Mengenang Vokalis Roxette, Marie Fredriksson

11 Desember 2019 15:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Marie Fredriksson. Foto: PATRIK STOLLARZ / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Marie Fredriksson. Foto: PATRIK STOLLARZ / AFP
ADVERTISEMENT
Vokalis Roxette, Marie Fredriksson, meninggal dunia pada 9 Desember lalu. Pelantun lagu ‘Fading Like a Flower’ itu meninggal dunia dalam usia 61 tahun, setelah berjuang melawan penyakit tumor otak yang telah diidapnya selama 17 tahun.
ADVERTISEMENT
Sebelum mengembuskan napas terakhir, Marie Fredriksson telah menelurkan cukup banyak karya. Dia mengawali kariernya di dunia musik dengan bergabung bersama komunitas musik indie lokal di Halmstad, Swedia.
Kemudian, Marie Fredriksson bergabung dengan grup musik punk bernama Strul pada 1978. Sayangnya, grup musik tersebut tak bertahan lama. Setelah dibubarkan, dia membuat proyek bernama MaMas Barn.
Marie Fredriksson (kiri) dan Per Gessle dari band Swedia Roxette. Foto: MICHAEL SOHN / POOL / AFP
Proyek itu pun berumur pendek. Namun, karier Marie Fredriksson tak berhenti sampai di situ. Dia memilih untuk menjadi solois. Pada 1984, dia merilis album perdananya yang bertajuk ‘Het vind’.
Suatu hari, Rolf Nygren selaku managing director EMI, label yang menaungi Fredriksson dan Per Gessle, menyarankan Gessle untuk menerjemahkan salah satu lagu berbahasa Swedianya ke bahasa Inggris.
ADVERTISEMENT
Hasilnya, lagu ‘Neverending Love’ dirilis. Lagu tersebut dinyanyikan oleh Fredriksson dan Gessel. Dari situ lah awal mula Roxette terbentuk. ‘Pearls of Passion’ (1986) menjadi album pertama mereka.
Album tersebut berhasil meraih kesuksesan dan terjual lebih dari 200 ribu kopi. Sayangnya, hal tersebut belum cukup untuk memuat mereka masuk ke tangga lagu internasional.
Marie Fredriksson. Foto: PATRIK STOLLARZ / AFP
Tanpa diduga, single ‘The Look’ yang berasal dari album kedua Roxette yang bertajuk ‘Look Sharp!’, berhasil masuk ke tangga lagu Billboard Hot 100. Masih di album yang sama, lagu ‘Listen to Your Heart’ dan ‘Dangerous' pun sukses di pasaran.
Roxette menyanyikan lagu ‘It Must Have Been Love’ yang menjadi salah satu soundtrack film ‘Pretty Woman’. Lagu tersebut menjadi salah satu single Roxette yang paling sukses.
ADVERTISEMENT
Selama berkarier di dunia musik, Fredriksson berhasil membawa pulang beberapa penghargaan, di antaranya adalah ‘Pop/Rock – Female’ dan Artist of the Year dari Swedish Grammy Awards.
Pada 11 September 2002, pelantun lagu ‘Joyride’ ini merasa tubuhnya kurang sehat setelah jogging bersama suaminya, Mikael Bolyos. Kemudian, dia jatuh pingsan di kamar mandi dan mengalami kejang.
Fredriksson langsung dilarikan ke rumah sakit. Setelah diperiksa, ternyata dia memiliki tumor otak di bagian belakang kepalanya. Untuk memulihkan kondisinya, ia menjalani operasi, kemoterapi, dan pengobatan radiasi.
Meski jatuh sakit, Fredriksson tak ingin berhenti berkarya. Dia menggandeng sang suami untuk mengerjakan album studionya yang berjudul ‘The Change’, sebagai bentuk terapi di studio rumah mereka di Djursholm, Swedia.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, Fredriksson kembali aktif berkecimpung di dunia musik. Dia tampil bersama Roxette dan mengikuti tur. Sayangnya, dia tidak bisa ikut di semua tur karena alasan kesehatannya.
“Semua show dan kenangan setelah bertahun-tahun, akan menjadi bagian hidupku. Aku bangga dan bersyukur bisa kembali di 2009 setelah mengidap penyakit parah dan untuk membawa Roxette keliling dunia beberapa kali lagi,” ucap Fredriksson dikutip dari Billboard.
Tiga lagu terakhir yang dirilis oleh Fredriksson sebelum akhirnya dia tutup usia adalah ‘Alone Again’ dan ‘I Wan’t to Go’ pada 2017, serta ‘Sing Me a Song’ pada 2018.