Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Menyandingkan Vidi Aldiano dan Nino 'RAN', Musisi yang Jadi Produser
3 Oktober 2018 18:27 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB

ADVERTISEMENT
Vidi Aldiano dan Anindyo Baskoro alias Nino merupakan sosok yang tidak asing lagi di industri musik Indonesia. Vidi dikenal sebagai solois, sementara Nino adalah salah satu personel RAN.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya dikenal sebagai penyanyi, Vidi dan Nino juga menjadi produser. Mereka berhasil mengorbitkan penyanyi lain di belantika musik Indonesia.
Pertama kita bahas mengenai Vidi Aldiano. Pria berusia 28 tahun ini mengawali kariernya di dunia tarik suara dengan cara mengikuti ajang Indonesian Idol musik ke-3 pada 2006. Saat itu, ia berusia 16 tahun.
“Dimulai dari tahun 2006, saya memulai karier sebagai penyanyi,” kata Vidi.

Pelantun lagu ‘Nuansa Bening’ ini sudah mulai rekaman ketika masuk SMA. Sebab, ia percaya bahwa musik adalah tujuan hidupnya.
“Karena passion saya di musik dan melakukan semuanya secara independen,” ucap Vidi.
Setelah gagal lolos Indonesian Idol, pria kelahiran Jakarta itu membuat album ‘Pelangi di Malam Hari’ pada 2008. Di album itu, ia membawakan lagu ‘Nuansa Bening’ ciptaan Keenan Nasution dan ‘Cinta Jangan Kau Pergi’ milik Sheila Majid. Selain itu, ada single ‘Status Palsu’ yang diciptakan Ipunk Adp.

Album ‘Pelangi di Malam Hari’ dibuat sendiri oleh Vidi. Butuh waktu tiga tahun lebih untuk bisa menghasilkan album tersebut.
ADVERTISEMENT
“Individual sendiri, rekaman di rumah, ngedesain cover album pun sendiri. Tapi alhamdulillah single-nya meledak saat itu,” tutur Vidi.
Selain bersolo karier, Vidi juga mencoba menjadi produser. Pria kelahiran Jakarta itu membantu memproduksi album perdana adiknya, Vadi Akbar, berjudul ‘Berujung Terang’ pada 2015. Saat ini, Vidi tengah mempersiapkan album terbarunya.

Sementara, nama Nino mulai dikenal publik karena bergabung di RAN bersama Rayi Putra Rahardjo dan Astono Handoko. RAN menelurkan album perdana bertajuk ‘Ran For Your life’ pada 2007. Album ini melambungkan nama RAN.
‘Pandangan Pertama’ menjadi hits perdana RAN. Setelah itu, RAN menghasilkan karya-karya lain seperti ‘Selamat Pagi’ dan ‘Dekat di Hati’.
Tidak hanya berkarier di dunia tarik suara, Nino juga menyibukkan diri dengan menjadi penyiar radio. Pria berusia 30 tahun itu menjadi penyiar di Delta FM dalam program pagi bersama Asri Welas.

Awalnya, Nino memang pernah mengikuti ajang pencarian penyiar di tahun 2008. Pada tahun itu, Nino dan RAN tengah gencar-gencarnya mempromosikan album perdananya.
ADVERTISEMENT
Sejak saat itu, Nino berusaha menjadi penyiar dan penyanyi di saat yang bersamaan. Meskipun Nino merasa berat untuk siaran pagi karena dia bukan morning person.
Bahkan, kondisi kesehatannya sempat drop saat awal-awal siaran pagi. Kondisinya yang menurun itu membuatnya terkena penyakit radang tenggorokan.
"Sempat gue dua kali manggung-manggung juga keteteran tuh, kayak radang tenggorokan. Itu kan yang paling gue takutin, kan. Radang tenggorokan dateng sebulan tiga kali. Cuma, so far, setelah enam bulan berjalan, Alhamdulillah, sudah baik-baik saja," tutur Nino.

Tak hanya disibukkan sebagai penyanyi dan penyiar, Nino juga menjalani kesibukan baru sebagai seorang produser musik. Ia tidak sendiri menjalani profesi tersebut, tetapi bersama Lale dan Ilman 'Maliq & D'essentials'.
ADVERTISEMENT
Salah satu penyanyi yang melantunkan lagu ciptaan ketiganya adalah Marion Jola. Jebolan Indonesian Idol 2017 itu menerima penghargaan sebagai 'Penyanyi Pendatang Baru Terbaik' di Anugerah Musik Indonesia 2018.

Menurut Nino, ada perasaan yang berbeda ketika berkarya di depan panggung dan di belakang panggung. Sebagai produser yang bekerja di belakang panggung, Nino bertanggung jawab untuk mengorbitkan musisi yang membawakan karyanya.
“Kalau buat orang lain tuh ada tanggung jawab juga. Di sana, harus nyusun tapak demi tapak yang dilalui sama penyanyi tersebut, Alhamdulillah berbuah manis,” kata Nino.
Melihat sosok Vidi Aldiano dan Nino, di antara keduanya, mana yang menjadi favoritmu?