Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Perhelatan 'Jazz Gunung Ijen 2019' di Banyuwangi, Sabtu (21/9) malam, terasa spesial. Konser yang berlangsung di lokasi terbuka (amfiteater) kawasan Taman Gandrung Terakota itu, berhasil memadukan musik dan keindahan alam.
ADVERTISEMENT
Amfiteater ini menyuguhkan pemandangan ratusan patung penari Gandrung--tarian khas Banyuwangi--yang tersebar di lahan persawahan di ketinggian 600 meter di atas permukaan laut (mdpl).
"Musik adalah salah satu event yang terus kami garap di antara beraneka atraksi seni budaya lainnya. Musik dan seni telah memiliki panggung yang istimewa di Banyuwangi," kata Bupati Banyuwangi, Azwar Anas.
Tahun ini, 'Jazz Gunung Ijen' menghadirkan Yura Yunita, Tompi, hingga Djaduk Ferianto's Rings of Fire feat Endah Larasati. Melodi-melodi yang mereka nyanyikan mengalun di telinga ribuan pengunjung.
Yura Yunita sebagai penampil pertama, sukses mengajak penonton bergoyang dan mengentakkan kaki bersama, bertepuk tangan seraya ikut bernyanyi. Empat dari delapan lagu yang ia bawakan di antaranya 'Apakah Kamu', 'Kataji', 'Buka Hati', hingga 'Kita Harus Bahagia'.
ADVERTISEMENT
“Ini sangat menyenangkan bisa kembali lagi di Banyuwangi. Dan malam ini sangat membahagiakan bisa bersama dalam kehangatan, dan keharmonisan 'Jazz Gunung Ijen'," kata Yura.
Selain Yura, ada Parkdrive yang memberikan suguhan tak kalah cantik. Duo vokal grup ini memainkan alunan jazz, soul, funk dan RnB, menghangatkan suasana yang mulai beranjak dingin.
Sementara Tompi hadir di penampilan puncak sekaligus yang paling ditunggu. Pelantun 'Menghujam Jantungku' itu memainkan set lagu yang diisi dengan banyak melodi, seperti 'Tak Pernah Setengah Hati', 'Selalu Denganmu', hingga 'Bawa Daku'.
Suasana semakin meriah ketika Tompi menggubah lagu dangdut 'Syantik' ke dalam jazz. Tak lupa, dengan diiringi efek pada warna suaranya sehingga menghasilkan suara yang unik--sesekali mengajak penonton sketching--.
ADVERTISEMENT
Dia juga menyanyikan satu lagu yang diciptakan Gesang Martohartono, Bengawan Solo.
Festival ditutup dengan penampilan Djaduk Ferianto’s Ring of Fire Project feat Endah Laras & Ricad Hutapea, yang menampilkan repertoar lagu Didi Kempot. Tak pelak, suasana di kaki Gunung Ijen itu menjadi 'ambyar'.
Sementara itu, inisiator 'Jazz Gunung Ijen' sekaligus pemilik Jiwa Jawa Resort, Sigit Pramono, menjelaskan, amfiteater ini dibuat untuk mewadahi panggung kesenian Banyuwangi, termasuk konser jazz.
Apalagi, animo pelaku seni dan penikmat seni di Banyuwangi terhadap musik, khususnya jazz, mulai tumbuh.
"Animo menikmati jazz di sini mulai tinggi, ini lantaran Banyuwangi mengusung dua festival jazz setiap tahunnya," tutur Sigit Pramono.
"'Jazz Gunung Ijen' tidak hanya dihadirkan sebagai panggung musik, namun sekaligus untuk mempromosikan destinasi daerah. Selain Kawah Ijen, juga Taman Gandrung Terakota ini," sambungnya.
ADVERTISEMENT