
Pemain sinetron 'Tersayang' ini menyebut teman-temannya seharusnya tidak mencibir dirinya. Hal ini lantaran keputusan untuk berhijrah merupakan sesuatu yang positif.
ADVERTISEMENT
"Kenapa untuk orang mengajak ke arah kebaikan, kok, malah dicibir seperti itu. Itu yang malah lucu. Pada saat orang-orang itu belum berhijrah, teman-teman malah diam saja, tapi pada saat dia mulai berhijrah, ngaji, malah dinyinyirin," ucap Adrian.
Hal serupa dialami oleh Jody 'Super Bejo'. Dalam sejumlah grup WhatsApp, ia sering dianggap oleh teman-temannya sebagai orang yang menjengkelkan saat awal-awal mulai berhijrah.
"Siapa sih yang enggak kenal Edwin Jody, dulunya kayak gimana sih, pasti 'kan mereka sempat kaget, kok begini sih nih orang, dengan tampilannya yang begini, kayaknya enggak deh," kata Jody.
Kendati demikian, ia mengatakan seiring berjalannya waktu mereka akhirnya dapat memahami perubahan di diri Jody. "Kita tunjukkan kita ini siapa, mereka akhirnya bisa mengerti," ucap Jody.
ADVERTISEMENT
3. Meninggalkan hal duniawi
Selama kurang lebih 20 tahun berkecimpung di dunia hiburan, Adrian Maulana mengaku bahwa ia sangat bergantung pada manusia dan orang lain. Akibat ketergantungan terhadap manusia terkadang menimbulkan kekecewaan dalam dirinya.
"Karena kita pikir, rezeki kita dari produser film, dari Production House, sehingga yang lebih kita upayakan untuk didekati, ya mereka. Datang ke kantornya telepon, ngajakin makan, pikirannya begitu. Bukan yang mendekatnya kepada Allah. Tapi ternyata akhirnya kita sering kali dikecewakan (oleh manusia)," kata Adrian.
"Gimana untuk memenuhi kebutuhan hidup, karena bersandarnya kepada manusia. Dan saya demi Allah sudah merasakan nyender sama manusia lebih sering kecewanya. Tapi kalau kita bersandarnya kepada Allah, Allah akan menggerakkan dari arah yang tidak kita duga-duga," tambahnya.
Sementara Jody saat memutuskan untuk berhijrah, masih dihinggapi oleh cicilan rumah dan mobil yang belum juga terselesaikan. Usai melakukan musyawarah dengan keluarganya, ia kemudian mantap untuk menjual rumah hingga mobilnya. Usai menjualnya, kondisi hati Jody semakin nyaman.
ADVERTISEMENT
"Begitu ini dijual segala macam, mau tidur jam berapa aja cuy, aman nyaman banget. Besoknya bangun wah kagak ada email lagi, insyallah. Jadi hidup tanpa riba itu luar biasa," katanya.
4. Mendapatkan rezeki yang tidak disangka-sangka
Usai membulatkan tekad untuk tetap berada di jalur hijrah, pemain sinetron 'Lupus Millenia' itu mengaku banyak mendapatkan berkah yang tidak diduga-duga. Salah satu contohnya yakni menjadi bos di salah satu perusahaan asal Inggris yang berkantor di Jakarta.
"Tapi siapa yang menyangka saya bisa bergabung di perusahaan manajemen investasi ternama di Indonesia asal Inggris yang usianya sudah 215 tahun, yang artinya saya sudah sangat tercukupi dalam urusan penghasilan," kata Adrian Maulana.
Hal yang sama juga dirasakan oleh Jody 'Super Bejo'. Pemain film 'Rindu Purnama' tersebut usai berhijrah malah mendapatkan kesempatan untuk berangkat umrah.
ADVERTISEMENT
"Makanya umrah yang kemarin malah, ya Masyaallah, ninggalin duit, kagak sama orang rumah, saya berangkat apa adanya dan saya pikir entar makan pasti ada, malah bawa duit enggak tahu dari mana, tiba-tiba ada yang ngasih aja dan alhamdulilah," jelasnya.
"Makanya ini kadarullah, makanya kalau kita mencari ridanya Allah, insyaallah Allah akan memberikan banyak banget nikmat. Bukan masalah duitnya karena Allah itu akan memberikan tidak sesuai dengan kepentingan kita, keperluan kita, tapi kebutuhan kita. Itu yang perlu digarisbawahi," imbuhnya menjelaskan.
5. Mengikuti sejumlah kajian
ADVERTISEMENT
"Jangan lupa untuk terus belajar. Belajar kalau bisa jangan hanya ke satu guru, tapi ke banyak guru, supaya wawasan kita terbuka. Islam ini kan masyaallah, banyak ragamnya, penafsiran juga beragam. hendaknya kita coba mengkaji ke beberapa (guru) supaya kita bisa memiliki pandangan yang juga cukup banyak. terus kita ikutin hati nurani kita. mana yang kira-kira sangat berkenan di hati," ungkapnya.
Begitu pula dengan Jody. Selama proses berhijrah, ia sering mengikuti kajian. Tak jarang, ia juga mencurahkan segala sesuatu kepada ustaz agar mendapatkan kekuatan supaya kian mantap dalam berproses menjadi pribadi yang lebih baik.
Salah satu yang dilakukannya dengan bertanya kepada ustaz perihal tato yang menghiasi bagian tubuhnya.
"Jody sempat nanya juga ke ustaz Khalid Basalamah, sama ustaz Adi Hidayat. 'Staz, ana gimana nih, ana banyak tato gini...gini.' Dua-duanya sama bilangnya 'Antum tahu enggak ceritanya Umar sahabat Rasul yang dulunya parah banget dan menjadi tangan kanannya rasul, bahkan makamnya pun di sebelah makam Rasulullah, jadi antum ini belum seberapa.' Mereka dua-duanya bilang seperti itu," kata Jody bercerita soal tato.
ADVERTISEMENT
"Jadi saya pikir, enggak usah dipikirin lagi masa lalu, ya sudah karena Islam itu benar-benar melihat yang kedepannya seperti apa, ya udah kita jalanin aja. Jadi, Islam itu melihat yang masa sekarang dan masa yang akan datang," pungkasnya.